Aporia merupakan novel karya Rakryan Mahatma yang diterbitkan oleh Gradien Mediatama pada tahun 2021. Novel ini memiliki 252 halaman dan bercerita mengenai anak SMA yang sedang mencari jati dirinya.
Pernah tidak ketika kamu remaja rasanya ingin memberontak dan bersikap seolah sedang mencari jati diri? Keraguan, kebingungan, dan kebuntuan seakan membersamai saat usia remaja.
Menceritakan tentang Bara yang mengalami kesulitan keuangan setelah ditinggal Ayahnya. Dia sempat berpikir untuk berhenti sekolah agar dapat membantu Ibunya bekerja. Ekonominya sedang sulit, uang makan juga hanya pas-pasan. Hanya mengandalkan uang hasil jualan.
Namun, Ibunya tidak memperbolehkannya membantu bekerja. Beliau menyuruh Bara untuk menyelesaikan pendidikan terlebih dahulu agar kelak menjadi orang yang sukses. Menurut walau hati belum sepenuhnya menerima, Bara akhirnya melanjutkan pendidikannya.
Sayangnya, di kelas 11 ini, Bara kehilangan akal seperti orang yang sedang mencari jati diri. Tujuannya hanya satu, kaya. Bara ingin menjadi orang kaya. Dia tidak mau terus-terusan meminta rokok pada temannya, menggunakan sepatu yang sama saat bermain futsal, menggunakan kendaraan umum saat datang dan pulang sekolah, dan menginginkan ponsel canggih seperti milik teman-temannya.
Pergaulan yang dia sebut solidaritas tanpa batas. Senior-senior yang menyuruhnya mengumpulkan uang. Merokok dan minuman keras yang selalu menemani. Bara lupa akan siapa dirinya. Bukannya mencari jati diri, justru dia kehilangan jati dirinya.
Seiring berjalannya waktu, Bara bertemu dengan adik kelas yang membuatnya merasa cocok. Namun, dia tidak berani mengobrol dan berkenalan. Sepertinya Tuhan punya jalan masing-masing, Bara mengetahui namanya lewat upacara pemanggilan pemenang lomba.
Namanya Gendari. Dia tidak polos. Senior-senior tidak menyukainya. Tapi, Bara menyukainya. Dengan semua yang dia miliki, Bara merasa tidak pantas berkenalan dengan Gendari.
Sampailah dia pada keinginan untuk melakukan segala cara agar menjadi kaya. Menjadi pengantar suatu barang. Bara sudah terlalu jauh. Uang yang dia hasilkan bukan dari pekerjaan yang baik. Temannya, Respati yang mengetahui pekerjaannya menjadi seorang pengantar barang tidak bisa berkata apa-apa. Respati merasa sedikit bersalah karena dia yang mengenalkan barang itu kepada temannya.
Bara yang kesehariannya hanya makan telur, kini sering menghabiskan uang lebih banyak dari teman-temannya. Sepatu bermerk, makanan berbahasa Inggris yang dia impikan, dan ponsel terbarunya, seperti bukan Bara yang dulu sering mengeluhkan uang sakunya.
Di sisi lain, hubungannya dengan Gendari juga memiliki kemajuan. Walau tidak pesat namun cukup membantu Bara senang bukan main.
Selain menceritakan tentang Bara, novel ini juga menceritakan kehidupan Respati di bagian menuju ending. Keluarganya yang kaya raya, pacarnya yang selalu diidam-idamkan para lelaki, kebutuhannya yang selalu tercukupi, dan agamanya yang membuatnya berdiri sampai sekarang ini. Walaupun pergaulannya bebas, Respati masih ingat beribadah. Gaya pacarannya juga tidak terlalu jauh seperti teman-temannya. Namun, ada sesuatu yang disembunyikan oleh Respati.
Sesuatu apa yang dirahasiakan oleh Respati? Bagaimana dengan Bara jika dia ditangkap karena menjadi pengantar barang?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terjawab jika membaca novel Aporia karya Rakryan Mahatma.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Ketika membacanya, saya pribadi dibuat terkejut dengan pergaulan sebebas itu. Yang saya takutkan, apabila memang pergaulan bebas itu terjadi di Indonesia, bagaimana cara yang baik untuk menanggulanginya?
Di dunia ini, tidak ada sesuatu yang instan. Melihat Bara yang dengan mudah menerima pekerjaan kotor, rasanya mengkhawatirkan apabila generasi sekarang berkelakuan seperti Bara. Pembaca akan dibuat selalu mengingat bahwa apa yang dilakukan di dunia, pasti mendapat balasan atas kelakuannya.
Kenakalan remaja, pergaulan bebas, dan hidup hedonisme. Rasa-rasanya, memang pertemanan yang mengubah pola pikir. Untuk itu, pembaca mendapat pesan untuk mencari lingkungan yang positif dan tidak terjerat dengan hal-hal yang berbau negatif.
Faktanya, Aporia adalah karya yang terinspirasi dari beberapa hal yang nyata terjadi selama Rakryan Mahatma di SMA. Alur yang diceritakan memang terasa nyata dan menyentuh perasaan. Keraguan dan kebingungan bergabung menjadi satu, melahirkan Aporia, salah satu karya yang setelah membacanya, akan merasa hampa.
Ditemukan beberapa penulisan kata yang kurang sesuai kaidah, mungkin itu saja kekurangan novel ini. Lebih banyak penulis mengangkat cerita nyata yang terjadi, akan semakin banyak hal-hal yang tidak pembaca ketahui bahwa dunia memiliki banyak cerita.