Saat sedang bosan dan jenuh, salah satu aktivitas yang sering saya lakukan adalah membaca buku-buku ilustrasi yang ringan sebagai mood-booster. Salah satu pilihannya adalah genre buku anak dengan ilustrasi yang eye-catching tapi tetap mengandung pesan moral yang inspiratif.
Hal tersebut bisa dijumpai dalam buku berjudul 'A Man Who Kept Stars ini His Eyes' yang ditulis oleh Wina Lestari dan diilustrasikan oleh Aaron Randy.
Buku ini menceritakan tentang kisah seorang pemuda bernama Shawn yang selalu membawa kehangatan kepada semua orang dan makhluk hidup yang ditemuinya.
Shawn ternyata bukan seorang pemuda biasa. Ia memiliki bintang di kedua matanya dan bibirnya berbentuk seperti bulan sabit. Selain itu, Shawn memiliki jubah bercahayakan matahari.
Pada suatu hari, ia berjalan melewati sebuah desa dan bertemu dengan seorang gadis bernama Ariella.
Ariella kemudian menceritakan keresahannya kepada Shawn terkait kondisi desanya yang amat miskin dan terpencil.
"Bintang tidak tampak saat terang karena matahari bersinar lebih kuat, namun bintang-bintang tersebut masih di sana, Ariella. Hanya karena kau tidak dapat melihatnya bukan berarti mereka tidak ada." (Halaman 13)
Ibarat impian dan iman, bila kita mempunyai mimpi untuk membuat sesuatu lebih baik, kita akan dapat melakukannya.
Pesan dari Shawn tersebut menghunjam di hati Ariella. Secara ajaib, muncullah bintang biru kecil di mata Ariella. Bintang tersebut sama dengan yang dimiliki oleh Shawn.
Gadis itu pun tersadar bahwa begitulah cara Shawn memperoleh bintang di kedua matanya.
Shawn tidak hanya punya mimpi, tetapi ia juga memiliki keyakinan dan tekad yang kuat untuk mewujudkannya.
Setelah pergi dari desa, petualangan Shawn kemudian mempertemukannya dengan seekor berang-berang yang sedang kedinginan.
Menyaksikan hal tersebut, Shawn pun menyerahkan jubahnya kepada berang-berang. Hal tersebut mengajarkan tentang pentingnya kebaikan hati dan membantu tanpa pamrih.
Adapun petualangan ketiga adalah cerita tentang Shawn dan anak laki-laki yang memiliki bentuk bibir seperti bulan sabit sebagaimana miliknya.
Namun sayangnya, bulan sabit anak lelaki tersebut berbentuk terbalik sehingga membuatnya selalu terlihat murung.
Shawn pun berpesan kepada anak laki-laki tersebut untuk menghargai keunikan yang dimilikinya.
Akhirnya, bibir bulan sabit nya pun kembali ke bentuk yang seharusnya dan membuat si anak tadi selalu tersenyum dan mensyukuri kehidupannya.
Nah, selain kisah Shawn sang pemuda dengan bintang di matanya, ada pula kisah berjudul A Turtle Who Couldn't Swim and A Whale. Yakni kisah tentang pertemuan seekor paus dan seekor kura-kura yang tidak bisa berenang.
Pada suatu hari, seekor kura-kura bertemu dengan ikan paus. Awalnya, kura-kura ini bersedih karena ia tidak bisa berenang. Kondisi tersebut membuatnya tidak memiliki teman di kalangan keluarga kura-kura.
Di antara seluruh makhluk laut, ternyata ada seekor paus baik hati yang bersedia menjadi temannya.
Meskipun memiliki satu sama lain, mereka tetap menjadi makhluk dengan dunia yang berbeda. Perbedaan tersebut kadang menimbulkan konflik.
Namun, pada akhirnya konflik tersebut tidak membuat mereka terpisah. Justru mereka tetap bisa menjalani versi kehidupan mereka masing-masing sambil tetap menjalin persahabatan.
Secara umum, dua cerita di atas cukup sederhana dan inspiratif. Ada banyak pesan moral yang bisa dipetik. Ilustrasinya juga cukup menarik karena menggunakan warna-warna pastel.
Jadi, bagi Sobat Yoursay yang ingin membaca buku dengan cerita yang ringan tapi tetap mengandung pelajaran yang berharga, membaca buku cerita anak seperti ini bisa menjadi salah satu alternatif bacaan yang menghangatkan hati!