Ulasan Film Back in Action: Comeback Cameron Diaz setelah 10 Tahun Vakum

Hayuning Ratri Hapsari | Rosetiara Sahara
Ulasan Film Back in Action: Comeback Cameron Diaz setelah 10 Tahun Vakum
Back in Action (IMDb)

Back in Action adalah film aksi komedi yang disutradarai oleh Seth Gordon, dengan naskah yang ditulis oleh Brendan O'Brien.

Film ini menandai kembalinya Cameron Diaz setelah sepuluh tahun vakum dari dunia akting.

Selain Cameron Diaz, film ini juga dibintangi oleh Jamie Foxx, Andrew Scott, Glenn Close, Kyle Chandler, Robert Besta, Jamie Demetriou, McKenna Roberts, dan Rylan Jackson.

Sinopsis

Kisah dimulai ketika pasangan agen CIA, Matt (Jamie Foxx) dan Emily (Cameron Diaz), diberi misi oleh atasan mereka, Chuck (Kyle Chandler), untuk merebut sebuah perangkat bernama Industrial Control Systems (ICS Key).

Perangkat tersebut memiliki kemampuan untuk mengendalikan berbagai sistem elektronik, dan mereka harus mendapatkannya dari Balthazzar Gor (Robert Besta), mantan agen KGB Polandia yang beralih menjadi teroris.

Matt dan Emily berhasil mencuri perangkat tersebut. Namun dalam perjalanan pulang, mereka disergap oleh awak pesawat yang bekerja untuk Gor. Setelah melalui pertempuran sengit, keduanya berhasil melarikan diri.

Usai insiden tersebut, Matt dan Emily memutuskan untuk menghilang dan berharap orang-orang mengira mereka telah tewas.

Lima belas tahun kemudian, keduanya hidup dengan identitas baru di Atlanta, bersama anak-anak mereka, Leo (Rylan Jackson) dan Alice (McKenna Robert). Namun kedamaian keluarga tersebut terusik, ketika video pertengkaran mereka di klub malam tersebar dan viral.

Hal ini menarik perhatian Chuck dan tentara bayaran Volka, yang dipimpin oleh Balthazzar Gor. Rupanya, setelah Matt dan Emily menghilang, Chuck dipecat dari CIA karena dianggap gagal dalam menjalankan misi.

Merasa dendam dengan pemecatan tersebut, ia bekerja sama dengan Balthazar Gor untuk mendapatkan kembali ICS Key dan menjualnya kepada penawar tertinggi.

Menyadari bahaya yang mengancam, Matt dan Emily memutuskan untuk kabur ke Inggris, dengan membawa serta anak-anak mereka.

Di tengah pengejaran yang intens , Matt akhirnya mengungkap bahwa ICS Key yang sempat dikira hilang, ternyata ia sembunyikan di rumah ibu Emily, Ginny Curtis (Glenn Close).

Ginny merupakan mantan penembak jitu MI6 yang kini mengelola sebuah LSM.

Mereka pun bergegas menuju rumah Ginny di Heathrow, berharap bisa melindungi perangkat itu agar tidak jatuh ke tangan yang salah.

Namun, sebelum sempat tiba di rumah Ginny, mereka diserang oleh Volka dan MI6 yang dipimpin oleh Baron (Andrew Scott), mantan kekasih Emily.

Dalam situasi yang semakin sulit, Matt dan Emily terpaksa kembali menggunakan keahlian lama mereka dalam pertempuran, untuk melindungi anak-anak mereka dari bahaya yang mengintai.

Ulasan Film Back in Action

Back in Action adalah film aksi-komedi yang cukup dinanti-nanti, terutama karena menjadi proyek comeback Cameron Diaz setelah hampir satu dekade absen dari dunia akting.

Film ini juga menjadi ajang reuni bagi Cameron dan Jamie Foxx, yang sebelumnya tampil bersama dalam film Any Given Sunday (1999) dan Annie (2014).

Dengan latar aksi yang dikombinasikan dengan komedi keluarga, premis film ini terdengar menarik dan penuh potensi. Namun, meskipun memiliki modal yang kuat, eksekusinya terasa cukup generik.

Cerita bergerak mengikuti pola khas film aksi-komedi tanpa banyak inovasi. Konfliknya mudah ditebak, begitu pula dengan twist yang terasa seperti sudah sering kita lihat di film-film sejenis.

Penonton bisa memprediksi ke mana arah cerita ini tanpa banyak kejutan berarti, sehingga alur terasa datar dan kurang menggigit.

Meski demikian, chemistry antara Cameron Diaz dan Jamie Foxx menjadi salah satu keunggulan utama film ini. Seperti yang telah terbukti dalam proyek-proyek mereka sebelumnya, interaksi mereka terasa alami dan menyenangkan untuk disaksikan.

Karakter Emily dan Matt terlihat sebagai pasangan yang solid, saling mendukung, dan memberikan dinamika yang cukup menarik sepanjang cerita. Namun, meskipun chemistry mereka kuat, pengembangan karakter mereka terasa dangkal.

Motivasi dan konflik batin mereka tidak banyak dieksplorasi, sehingga perjalanan mereka terasa datar dan kurang meninggalkan dampak emosional yang kuat.

Penonton mungkin bisa menikmati aksi dan humor mereka, tetapi sulit untuk benar-benar terhubung secara emosional dengan kisah mereka

Hal yang sama juga terjadi pada karakter pendukung seperti Ginny, ibu Emily, dan Baron, mantan pacar Emily. Kehadiran mereka sebenarnya bisa menambah dinamika dalam cerita, tetapi pengembangan karakter mereka pun juga terasa terbatas.

Cukup disayangkan, karena dengan kehadiran aktris dan aktor sekaliber Glenn Close dan Andrew Scott seharusnya bisa dimanfaatkan lebih maksimal untuk memberikan kedalaman lebih pada cerita.

Sebagai film aksi-komedi, tentu saja unsur humor menjadi elemen penting dalam Back in Action. Ada beberapa adegan yang berhasil mengundang tawa, terutama berkat ekspresi dan reaksi natural dari Cameron dan Jamie.

Akan tetapi, banyak juga lelucon yang terasa biasa saja atau bahkan terkesan sedikit dipaksakan, seolah-olah hanya disisipkan agar film ini tetap memiliki unsur humor.

Dari segi aksi, Back in Action juga menampilkan berbagai adegan yang cukup seru, mulai dari kejar-kejaran mobil, pertarungan tangan kosong, hingga pengejaran perahu di Sungai Thames. Semua adegan ini dikemas dengan cukup baik dan berhasil memacu adrenalin penonton.

Namun, secara keseluruhan, aksi dalam film ini tetap terasa familiar. Rasanya seperti menonton ulang adegan-adegan aksi dari film-film lain yang sudah kita lihat sebelumnya. Tidak ada satu pun adegan yang terasa benar-benar baru atau ikonik.

Pada intinya, Back in Action tetap bisa menjadi tontonan ringan yang menyenangkan, terutama bagi penggemar Cameron Diaz dan Jamie Foxx. Film ini bisa kamu saksikan di Netflix.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak