Siapa sih yang nggak suka ngekos di tempat yang nyaman, murah, dan lokasinya strategis? Bisa tidur tenang, hidup hemat, dan dekat ke mana-mana. Namun, gimana kalau ternyata ada “bonus” penghuni lain yang nggak kasatmata? Pastinya ngeri banget!
Itulah yang terjadi dalam Film Rumah Teteh: Story of Helena, horor terbaru yang diangkat dari kisah nyata. Sutradara Nanang Istiabudi mencoba membawa cerita viral dari @Briistory ke layar lebar. Apakah film ini memenuhi ekspektasi? Simak terus ya!
Buat yang doyan kisah mistis dengan nuansa realistik, film ini bisa jadi sajian menarik. Tapi sebelum nonton, siap-siap saja, mungkin nanti kamu bakal berpikir dua kali buat ngekos di tempat murah dengan kamar kosong yang terlalu banyak. Ups.
Sinopsis Film Rumah Teteh: Story of Helena
Kisah ini mengikuti Brii (Erdin Werdrayana) dan teman-temannya—Nando, Doni, Irwan, dan Asep—yang tinggal di sebuah rumah kos di Bandung. Layaknya anak kos pada umumnya, hari-hari mereka diisi dengan ngobrol sampai larut malam, bercanda, dan kadang-kadang telat bayar sewa.
Awalnya, nggak ada yang aneh di rumah kos itu. Sampai mereka kenalan sama seorang perempuan yang mereka panggil "Teteh" (Nova Eliza). Teteh ini sosoknya ramah, selalu menyapa mereka dengan senyum, dan sering muncul di sekitar kosan. Namun, ada satu hal yang bikin mereka bertanya-tanya: Siapa sebenarnya Teteh, dan kenapa nggak ada yang tahu pasti sejak kapan dia tinggal di sana?
Lama-kelamaan, kehadiran Teteh terasa makin ganjil. Ada suara langkah kaki di lorong tengah malam, suara tangisan lirih di kamar kosong, dan hawa dingin yang tiba-tiba menyelimuti ruangan. Brii, yang awalnya skeptis, mulai merasakan keanehan itu sendiri. Puncaknya adalah ketika dia melihat sosok perempuan berambut panjang berdiri diam di pojok kamar, menatapnya dalam kegelapan.
Yang bikin makin seram, Brii mulai sering bermimpi tentang seorang perempuan bernama Helena. Dalam mimpi-mimpi itu, Helena bercerita tentang kehidupannya yang tragis, seolah-olah meminta bantuan. Semakin sering Brii mengalami mimpi itu, semakin nyata kehadiran Helena dalam kesehariannya.
Teman-teman Brii mulai melihat perubahan dalam diri Brii. Dia jadi sering melamun, lebih pendiam, dan sesekali berbicara sendiri. Mereka mulai curiga Brii bukan sekadar diganggu, tapi mungkin juga dikendalikan oleh sesuatu yang jauh lebih menyeramkan.
Ketika mereka mencoba mencari tahu lebih jauh, fakta mengejutkan terungkap: Rumah kos itu punya sejarah kelam. Puluhan tahun lalu, ada seorang wanita bernama Helena yang mengalami kejadian tragis di sana. Dia meninggal dalam keadaan mengenaskan dan arwahnya masih terjebak di tempat itu. Ih, ngeri banget deh!
Review Film Rumah Teteh: Story of Helena
Yang menarik dari film ini adalah cara membangun atmosfernya. Ketegangannya nggak langsung dihajar dengan jumpscare, tapi pelan-pelan merayap. Dari suara-suara aneh, bayangan samar yang muncul di cermin, sampai adegan ketika seseorang melihat sosok berdiri di sudut kamar, tapi saat diperiksa nggak ada siapa-siapa.
Nova Eliza sebagai Teteh, okelah dia bisa menciptakan aura misterius. Kadang terlihat baik, kadang bikin merinding, bikin bertanya-tanya: Apakah dia sebenarnya manusia atau bukan. Sementara Erdin Werdrayana juga berhasil membawa penonton masuk ke dalam ketakutan Brii, dari awalnya santai, lalu perlahan tenggelam dalam kecemasan yang semakin menjadi.
Namun, sayangnya, film ini punya banyak bolong di cerita dan logikanya. Dari awal, kita nggak dikasih tahu kenapa para mahasiswa ini bisa ngekos di rumah yang jelas-jelas angker. Karakter-karakternya juga terasa datar dan kurang dieksplor, termasuk si Teteh alias Helena yang misterinya kurang greget.
Film ini juga agak membingungkan karena banyak adegan yang kayak ditempel asal tanpa penjelasan yang jelas. Misalnya, ada karakter yang tiba-tiba muncul terus kayak penting, eh ternyata nggak. Terus ada adegan-adegan yang kayaknya mau bikin tegang, tapi malah bikin bingung atau ketawa. Twist ceritanya pun nggak terlalu mengejutkan, dan penyelesaiannya terasa buru-buru.
Sisi positifnya, beberapa adegan horor lumayan oke buat hiburan ringan, tapi nggak lebih dari itu. Jadi kalau ekspektasi kalian tinggi, siap-siap kecewa. Dari segi rating, film ini lebih ke horor yang bisa ditonton tanpa mikir, tapi jangan berharap dapet pengalaman seram yang berkesan.
Skor: 1/5
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.