Saat meniti kehidupan di fase dewasa, pernahkah kamu merasa menyesal dengan keputusan yang kaupilih di masa lalu? Khususnya keputusan-keputusan yang ternyata sangat berdampak dengan kehidupan yang dijalani hari ini.
Itulah yang dialami oleh Tya dalam novel berjudul 'Ten Years Challenge' karya Mutiarini. Dalam novel ini, Mutiarini mengangkat sebuah premis yang sangat menarik tentang seorang perempuan yang mengalami perjalanan waktu ke masa lalu demi memperbaiki kehidupannya yang kacau di masa depan.
Saat ditarik mundur, segala kekacauan hidup yang dialami oleh Tya berawal dari 10 tahun yang lalu, dengan kecenderungannya FOMO terhadap apa yang disukai orang-orang. Sebagaimana dialog yang ia ucapkan saat bersama Hiro berikut.
"Kayaknya, saya terlalu fokus sama orang-orang di sekitar saya. Pacar dan sahabat-sahabat saya. Apa yang mereka suka, apa yang mereka ingin raih, apa yang bisa kita lakuin bareng-bareng. Rasanya seru sih, being part of something. Tapi kalau itu bikin lupa sama diri kita sebenarnya, nggak sehat namanya" (Halaman 71)
Demi selalu bisa bersama Diga, pacarnya, Tya memilih berkuliah di jurusan manajemen yang sama dengan Diga. Dalam lingkungan pertemanan, ia juga tidak sadar telah bergabung dalam geng pertemanan yang toksik dan hobinya merundung adik kelas.
Tya juga tidak tahu persis tentang apa cita-citanya di masa depan. Akibatnya, ia mengikuti ke mana arus kehidupan membawanya. Seiring berjalannya waktu, ia tidak banyak berkembang. Ia terus menerus menjadi bayang-bayang dari Diga dan mengekor ke manapun cowok tersebut berada.
Dalam hal karier, Tya juga tidak betah dengan pekerjaannya. Ia pun akhirnya memilih menjadi karyawan di perusahaan Diga. Dan saat mereka putus, karier Tya seolah ikut berakhir. Tya tidak hanya kehilangan Diga, tapi ia juga telah kehilangan dirinya sendiri.
Sampai suatu ketika, Tya pulang dari reuni SMA dengan perasaan yang berantakan. Akibat kecerobohannya menyetir, ia pun mengalami kecelakaan yang secara mengejutkan membuatnya kembali ke latar waktu 10 tahun yang lalu.
Ditantang oleh dirinya sendiri versi remaja, ia menerima Ten Years Challenge yang mengharuskannya memperbaiki kesalahan-kesalahannya. Dan hanya ada dua opsi terkait hal tersebut, memilih berubah atau berakhir mati sebagai pecundang.
Secara umum, kisah Tya dalam Ten Years Challenge ini sangat seru untuk disimak. Premisnya menarik, narasinya berjalan mengalir, dan pesan moralnya juga layak dijadikan pembelajaran.
Sebagai pembaca, saya seolah bisa menemukan bagian dari diri saya dalam tokoh Tya. Apalagi saat mengenang masa-masa SMA yang menjadi momen paling berkesan dalam hidup. Lalu saat satu persatu keputusan yang salah mempelihatkan perwujudannya di masa depan, rasanya ingin mengulang waktu dan memperbaiki hal yang terlewat.
Tapi, itu sekedar pelajaran yang barangkali bisa direnungkan oleh siapa saja. Khususnya bagi remaja seumuran Tya yang masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki masa depannya.
Untuk ukuran genre young adult, novel ini tidak hanya menyajikan cerita seputar kehidupan remaja yang seru, tapi diselingi dengan motivasi untuk memperbaiki diri.
Bagi yang ingin membaca novel remaja, Ten Years Challenge bisa menjadi rekomendasi bacaan yang menghibur dan sarat pembelajaran!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.