Serasa ke Bangkok Tanpa Naik Pesawat: Cerita dari Thai Festival 2025 di Jakarta

Hayuning Ratri Hapsari | Fauzah Hs
Serasa ke Bangkok Tanpa Naik Pesawat: Cerita dari Thai Festival 2025 di Jakarta
Thai Festival 2025 (Instagram/thaiembassyjakarta)

Kalau biasanya liburan ke Thailand itu butuh paspor, tiket pesawat, dan persiapan yang ribet, minggu lalu aku cuma butuh kaki buat melangkah ke Central Park Mall, Jakarta Barat. Tepatnya di Tribeca Park dan Main Atrium, ada acara yang bikin aku merasa teleport ke Bangkok dalam hitungan detik, yaitu melalui Thai Festival 2025!

Acara ini diadain dalam rangka 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Thailand, jadi bukan sekadar pesta budaya biasa. Temanya Creative Pulse, yang katanya mau nunjukkin bagaimana kreativitas khas Thailand bisa nyambung ke berbagai bidang—dari kuliner, seni, film, sampai pariwisata.

Tapi kalau disuruh memilih highlight festival ini, jawaban aku pastinya kuliner. Begitu masuk area food tenant, aroma rempah langsung menyapa. Mulai dari Pad Thai yang gurih manis dengan tauge segar, Tom Yum Goong dengan kuah asam pedas yang bikin kepala melek, sampai Mango Sticky Rice yang legitnya bikin nggak rela dibagi.

Hal yang bikin beda dari festival kuliner biasa adalah banyak tenant yang dimiliki langsung oleh orang Thailand. Jadi, bukan cuma resepnya yang asli, tapi juga cara masaknya.

Selain kenyang, aku juga bawa oleh-oleh DIY inhaler strap khas Thailand. Buat yang belum tahu, inhaler Thailand itu semacam aroma terapi portable yang populer banget di sana, bisa buat ngilangin pusing atau sekadar refreshing aroma.

Dan di booth ini, pengunjung diajak menghias inhaler sesuai keinginan masing-masing. Kita bisa menambahkan pernak-pernik lucu, dan strap warna-warni yang bisa digantung di tas.

Yang menarik, inhaler ini bukan cuma lucu, tapi juga bagian dari budaya kesehatan sehari-hari orang Thailand. Mereka biasa bawa inhaler di tas atau saku, kayak kita bawa minyak angin. Bedanya, bentuknya imut dan aromanya segar banget.

Jadi, selain bawa pulang  foto dan perut kenyang, aku juga pulang bawa hasil karyaku sendiri. Lumayan, dapet oleh-oleh unik yang nggak bisa dibeli di toko biasa. Dan yang paling penting, gratis.

Aku juga sempat melipir ke CGV Central Park buat Thai film screening Dan yes, tiketnya gratis juga asal daftar dulu. Nonton film Thai di tengah festival kayak gini rasanya beda. Ada koneksi emosional karena habis makan kuliner mereka, lihat budaya mereka, lalu tenggelam dalam cerita yang mereka buat.

Menurut aku, ini salah satu cara efektif ngenalin budaya Thailand ke orang Indonesia, karena film tuh bisa nyampein nuansa dan nilai budaya yang nggak bisa dijelasin cuma lewat brosur wisata.

Selain itu, ada juga pertunjukan Muay Thai yang bikin penonton teriak tiap kali ada tendangan telak, pameran seni dan tarian tradisional, sampai booth travel agent yang siap kasih brosur paket liburan murah ke Thailand. Bahkan ada sesi business matching di Laguna Atrium untuk pelaku usaha yang mau kerja sama lintas negara.

Yang aku suka, festival ini bukan cuma memamerkan budaya, tapi juga membangun jembatan antara masyarakat Indonesia dan Thailand. Nggak heran kalau hubungan diplomatik kita udah bertahan 75 tahun.

Hari itu aku nggak cuma bawa pulang foto-foto dan inhaler lucu, tapi juga rasa hangat dari interaksi dengan orang-orang baru, pengetahuan soal budaya Thailand, dan pastinya, perut yang super puas.

Mungkin aku belum bisa langsung terbang ke Bangkok. Tapi Thai Festival 2025 udah cukup bikin aku merasa kayak baru pulang dari sana. Kalau tahun depan ada lagi, aku nggak akan ragu untuk datang. Karena di Thai Festival, aku bisa ngerasain liburan singkat ke luar negeri tanpa harus naik pesawat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak