Le Petit Prince atau yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Pangeran Cilik, merupakan terjemahan dari salah satu sastrawan terkemuka Prancis.
Antoine De Saint-Exupéry adalah seorang sastrawan sekaligus pilot pesawat terbang yang hidup sejak tahun 1900 hingga 1944. Buku ini ia tulis pada saat pengasingannya di Amerika Serikat pada tahun 1941-1943. Buku ini tidak memiliki banyak halaman atau tidak setebal novel pada umumnya.
Novel Le Petit Prince berkisah tentang seorang anak kecil yang berasal dari salah satu planet di antariksa. Anak kecil tersebut kemudian disebut sebagai Pangeran Cilik yang kesepian.
Pada awal bab akan diceritakan tentang seorang pilot yang mengalami nasib malang karena pesawat yang dikemudikannya mogok di tengah gurun pasir. Dalam keadaan yang sulit dan minim air, ia bertemu dengan seorang anak kecil yang memintannya untuk menggambar seekor domba. Tidak hanya itu, ia juga mulai mengajukan beberapa pertanyaan kepada sang pilot. Anak kecil tersebut yang kemudian dijuluki sebagai Pangeran Cilik.
Pangeran Cilik hidup di suatu planet kecil yang hanya cukup untuk dirinya sendiri. Ia hanya ditemani oleh tiga gunung berapi dan setangkai bunga mawar. Dikarenakan ukuran planetnya yang sangat kecil, maka ia memiliki waktu yang singkat. Planet tersebut hanya punya delapan hari dalam satu tahun.
Suatu hari Pangeran Cilik terpaksa melarikan diri dari planetnya. Dia berhenti ke suatu asteroid ke asteroid lainnya untuk mencari aktivitas dan pengalaman.
Dalam perjalanannya, Pangeran Cilik menemukan berbagai karakter dan sifat yang berbeda di setiap asteroid yang ia kunjungi. Mulai dari raja yang suka memerintah, orang yang sangat sombong, pemabuk, pengusaha yang sibuk, penyulut lentera, hingga seorang ilmuan.
Pada asteroid keenam inilah, di mana ia bertemu dengan seorang ilmuan ahli bumi. Sang ilmuan menyarankan Pangeran Cilik untuk mengunjungi planet bumi. Ketika tiba di bumi, Pangeran Cilik mendarat di padang gurun pasir yang sepi dari riruk pikuk manusia.
Tidak lama kemudian, Pangeran Cilik bertemu dan berbicara langsung dengan makhluk bumi. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana dan mendapatkan jawaban yang terkadang kurang memuaskan baginya.
Pada akhirnya, ia bertemu dengan pilot pesawat yang mogok dan meminta sang pilot untuk menggambarkan domba sembari mengajukan pertanyaan. Dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dilontarkan, pilot tersebut mulai memahami kehidupan Pangeran Cilik.
Pangeran Cilik tidak bisa selamanya tinggal di bumi, karena para penghuni planetnya masih sangat membutuhkan kehadirannya. Oleh karena itu, ia harus kembali ke planet asalnya dan berpisah dengan sang pilot yang sudah bersedia menjawab semua pertanyaannya.
"Pandanglah langit. Tanyakanlah pada dirimu sendiri: apakah domba sudah memakan bunga itu atau belum? Dan akan kalian lihat betapa segala sesuatu berubah… Dan orang dewasa satu pun tidak akan pernah akan mengerti betapa pentingnya!",(Exupéry: 113).
Pada awalnya pembaca akan beranggapan bahwa buku ini berisi dongeng untuk anak-anak atau berkisah tentang kehidupan Pangeran Cilik dan kerajaannya. Namun, buku ini berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai alam semesta dan tidak ada yang mengetahui jawabannya pastinya.
Mungkin bagi orang dewasa pertanyaan-pertanyaan tersebut masuk ke dalam kategori remeh dan bisa dijawab dengan mudah, tapi belum tentu jawaban tersebut benar dan dapat dimengerti oleh anak kecil.
Ukuran buku Le Petit Prince yang ringan ini bisa dibaca dalam sekali duduk. Akan tetapi, karena buku ini masuk dalam kategori yang “tidak mudah” untuk memaknainya aku membaca buku ini secara berulang-ulang untuk dapat menemukan arti dan memahami secara keseluruhan.
Salah satu kelebihan novel ini adalah adanya ilustrasi atau gambaran cerita yang dibuat langsung oleh pengarang. Ilustrasi tersebut sangat membantu pembaca meningkatkan imajinasi mengenai alur cerita, situasi dan kondisi.