Ulasan Buku Cerita dari Tanah Sufi: Tidak Boleh Meremehkan Orang Lain

Hikmawan Firdaus | Fathorrozi 🖊️
Ulasan Buku Cerita dari Tanah Sufi: Tidak Boleh Meremehkan Orang Lain
Buku Cerita dari Tanah Sufi (Dok.Pribadi/Fathorrozi)

Banyak sekali hikmah atau pelajaran hidup yang bisa kita petik dari buku berjudul Cerita dari Tanah SufiSalah satunya pelajaran mengenai etika agar tidak gemar meremehkan orang lain.

Seperti keterangan yang saya dapatkan dari seorang ustaz, meremehkan sesama ini tergolong penyakit hati, yakni takabur atau sombong. Maka, agar kita terhindar dari sifat takabur, seyogyanya kita jangan suka menganggap sepele orang lain. Ingat, seburuk-buruknya orang, pasti ada sisi baiknya. Dan sebaik-baik orang, tentu memiliki keburukan, kekurangan, juga kelemahan.

Mengenai kisah meremehkan orang lain di dalam buku ini, penulis memberinya judul Guru dan Tukang Perahu. Dikisahkan, konon terdapat seorang lelaki bernama Arya yang begitu bangga kepada perahunya. Pada suatu kesempatan, ia mengundang seorang guru desa untuk menjelajahi Laut Caspia.

Guru itu duduk bermalas-malasan di bawah terpal dan bertanya kepada Arya, "Bagaimana cuaca yang akan kita hadapi?"

Arya mengecek arah angin, memandang matahari, mengerutkan alis, lalu menjawab, "Jika kamu bertanya kepadaku, kami akan menghadapi sebuah badai."

Guru tercengang mendengar jawaban tersebut. Mukanya tampak pucat dan bertanya, "Arya, mestinya kamu
berkata 'kita' bukan 'kami.' Apakah kamu tidak pernah belajar tata bahasa?"

Arya tidak menjawab pertanyaan ini, tetapi hanya mengangkat bahunya.

"Apa peduliku dengan tata bahasa?" tanyanya.

Guru itu naik pitam.

"Kamu tidak tahu tata bahasa. Artinya, kamu sudah menyia-nyiakan setengah dari hidupmu!"

Sebagaimana telah diramalkan Arya, awan hitam menggantung di angkasa, angin kuat menyapu gelombang, dan perahu itu terombang-ambing di atas lautan yang bergelora.

Segera perahu itu kemasukan banyak air dan Arya bertanya kepada si guru, "Apakah kamu pernah belajar berenang?"

Guru itu menjawab, "Tidak. Apa pentingnya belajar berenang?"

Dengan meringis, Arya berkata, "Wah, kalau begitu, seluruh hidupmu sia-sia, karena perahu kita akan tenggelam sekarang!" (Halaman 8).

Cerita-cerita klasik memang selalu saja menuangkan hikmah-hikmah hidup. Selain diramu untuk memudahkan pesan-pesan ajaran, cerita-cerita Sufi ini juga mengandung unsur kejenakaan. la adalah keriangan di tengah penatnya hidup.

Buku Cerita dari Tanah Sufi ini berisi kumpulan cerita yang pernah diujarkan oleh para guru Sufi terkemuka. Dikemas dalam gaya cerita yang ringan dan jenaka. Namun sayangnya, di setiap akhir kisah, tidak ada keterangan lebih lanjut mengenai cerita yang telah dituturkan.

Itulah yang saya kira menjadi kekurangan pada buku ini. Sebab, tidak semua cerita di dalam buku ini dapat dimengerti dengan jelas. Maklum, buku ini merupakan terjemahan dari Zensufi Stories karya Erol Beymen yang kemudian dialihbahasakan oleh Gafna Raizha Wahyudi.

Selamat membaca! 

Identitas Buku

Judul: Cerita dari Tanah Sufi

Penulis: Erol Beymen

Penerbit: Nirwana (Anggota Aliansi Penerbit Independen)

Cetakan: I, Mei 2003

Tebal: 125 Halaman

ISBN: 979-97400-1-x

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak