Mengajarkan nilai moral tertentu kepada anak barangkali menjadi sesuatu yang masih sulit dilakukan oleh sebagian orang tua dan pengajar.
Terkait hal tersebut, salah satu media yang bisa digunakan untuk menanamkan nilai kehidupan yang positif adalah dengan menggunakan buku.
Adapun buku dengan cerita yang menarik dan sarat akan nilai moral bisa ditemukan dalam buku cerita berjudul 'The Tale of Two Dolls, Kisah Dua Boneka' yang ditulis oleh Arleen Amidjaja dan diilustrasikan oleh Melani Sie.
Buku ini menceritakan kisah tentang dua boneka yang memiliki nasib berbeda karena memiliki sifat yang bertolak belakang.
Boneka tersebut adalah boneka anjing lucu bernama Fluffy dan boneka putri yang cantik bernama Princess Luciana. Fluffy dan Princess Luciana adalah boneka hadiah pemberian untuk Anna di hari ulang tahunnya.
Anna adalah seorang gadis yang ceria. Semenjak memiliki Fluffy dan Princess Luciana, ia selalu membawa kedua boneka tersebut ke manapun berada.
Namun, tanpa sepengetahuan Anna, ternyata kedua boneka tersebut bisa bergerak. Berbeda dengan Fluffy yang penurut, ternyata Princess Luciana seringkali memberontak.
Saat Anna hendak membawa Fluffy dan Princess Luciana main di luar, tiba-tiba ia tidak menemukan keberadaan Princess Luciana. Boneka putri tersebut sengaja bersembunyi agar tidak dibawa Anna saat bermain. Ia tidak ingin tubuhnya kotor, usang, dan berdebu.
Begitupun kejadian saat hendak berangkat berkemah. Ketika Anna ingin membawa kedua bonekanya, ia hanya menemukan Fluffy. Sementara Princess Luciana bersembunyi entah di mana.
Meskipun tidak menemukan boneka putrinya yang cantik, tetapi Anna tetap senang karena masih memiliki Fluffy. Fluffy menjadi boneka yang setia menemaninya ke mana pun berada.
Hingga pada akhirnya, Anna beranjak dewasa. Dengan sangat terpaksa, ia harus mengemas barang-barang masa kecil yang tidak terpakai lalu menyumbangkannya ke panti asuhan. Termasuk boneka Fluffy dan Princess Luciana.
Namun lagi-lagi, Princess Luciana tidak mau jika dirinya harus bergaul dengan anak-anak panti asuhan. Akhirnya ia pun bersembunyi di lemari agar tidak jadi disumbangkan.
Singkat cerita, hanya Fluffy yang berangkat ke panti asuhan. Meskipun berpisah dengan Anna yang begitu mencintainya, namun Fluffy bertemu dengan anak-anak panti asuhan yang ternyata memperlakukannya dengan penuh kasih sayang.
Sementara itu, tidak satupun orang yang mengetahui keberadaan Princess Luciana. Boneka putri yang awalnya cantik itu pun berakhir menjadi boneka yang lusuh dan tidak terawat. Ia menghabiskan waktu dengan perasaan kesepian dan tidak memiliki siapa-siapa.
Dari cerita di atas, ada beberapa nilai moral yang bisa diambil. Di antaranya adalah kemauan untuk bergaul dengan siapapun. Fluffy yang merupakan boneka anjing yang ramah menjadi boneka yang disukai semua orang karena ia tidak sombong dan mau berteman dengan siapa saja.
Sebaliknya, keangkuhan yang dimiliki oleh Princess Luciana membuatnya berakhir menjadi sosok yang kesepian karena tidak seorang pun yang bisa berteman dengannya.
Dari segi cerita, penulis mengemasnya dalam bentuk kisah yang sederhana dan mudah dipahami. Gambar ilustrasinya pun digarap dengan detail yang rapi.
Baik dari sisi cerita maupun ilustrasi, keduanya terasa saling mengisi sehingga buku ini bisa menjadi bacaan yang menarik untuk disimak hingga halaman terakhir.
Jadi, bagi Sobat Yoursay yang sedang mencari buku cerita anak yang menarik, The Tale of Two Dolls bisa menjadi bacaan yang seru untuk disimak!
Identitas Buku
Judul: The Tales of Two Dolls
Penulis: Arleen Amidjaja
Penerbit: PT. Kanisius
Tahun Terbit: 2015
Tebal: 30 Halaman
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS