Candra Kartiko | Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz
ilustrasi voyeurisme (freepik.com)

Voyeruisme merupakan salah satu kelainan seksual dimana penderitanya suka mengamati atau mengintip orang lain yang sedang telanjang, sembari melakukan aktivitas seksual berupa masturbasi secara diam-diam.

Seseorang dengan voyeruisme biasanya tidak tertarik melakukan kontak seksual dengan korbannya. Hal itu menunjukkan bahwa aktivitas mengintip ini tidak memandang siapapun korbannya, tetapi fokus pada akitivitas mengamati. Pasalnya, mereka akan mendapat kepuasan seksual ketika melihat orang lain berganti pakaian, mandi, masturbasi, atau berhubungan intim.

Selain mengintip dan mengamati, pelaku voyeruisme juga cenderung menonton film porno berupa rekaman seseorang yang sedang telanjang atau melakukan kegiatan seksual. Selain itu, Voyeur juga akan bermain peran selayaknya mengintip orang lain dengan pasangan seksualnya.

Meski bisa menjadi preferensi seksual yang normal, voyeurisme tetap dikategorikan sebagai penyimpangan atau kelainan jika kondisi ini sudah tidak mampu dikendalikan, atau disebut juga parafilia.

BACA JUGA: 4 Rekomendasi Obat Atasi Mual dan Muntah, Tersedia di Apotek

Hingga saat ini voyeruisme belum diketahui secara pasti penyebabnya. Para ahli menduga bahwa kelainan seks yang satu ini berkaitan erat dengan trauma masa kecil dan penyalahgunaan obat terlarang. Disamping itu, hiperseks, depresi, gangguan kecemasan, dan eksibionis juga turut andil dalam memicu voyeruisme.

Berdasarkan studi dari American Psychiatric Association, seseorang bisa dikatakan sebagai pelaku voyeurisme jika selama 6 bulan atau lebih melakukan aktivitas mengintip orang lain yang sedang telanjang atau beradegan seks

Beberapa tanda yang menunjukkan seseorang mengalami voyeruisme yakni:

1. Merasa sangat bergairah ketika mengintip orang lain yang sedang telanjang

2. Merasa frustasi ketika tidak melakukan aktivitas voyeruisme

3. Sengaja mengambil foto atau video orang lain yang sedang telanjang

4. Melakukan tindakan kriminal untuk melakukan voyeruisme, seperti masuk kerumah orang lain tanpa izin untuk mengintip

5. Merasa bersalah ketika melakukan voyeruisme

6. Menyendiri dan menarik diri dari lingkungan sosial karena terfokus melakukan voyeruisme

BACA JUGA: 5 Dampak Buruk Akibat Terlalu Sering Mengonsumsi Antihistamin Sebelum Tidur

Lantas, apa penyebab seseorang menjadi voyeruisme? Penelitian ilmiah menyebutkan bahwa tingkat kepercayaan diri yang rendah dan rasa takut akan penolakan dari orang yang dicintainya menjadi alasan kuat melakukan voyeruisme.

Para penderita voyeruisme perlu mendapatkan penanganan yang tepat, berupa terapi perilaku kognitif dan obat-obatan medis dari dokter. Tak hanya itu, dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat juga diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan.

Itulah tadi pembahasan tentang voyeurisme, semoga bermanfaat!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz