Ulasan Buku Geni Jora Adibah El Khalieqy, Pemenang Lomba Novel DKJ 2003

Hikmawan Firdaus | Fathorrozi 🖊️
Ulasan Buku Geni Jora Adibah El Khalieqy, Pemenang Lomba Novel DKJ 2003
Buku novel Geni Jora (Dok.Pribadi/Fathorrozi)

Geni Jora merupakan novel yang ditulis oleh Abidah El Khalieqy dan diterbitkan oleh Penerbit Araska. Novel ini pernah memenangkan sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun 2003.

Di dalam novel ini, dengan begitu leluasa Abidah El Khalieqy menceritakan perjuangan seorang perempuan yang berkarakter kuat dan cerdas dalam mencapai impian, cita-cita dan cintanya.

Perempuan itu bernama Kejora, Dewi Venus, bintang pagi yang tampak paling benderang di antara berjuta bintang di langit. Mata Kejora tampak elok, seperti boneka cantik dari India. Ia juga cerdas, selalu ranking satu di kelasnya. Ia pun gadis mandiri dengan cita-cita tinggi untuk mendobrak dominasi laki-laki.

Tema gender dan feminisme ini tidak asing lagi dalam novel karya Abidah El Khalieqy, karena sebelumnya ia telah mengarang novel dengan mengusung tema yang sama, Perempuan Berkalung Sorban.

Kejora punya kakak perempuan yang juga jelita bernama Bianglala. Ia juga memiliki dua saudara lelaki bernama Samudra dan Prahara. Nama-nama ini terlihat ganjil untuk nama anak yang lahir di lingkungan pesantren, yang biasanya memakai nama Siti atau Nurul untuk perempuan dan Ahmad, Abdul atau Muhammad untuk laki-laki.

Novel Geni Jora juga menceritakan tentang suasana hidup di pesantren. Abidah melukiskan dengan begitu indah sebuah ritme kebersamaan penuh kompak yang kental dengan dunia pesantren.

Kadang aku merasa, Elya lebih memperhatikanku daripada dirinya sendiri. Jika acara latihan muhadharah (pidato) hampir tiba, semua buku referensi telah disiapkan olehnya. Jika aku malas belajar menjelang ujian, Elya akan membacakan buku-buku atau menguraikan soal-soal yang kira-kira bakal keluar. Jika aku ngantuk dan molor terus untuk qiyamul lail, Elya segera bikin kopi panas sembari melantunkan puisinya Rabiah Adawiyah yang paling terkenal. (Halaman 123).

Selain itu, suasana pesantren kembali digambarkan oleh Adibah yang erat dengan buku-buku bacaan. Para santri tidak hanya bergumul dengan kitab-kitab kuning, tapi mereka juga kerapkali bercengkerama dengan buku-buku ilmiah dan novel islami.

Kami cekikikan seperti kuntilanak yang baru nongol dari persembunyian. Jika ada teman ikut nimbrung mengisi malam, seperti biasa, kalau tidak curhatan tentang dunia seisinya, tentang remeh-temeh keseharian di pesantren, kami juga membincang tentang isi buku-buku yang telah sukses dikhatam.

Jika sudah begitu, urusan buku pelajaran menjadi terlupakan. Justru sering pula perbincangan berbelok ke arah ustaz dan ustazah kami dengan seribu karakter asyik untuk bahan kajian. Kecuali jika ada yang menegur, mengingatkan bahwa esok ujian Tafsir. (Halaman 151).

Kebiasaan santri remaja, usai ngobrol soal pelajaran, mereka biasanya memperbincangkan tentang buku-buku novel yang baru saja dikhatamkan, lanjut ke topik sehari-hari, kadang pula bersambung ke perihal ustaz dan ustazah yang telah menuangkan ilmu kepada mereka.

Mereka berkisah dengan beragam cerita dan sudut pandang. Siti terpesona kepada Ustaz Ahmad karena berlesung pipi dan gingsul. Nurul diam-diam menjadi pengagum rahasia Ustaz Abdul sebab sangat cerdas, lugas, dan dalam menyampaikan pelajaran sangat mudah dimengerti. Dan lain sebagainya.

Bagi alumni pesantren yang membaca buku ini, akan dibawa kembali untuk bernostalgia hidup penuh kesederhanaan di pesantren. Serta bagi pembaca yang belum pernah nyantri di pesantren, akan digiring hingga larut dalam alur kisah dan kesan menimba ilmu di pesantren.

Selamat membaca!   

Identitas Buku

Judul: Geni Jora

Penulis: Abidah El Khalieqy

Penerbit: Araska

Cetakan: I, November 2019 (Edisi Baru)

Tebal: 300 Halaman

ISBN: 978-623-7145-11-0

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak