Ulasan Buku "What i Ate in One Year", Kuliner Dunia Yang Menakjubkan

Sekar Anindyah Lamase | Ramadhona Adi Saputra
Ulasan Buku "What i Ate in One Year", Kuliner Dunia Yang Menakjubkan
Buku "What I Ate in One Year" (Gramedia Digital)

Buku ini memang diperuntukkan oleh kamu yang suka makanan, cerita ringan tapi berkelas, sekaligus kalian yang suka kepo tentang kehidupan selebritas.

Buku "What I Ate in One Year" bisa jadi salah satu bacaan yang bikin senyum-senyum sendiri sambil ngelirik kulkas.

Stanley Tucci, aktor sekaligus penyuka kuliner, ajak kita ikutinya dalam perjalanan satu tahun lewat apa yang dia makan, ke mana dia pergi, dan siapa yang ada di meja makan bersamanya.

Sinopsis

Intinya gimana? Tucci mencatat semua makanannya dalam satu tahun dari makan bareng keluarga di rumah, makan di restoran pas syuting, makan malam santai di dapur, sampai makanan cepat saji di lounge bandara. Semua tercatat mulai dari pretzel, pasta, sup panas di Roma, sampai pizza rumahan yang ia buat bareng anaknya.

Tapi buku ini lebih dari sekadar “apa yang dia makan.” Ia jadi semacam seseorang yang sangat menyukai kuliner dunia. Lewat makanan, Tucci menggambarkan bagaimana hidupnya berubah dari rasa syukur atas hal sederhana, kenangan bersama orang terkasih, sampai nostalgia dan kehilangan.

Ada momen bahagia yang ia masukkan kedalam buku ini yaitu makan bersama teman dekat, keluarga, sahabat artis, atau bahkan orang asing yang baru ia kenal.

Ada juga momen yang tak terduga seperti ketika makanan biasa terasa istimewa karena ada arti dari makanan tersebut antara keluarga, persahabatan, dan sejarah.

Ulasan Buku "What I Ate in One Year" karya Stanley Tucci

Keunikan buku ini adalah gaya Tucci yang santai, humoris, dan jujur. Ia nggak sok puitis. Ia cuma menceritakan makanan dan kehidupan dengan nada apa adanya, kadang lucu, kadang mellow. Itu bikin buku ini terasa nyata dan gampang relate sama kehidupan kita.

Banyak bagian yang bikin kita mikir makan itu nggak cuma soal isi perut, tapi soal koneksi, memori, dan makna dari sebuah kehidupan. Ada sejarah tiap menu makanan.

Buat kamu pencinta makanan dan travel, buku ini kayak gabungan diary makanan dan catatan perjalanan, kita diajak ikut ke Roma, London, US, dan lokasi-lokasi syuting.

Tapi di balik glamornya, Tucci juga nggak sungkan cerita mengenai makanan yang nggak enak, jetlag yang sangat lama, dan makanan bandara yang “biasa saja”, semua itu bikin cerita terasa manusiawi, bukan sekadar glamor selebritas.

Tapi ya, buku ini bukan untuk semua orang. Karena terkadang formatnya memang seperti cerita pendek, dan ada pembaca yang merasa beberapa bagian jadi gantung. Kalau kamu butuh buku yang membahas tentang makanan, buku ini wajib untuk kamu baca.

Sejak terbit, "What I Ate in One Year" langsung mendapat sambutan hangat. Buku ini masuk daftar bestseller, termasuk daftar buku laris di media besar, dan banyak dipuji sebagai bacaan ringan penuh cita rasa hidup cocok untuk pecinta makanan, travel, dan cerita kehidupan sehari-hari.

Para kritikus mengapresiasi cara Tucci me-review sebuah makanan dan keadaan sekitar dalam satu catatan yang sangat jujur. Sementara sebagian pembaca menikmati humor dan rasa kehangatan lewat setiap halaman seperti mengobrol santai sambil makan bersama teman.

Buku "What I Ate in One Year" bukan sekadar buku tentang makanan ini buku tentang hidup, cinta, kehilangan, kebahagiaan kecil, dan cara makanan bisa jadi saksi perjalanan kita.

Kalau kamu suka makanan, kisah ringan, dan refleksi kecil tentang arti kehidupan, buku ini cocok banget buat temani sore dengan segelas kopi (atau segelas anggur), dan hati yang siap “lapar” akan cerita.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak