
Kalian pernah nggak sih menemukan teman atau saudara kalian yang sedang mengalami gangguan emosional atau gangguan psikologis tapi kalian nggak tahu harus ngapain? Kalian merasa tidak tega melihat mereka menderita tapi kalian tidak tahu harus mulai dari mana untuk membantu menenangkan.
Artikel ini akan membantu kalian mengenal cara-cara melakukan Psychologycal First Aid atau PFA yang akan sangat berguna bagi kehidupan kalian nantinya.
Dikutip dari materi e-course dari futurelearn.com, Psychological First Aid atau PFA ini merupakan cara untuk memberikan pertolongan secara psikologis maupun psikososial sesegera mungkin setelah terjadinya keadaan yang darurat, misalnya bencana alam, wabah penyakit, atau peristiwa traumatis lainnya. Seperti yang sudah kita tahu, peristiwa traumatis di atas dapat berdampak stress, gangguan kecemasan, kesedihan dan ketakutan.
Dampak trauma bagi sebagian orang mungkin tidak terlalu terlihat, namun tidak jarang juga ada orang yang langsung menunjukkan reaksi berlebihan ketika tertrigger sesuatu yang berhubungan.
Beberapa tanda-tanda kesusahan trauma seseorang yang bisa kalian jadikan patokan antara lain:
1. Adanya Reaksi Emosional
Reaksi emosional adalah perasaan yang datang dari perasaan dan hasil dari reaksi seseorang terhadap sesuatu. Hal itu meliputi:
- Ketakutan/kecemasan
- Rasa tidak berdaya/putus asa
- Demotivasi (kehilangan dorongan dalam melakukan sesuatu)
- Rasa bersalah
- Munculnya kemarahan/rasa frustasi
- Kesedihan mendalam
- Merasa kesepian
2. Terdapat Reaksi Kognitif/Pikiran
Reaksi ini meliputi:
- Susah konsentrasi/konsentrasi sering terganggu
- Adanya kebingungan/disorientasi
- Munculnya berbagai pikiran yang mengganggu
- Disosiasi (perasaan terputus dari diri sendiri atau dunia sekitar)/adanya penolakan
- Perasaan selalu waspada
- Adanya gangguan memori
3. Adanya Reaksi Sosial
Reaksi ini muncul berhubungan dengan interaksi seseorang dengan sekitarnya. Tanda-tandanya adalah:
- Mengurangi kepercayaan diri
- Penarikan/penghindaran
- Konflik interpersonal
- Hilang minat merawat diri
- Perilaku obsesif komplusif terutaman dalam hal kebersihan
4. Munculnya Reaksi Fisik
Reaksi fisik yang tumbuh dan menjadi tanda seseorang mengalami trauma adalah:
- Sesak nafas
- Detak jantung meningkat
- Keringat berlebih
- Jantung berdebar
- Otot tegang
- Gejala gastrointestinal atau kelainan sistem pencernaan makanan
- Sakit kepala
- Energi terkuras
- Sulit tidur/insomnia
- Perubahan kebiasaan makan
PFA bisa dilakukan siapapun termasuk siapapun yang berada di sekitar kita, tentu dengan beberapa kompetensi yang harus dikuasai seperti: menjadi pendengar yang baik, menggali informasi mengenai suatu kejadian traumatis korban, kemampuan koping aktif (penanganan mengatasi tekanan), membantu mereka terhubung dengan orang yang mereka sayang serta mengetahui cara menjaga kesehatan mereka dengan menghubungkan akses dukungan sosial dengan keluarga, kerabat atau pihak professional.
Lalu bagaimana kita mempraktekkan PFA dalam kehidupan sehari-hari? Tahapan dalam praktek PFA terdiri dari beberapa hal berikut:
1. Membangun Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif ini berupa memulai percakapan, memperhatikan dan mendengarkan secara aktif, menerima/memvalidasi perasaan, menenangkan yang tertekan, menanyakan tentang kebutuhan dan kekhawatirannya, membantu menemukan solusi dalam permasalahan mereka
2. Mendengarkan Secara Aktif
Mendengarkan ternyata juga memiliki teknik khusus untuk membantu menenangkan korban trauma terutama dibarengi dengan empati yang tinggi, hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendengatkan aktif adalah:
- Perhatikan nada suara, bahasa tubuh, dan kontak mata
- Dengarkan apa yang dikatak lawan bicara kalian dan klarifikasi pemahaman dengan mengulang, meringkas, atau merefleksikan kembali apa yang hendak mereka coba sampaikan
- Tunjukkan bahwa kalian sedang mendengarkan dengan menunjukkan gestur anggukan, gumaman, atau respon lain seperti 'oke, lalu bagaimana?' atau 'saya paham'
- Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
- It's okay jika kalian menemukan orang yang kesulitan dalam menjelaskan, katakan pada mereka bahwa tidak masalah jika mereka enggan atau malu menceritakannya
Itu dia sedikit mengenai Psychological First Aid yang cocok kalian praktekkan dalam keseharian. Siap untuk menjadi mental health wellbeing promotor?
Baca Juga
-
Parenting Bullyproof untuk Anak Tahan Bully, Bagaimana Tanggapan Psikiater?
-
Mengenal Counterdependency: Hidup dengan Kemandirian yang Berlebihan
-
Kenali 4 Bahaya Self Diagnosis yang Harus Kalian Tahu!
-
8 Cara Ini Bisa Meredam Emosimu yang Meledak! Praktekkan Yuk!
-
15 Jurnal Prompts ini Bisa Bantu Kamu Healing Lebih Cepat! Coba Yuk!
Artikel Terkait
-
Parah! Dokter Ini Tidak Sengaja Mengangkat Mata yang Sehat saat Operasi
-
5 Cara Mengatasi Bullying pada Anak, Selamatkan Buah Hatimu sebelum Trauma
-
3 Hal Buruk jika Kamu Sering Berbohong pada Pasangan, Rentan Bubar!
-
3 Ciri Kamu Memiliki Ikatan Emosional yang Buruk dengan Pasangan, Toksik!
-
4 Alasan Mengapa Kita Merasa Terputus dengan Orang Lain
Health
-
Bukan Sekadar Benci Hari Senin: Menguak Mitos 'Monday Blues'
-
Waspada! Apa yang Kita Makan Hari Ini, Pengaruhi Ingatan Kita 20 Tahun Lagi
-
Rayakan Hari Lari Sedunia: Langkah Kecil untuk Sehat dan Bahagia
-
Ilmuwan Temukan 'Sidik Jari' Makanan Ultra-Proses dalam Darah dan Urin
-
Popcorn Brain: Ketika Otak Sulit Fokus Akibat Sering Terpapar Gadget
Terkini
-
Siap Debut Solo Tahun Ini, Haechan NCT Rilis Video Trailer Bertajuk Haechan, 2025
-
Jimin dan Jungkook BTS Rampung Wamil, Bagikan Kisah Lucu kepada ARMY
-
Boyfriend Vibes! 4 OOTD Chic Minimalis ala Nam Joo Hyuk yang Wajib Dicoba
-
Tampil Kece saat Traveling dengan 6 Padu Padan Outfit ala Rebecca Klopper
-
4 Ide OOTD Soft Style ala Lee Jun Hyuk, Bikin Penampilan Makin Memesona