Back in Action: Seru, Kocak, tapi Kurang Menggigit

Hernawan | Athar Farha
Back in Action: Seru, Kocak, tapi Kurang Menggigit
Poster Film Back in Action (Netflix)

Film aksi-komedi Back in Action mungkin nggak ngasih gebrakan besar buat penonton yang sudah berekspektasi tinggi, tapi ada satu hal menarik, yaitu dinamika keluarga yang berhasil memberikan sedikit kedalaman pada cerita yang sebenarnya cukup klise. Di tengah kejar-kejaran dan adegan tembak-menembak, hubungan orangtua dan anak jadi titik terang yang, meskipun singkat, agaknya cukup meninggalkan kesan.

Disutradarai Seth Gordon, yang sebelumnya mengarahkan ‘Horrible Bosses’ dan ‘Baywatch’, nggak salah bila ada penonton yang sejak awal penasaran. ‘Back in Action’ sendiri dibintangi Cameron Diaz dan Jamie Foxx sebagai Emily dan Matt, mantan mata-mata yang terpaksa kembali menjalani kehidupan penuh bahaya setelah identitas mereka terungkap. Namun, yang membuat cerita mereka lebih menarik adalah kehadiran dua anak mereka: Alice, remaja pemberontak yang diperankan McKenna Roberts, dan Leo, anak bungsu yang jago teknologi, dimainkan sama Rylan Jackson.

Dalam genre yang biasanya fokus pada aksi dan humor sarkastik, Seth Gordon mencoba menyisipkan sisi emosional lewat interaksi keluarga ini. Alice dan Leo, yang awalnya menganggap orangtua mereka hanyalah generasi Gen X yang membosankan, perlahan-lahan melihat sisi lain dari Emily dan Matt ketika mereka terseret dalam petualangan yang menguji keberanian sekaligus kepercayaan diri mereka.

Mengapa Elemen Keluarga Ada di Film Aksi?

Memasukkan dinamika keluarga ke dalam cerita film aksi-komedi bukanlah hal baru. Kita pernah melihatnya dalam film seperti ‘Spy Kids’ dan ‘The Incredibles’, di mana konflik dan momen hangat keluarga jadi elemen yang membuat cerita lebih relatable. Pernah nonton belum film yang barusan disebut? Coba deh ditonton kalau belum. Nah, dalam “Back in Action’, hubungan antara orangtua dan anak-anak mereka digunakan untuk memperkuat topik "kerja sama tim" yang seringkali muncul di genre ini.

Namun, berbeda dengan film-film yang berhasil menggali hubungan keluarga secara dalam dan emosional, ‘Back in Action’ justru terasa terlalu terburu-buru untuk benar-benar ngasih ruang buat momen emosional ini berkembang. Hubungan antara Emily dan Alice, misalnya, punya potensi jadi salah satu konflik menarik dalam cerita, tapi akhirnya hanya jadi subplot yang terpinggirkan oleh aksi besar dan efek CGI.

Cameron Diaz, Jamie Foxx, dan Chemistry Keluarga yang Hampir Tercapai

Cameron Diaz tetap memancarkan pesona ceria khasnya, sementara Jamie Foxx menunjukkan sisi santai dan humorisnya yang jadi daya tarik utama. McKenna Roberts dan Rylan Jackson juga memberikan performa yang cukup solid sebagai anak-anak mereka. Namun, tanpa dukungan naskah yang kuat, chemistry antara para pemain ini rasa-rasanya nggak terasa maksimal.

Mungkin, jika Seth Gordon dan penulis skenario Brendan O’Brien (Neighbors) ngasih lebih banyak waktu untuk eksplorasi hubungan keluarga, mungkin ‘Back in Action’ bisa memiliki daya tarik emosional yang lebih besar. Sayangnya, fokus utama tetap pada aksi penuh ledakan dan adegan kejar-kejaran yang, meski menghibur, terasa generik (pasaran).

Segitu saja cukup ya? Kamu bisa nonton film ini, yang sudah tayang di Netflix sejak 17 Januari 2025? Meskipun ‘Back in Action’ nggak sempurna, setidaknya, di balik aksi seru dan humor sarkastik, momen keluarga tetap bisa jadi "senjata rahasia" yang menyentuh hati penonton.

Skor: 3/5

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak