Zootopia (2016) adalah salah satu animasi Disney paling ikonik, yang tidak hanya menghibur dengan cerita polisi hewan lucu, tapi juga menyentil isu rasisme dan prasangka melalui metafor predator dan mangsa. Hampir satu dekade kemudian, Zootopia 2 hadir sebagai sekuel yang patut dinantikan, memperluas dunia kota mamalia itu dengan elemen baru: reptil dan mamalia laut.
Disutradarai oleh Jared Bush dan Byron Howard—duo di balik film pertama—film ini dirilis pada 26 November 2025 di Amerika Serikat, dan tayang di bioskop Indonesia mulai 28 November 2025, sesuai jadwal dari jaringan seperti XXI, Cinema 21, dan CGV. Dengan durasi 108 menit, Zootopia 2 bukan hanya lanjutan cerita, tapi juga evolusi tema sosial yang lebih dalam, dibalut humor cerdas dan animasi memukau. Review dan rating di IMDb 7.8/10 serta Rotten Tomatoes 91 persen membuktikan, ini adalah film keluarga yang layak ditonton untuk semua umur.
Sinopsis Zootopia 2: Petualangan Baru, Musuh Lama, dan Sekutu Tak Terduga

Masuklah Gary De'Snake (Ke Huy Quan), seekor pit viper licin yang menjadi pusat misteri. Gary tiba-tiba muncul dan mengacaukan keseimbangan kota dengan mencuri jurnal antik milik keluarga lynx kaya raya, Lynxley—keturunan Ebenezer Lynxley, pendiri Zootopia.
Judy dan Nick, melawan perintah, mengejar Gary ke Marsh Market, wilayah rawa-rawa baru di pinggiran kota yang penuh dengan reptil dan amfibi. Di sini, petualangan mereka berubah menjadi perburuan liar: mereka disangka pelaku pencurian, menjadi buronan, dan terjebak dalam konspirasi gelap.
Ternyata, jurnal itu mengungkap rahasia kelam: Zootopia dibangun dengan mendiskriminasikan reptil melalui gentrifikasi dan propaganda palsu, seperti pembunuhan palsu 100 tahun lalu yang menyalahkan ular. Keluarga Lynxley, yang mengendalikan cuaca buatan kota, ternyata dalangnya, mempertahankan kekuasaan dengan mengecualikan "spesies berbahaya" seperti reptil.
Plotnya berjalan bak rollercoaster seru: bermula dari komedi ringan dan kocak di markas kepolisian Zootopia, lalu tiba-tiba melesat menjadi aksi penuh adrenalin yang berpindah-pindah ke distrik-distrik baru yang megah—mulai dari pesta gala mewah Zootenial (perayaan seratus tahun berdirinya kota) sampai rave gurun bergaya Burning Man yang liar, lengkap dengan seluncur air raksasa untuk para penghuni laut dan rawa.
Adegan kejar-kejaran yang epik pun hadir, saat Nick dan Judy menyamar menjadi reptil, sekaligus menyeret karakter pendukung seperti Nibbles Maplestick (disuarakan Fortune Feimster), seekor berang-berang podcaster super cerewet, serta Wali Kota Brian Winddancer (Patrick Warburton), kuda berkarisma yang tiba-tiba muncul di tengah kekacauan.
Unsur misterinya dibangun dengan rapi dan penuh kejutan, termasuk twist penjahat yang benar-benar berhasil menipu saya—untuk pertama kalinya dalam 12 tahun, Disney berhasil bikin saya kaget! Meski begitu, beberapa pengulas (misalnya di Roger Ebert) menyebut alur cerita kali ini agak kurang rapat dibanding film pertama, karena misterinya mulai terasa mudah ditebak setelah sekitar 30 menit awal berlalu.
Review Film Zootopia 2

Yang membuat Zootopia 2 bersinar adalah pengembangan karakter. Hubungan Judy dan Nick diuji seperti belum pernah: pertengkaran mereka mencapai puncak, memaksa masing-masing menghadapi trauma masa kecil—Judy dengan tekanan keluarga petani, Nick dengan diskriminasi rubah.
Sesi terapi jadi momen emosional yang menyentuh, mengeksplorasi isu gangguan kepribadian dan kerja sama, tanpa terasa menggurui. Gary De'Snake, meski antagonis, punya lapisan: ia bukan monster murni, tapi korban stereotip, mirip Nick di film pertama. Suara Ke Huy Quan membawa nuansa misterius sekaligus tragis, membuatnya favorit baru.
Pendukung lain seperti Shakira yang kembali sebagai Gazelle dengan lagu baru "Zoo" (kolaborasi Ed Sheeran dan Blake Slatkin)—sebuah bop energik tentang persatuan—menambah pesona. Lagu itu dirilis sebagai single pada 10 Oktober 2025 dan jadi soundtrack trailer yang viral.
Dari segi visualnya sendiri, Zootopia 2 benar-benar memanjakan mata. Animasi Disney kali ini berada di level tertinggi: gerakan karakternya sangat mulus, warna-warni cerah yang memikat, dan dunia kotanya dirancang dengan detail luar biasa luas serta hidup. Distrik baru seperti Marsh Market terasa begitu nyata, didukung ide-ide lingkungan yang segar—misalnya cuaca buatan yang rusak memicu banjir besar, atau parade gnu yang berantakan dan kocak.
Easter egg dan referensi Disney tersebar di mana-mana—mulai dari cameo menggemaskan ala Ratatouille hingga parodi Star Wars yang cerdas—membuat penonton dewasa tersenyum-senyum sendiri, sementara anak-anak akan tergelak oleh slapstick menggemaskan, terutama tingkah ular Gary yang licin dan “ssssslippery” itu.
Skor musik karya Michael Giacchino semakin memperkuat suasana: mampu membawaku dari ketegangan mencekam saat adegan kejar-kejaran hingga gelora euforia di pesta dansa penutup bergaya Gazelle yang penuh semangat.
Tema sosial tetap jadi andalan, tapi lebih ambisius. Jika film pertama fokus pada prasangka predator-mangsa, sekuel ini menyelami segregasi dan gentrifikasi: bagaimana kelompok minoritas seperti reptil dikucilkan demi "keseimbangan" palsu.
Ini sangat relevan dengan isu realitas seperti diskriminasi imigran atau urbanisasi yang merampas hak. Beberapa ulasan di Polygon bilang ini bisa kontroversial di kalangan konservatif, tapi pesannya disampaikan dengan humor cerdas, bukan ceramah. Common Sense Media kasih nilai tinggi untuk nilai edukasi, cocok untuk diskusi keluarga tentang empati dan keadilan.
Intinya, Zootopia 2 menunjukkan bahwa sekuel pun bisa melampaui karya aslinya dalam banyak hal. Memang belum sempurna—ada bagian komedi yang terasa kelewat berlebihan, serta pengembangan karakter sampingan yang kurang dieksplorasi secara mendalam—namun, ini tetap jadi kisah petualangan yang super menghibur, menyentuh hati, dan penuh inspirasi.
Dengan pendapatan box office global mencapai 133.2 juta dolar AS dalam dua hari pertama (per 28 November 2025), film ini sudah terbukti sebagai sukses besar. Bagi para penggemar setia, ini adalah dorongan kuat untuk segera kembali ke bioskop di Indonesia, terutama mulai akhir pekan ini.
Siapkan camilan favorit seperti popcorn, ajak seluruh anggota keluarga, dan izinkan Judy serta Nick mengingatkan kita semua: perubahan besar selalu bermula dari kerjasama satu pasangan yang pantang menyerah. Rating pribadi dariku: 8.5/10. Jangan sampai ketinggalan ya, Sobat Yoursay!