Potret Panggung Politik dalam Novel Tangan Kotor di Balik Layar

Hernawan | Ade Feri
Potret Panggung Politik dalam Novel Tangan Kotor di Balik Layar
Novel Tangan Kotor di Balik Layar (gramedia.com)

Tangan Kotor di Balik Layar merupakan novel karya Puthut EA yang terbit pada April 2024 lalu. Novel ini bercerita tentang seorang jurnalis bernama Hammam yang ditugaskan untuk meliput sebuah padepokan misterius. Konon, padepokan tersebut milik seorang dukun atau tokoh spiritual dan kerap didatangi oleh banyak orang terpandang terutama dari kalangan politikus. 

Lambat laun, Hammam justru makin akrab dengan lingkungan padepokan dan mengenal dekat orang-orang di sana termasuk si tokoh spiritual ini. Hammam juga menemukan fakta bahwa realitas kegiatan padepokan misterius itu ternyata berbeda dari yang ia bayangkan.

Padepokan tersebut rupanya digunakan sebagai tempat belajar oleh segelintir orang yang menyukai ilmu sejarah dan kitab-kitab lama. Lalu, sosok yang dianggap dukun atau tokoh spiritual tersebut merupakan lelaki bernama Mas Ikhsan. Beliau adalah orang biasa yang mendedikasikan hidup untuk belajar dan menekuni ilmu pengetahuan.

Oleh sebab suatu hari padepokan tersebut didatangi warga dan salah satunya adalah calon kepala desa yang akhirnya terpilih, padepokan tersebut berkembang menjadi sebuah tempat sowan. Banyak tokoh yang datang ke padepokan untuk menghadap Mas Ikhsan, mulai dari pebisnis, akademisi, hingga politikus. 

Digambarkan dalam novel bahwa beberapa pihak yang bersinggungan dengan politik negara mengunjungi Mas Ikhsan untuk sekadar meminta saran, menceritakan strategi politik, hingga mengajaknya terjun langsung untuk melobi gerakan dukungan ke salah satu pasangan calon. 

Puthut EA tampaknya sangat berani mengangkat kisah gambaran realitas panggung politik. Meskipun singgungan politik dalam novel ini tidak selalu ada di tiap bab, tetapi sentuhannya begitu hangat sehingga ceritanya terkesan sangat nyata. 

Di sisi yang sama, penulis memperlihatkan sisi lain yang mungkin tidak terlihat dari atas panggung politik. Dalam novel, diceritakan bahwa pihak-pihak yang dekat dengan kubu politik tertentu akan merencanakan strategi khusus untuk memenangkan pemilihan umum. Selain itu, ada pula cerita dari pihak intelektual yang datang ke padepokan untuk berdiskusi tentang situasi politik yang mulai memanas.

Novel ini seperti mengajak pembaca untuk menyelami lebih dalam situasi di balik layar pertunjukan politik. Meskipun pada kenyataannya, sosok spiritual tersebut hanyalah orang biasa yang menyukai kegiatan belajar, kehadirannya rupanya dapat menjadi salah satu penentu keberhasilan karier politik dan nasib suatu bangsa.

Sayangnya, cerita dalam novel ini tampak tanggung. Misalnya kisah tentang padepokan dan sosok Mas Ikhsan rasanya kurang detail digambarkan atau gambaran politik yang menjadi bumbu utama novel ini penceritaannya juga kurang mendalam.

Namun, terlepas dari hal tersebut, novel ini masih sangat layak dibaca karena ide cerita yang menarik. Begitu pula dengan diksi yang apik sehingga tiap susunan kata terkesan mengalir dan tidak membosankan saat dibaca.

Identitas buku

Judul buku: Tangan Kotor di Balik Layar

Penulis: Puthut EA

Penerbit: Shira Media

Cetakan pertama: April 2024

Tebal buku: 182 halaman

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak