Ngabuburit: Tradisi Masyarakat Sunda di Bandung yang Jadi Budaya Nasional

Hikmawan Firdaus | zahir zahir
Ngabuburit: Tradisi Masyarakat Sunda di Bandung yang Jadi Budaya Nasional
Gedung Sate di Kota Bandung. (pixabay/rudy surya)

Memasuki bulan Ramadan seperti sekarang ini, tentunya di masyarakat Indonesia akan kembali sering dijumpai orang-orang yang menghabiskan waktu saat senja sembari menunggu waktu berbuka dengan melakikan ngabuburit. Namun, tahukah kamu dari mana asal budaya ngabuburit tersebut? jika melihat dari katanya, ngabuburit adalah salah satu kebiasaan atau tradisi masyarakat Sunda, khususnya yang tinggal di kota Bandung.

Melansir dari laman rri.co.id, tradisi ngabuburit sejatinya sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu oleh masyarakat kota Bandung saat bulan Ramadan tiba. Kegiatan ngabuburit sendiri umumnya dilakukan oleh lebih dari 1 orang atau dilakukan secara berkelompok. Kegiatan ini umumnya dilakukan dengan menikmati jalanan di kota Bandung kala itu atau melakuakn aktifitas lainnya sembari bercengkrama dengan teman atau keluarga.

Lambat laun, tradisi ngabuburit ini sendiri mulai tersebar di seluruh penjuru Indonesia dan tak hanya dilakukan oleh orang-orang suku Sunda saja. Bahkan, kebiasaan ini sangat mudah ditemui di banyak kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, Denpasar maupun daerah-daerah lainnya. Tidak terlalu jelas bagaiman tradisi ngabuburit ini bisa menyebar ke seluruh Indonesia saat ini. Namun, kemungkinan besar budaya masyarakat Sunda satu ini dibawa oleh para perantau yang sempat menetap di masyarakat Bandung ataupun sebaliknya.

Perbedaan Tradisi Ngabuburit Tempo Dulu dan Sekarang di kota Bandung

Seiring perkembanban zaman, ngabuburit di kota Bandung tentunya memiliki pergeseran aktifitas dan cara melakukannya berbeda-beda dari waktu ke waktu. Melansir dari laman historia.id, dahulu masyarakat kota Bandung pada dekade 1900-an hingga setelah kemerdekaan sering melakukan aktifitas ngabuburit dengan membersihkan diri atau mandi di area-area tertentu di kota Bandung.

Beberapa tempat yang sering dijadikan area mandi oleh masyarakat kala itu adalah beberapa sungai di sudut kota Bandung maupun area-area yang menjadi pos sumur bor buatan pemerintah kolonial. Pada awal abad ke-19, pemerintah kolonial di kota Bandung memang membuat beberapa lokasi sumur bor agar warga dapat mengambil air maupun mandi. Hal ini membuat budaya ngabuburit juga kerap kental dengan tradisi mandi di area sumur bor di kota Bandung.

Sementara itu, di era sekarang banyak kawula-kawula muda kota Bandung yang menghabiskan waktu ngabuburit yang lebih sering menghabiskan waktu menunggu saat berbuka puasa dengan berjalan-jalan santai menyusuri sudut kota. Beberapa tempat seperti sekitar jalan Braga, Alun-alun Bandung hingga sekitara area Gedung Sate dipilih oleh masyarakat untuk melakukan ngabuburit.

Namun, meskipun memiliki caranya sendiri yang berbeda tiap zaman dalam melakukan ngabuburit, esensi tradisi masyarakat sunda di kota Bandung ini tetap memiliki makna menghabiskan waktu dengan beraktifitas sembari menunggu waktu berbuka puasa.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak