Satu lagi film gore yang tak boleh kamu lewatkan, apalagi kalau bukan The Monkey, yakni film bergenre komedi horor gelap asal Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 2025.
Film ini diadaptasi dan disutradarai oleh Osgood Perkins, berdasarkan cerita pendek Stephen King. Theo James, Tatiana Maslany, Colin O'Brien, Rohan Campbell, Sarah Levy, Adam Scott, hingga Elijah Wood adalah deretan aktor dan aktris yang terlibat dalam film ini.
Adapun kisahnya bercerita tentang dua saudara kembar, Hal dan Bill yang tak sengaja menemukan mainan monyet terkutuk yang setiap kali kuncinya diputar, mainan monyet tersebut akan membunyikan drumnya dan menghasilkan reaksi berantai yang menyebabkan kematian mengerikan secara acak di sekitar mereka.
Awalnya mereka mengira itu hanyalah mainan monyet biasa, karenanya mereka hanya memutar kuncinya sekali, tanpa menaruh curiga. Tapi setelah mendapati pengasuh mereka tewas tak lama setelah kunci mainan monyet itu diputar, mereka mulai mencurigai ada yang tidak beres dari mainan tersebut.
Sampai kemudian, setelah kematian ibu mereka yang dipicu karena mainan monyet itu, Hal dan Bill mencoba menjauhkan mainan monyet tersebut dari siapa pun agar tak menelan korban lainnya. Awalnya, mainan monyet tersebut memang berhasil menghilang selama dua dekade dalam kehidupan mereka.
Tapi kemudian kembali lagi dengan ditandai segudang kasus kematian massal yang mengerikan. Itu artinya ada orang lain yang menemukan dan memutar kunci mainan monyet tersebut.
Karenanya, Hal pun tersadar bahwa ia harus segera mengambil tindakan, terlebih ia dan putranya berulang kali nyaris tewas dalam serangkaian kecelakaan tak masuk akal. Lantas siapakah gerangan sosok di balik kematian massal tersebut?
Ulasan Film The Monkey
Semburan darah dan bubur daging adalah dua elemen inti dari bentuk kesuraman film ini. Jadi, sudah bisa dipastikan, film ini tidak cukup ramah untuk kalian yang tidak cocok dengan tontonan sadis dengan ekstra kebrutalan.
Dari segi alur cerita, film ini punya tempo yang cukup cepat yang kemungkinan akan membuat sebagian penontonnya terengah-engah mengikuti alur ceritanya. Dengan penataan yang demikian, cerita lebih fokus pada komplikasi dan klimaks sehingga tampak betul kalau sineas film ini mengejar ketegangan, dan dampak emosional karenanya.
Sayangnya karena fokus terlalu terpusat pada hal yang demikian, detail latarnya jadi terabaikan dan dibiarkan menjadi misteri begitu saja.
Bahkan setelah film sampai pada endingnya, asal muasal objek magis di film ini pun belum diketahui. Jadi, terkesan nanggung dan lumayan mengesalkan bagi tipe penonton yang punya rasa penasaran tingkat akut.
Deretan skenario kematian yang dihadirkan, ada yang tampak seperti kecelakaan umum, dan ada pula yang sulit untuk diterima oleh akal, bahkan dalam genre horor sekalipun, masih terkesan terlalu artifisial. Tapi dari berbagai macam skenario kematian yang ditampilkan semuanya bermuara pada ketegangan yang intens.
Soal penokohan, tak ada yang benar-benar jelas latar belakangnya terkecuali dua saudara kembar yang menjadi tokoh utama di film ini. Asal muasal mereka jelas dan keterkaitan mereka akan tragedi dalam film ini pun konsisten.
Sisanya muncul setibanya, sebagai tokoh yang dimatikan, ada pula yang hilang begitu saja dari cerita. Jadi, kalo soal penokohan masih terbilang dangkal.
Soal sinematografi, berhasil menciptakan ketegangan baik melalui sudut kamera, pergerakan kamera, sampai pencahayaan. Ya, intinya inilah film yang tepat jika kamu butuh terapi kejut jantung di luar penanganan medis.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS