Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Ary Yulianto
ilustrasi penderita diabetes menyuntikan insulin (Pixabay.com/peter-facebook)

Hingga saat ini diabetes masih menjadi momok bagi semua orang karena sifatnya yang mematikan. Mengutip laman WHO, angka kematian yang diakibatkan dari diabetes dan penyakit ginjal akibat dari diabetes pada tahun 2019 mencapai kurang lebih 2 juta kematian. Selain itu, diabetes juga menyebabkan komplikasi pada kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, stroke, dan amputasi anggota tubuh bagian bawah.

Dilansir laman Medicalnewstoday, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam "Lancet Diabetes & Endocrinology", mengamati pengaruh diagnosis diabetes tipe 2 terhadap harapan hidup, bahwa seseorang yang didiagnosis diabetes tipe 2 pada usia 30 tahun lebih berpotensi mengurangi harapan hidup 14 tahun. Hasil studi ini dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan Asosiasi Eropa untuk Studi Diabetes (EASD) di Hamburg, Jerman.

Faktor penyebab diabetes tipe 2

Melansir laman Medicalnewstoday, diabetes tipe 2 merupakan kondisi kronis dimana tubuh tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh sebagai hormon yang mengontrol glukosa darah atau kondisi dimana tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif bahkan terjadi resistensi terhadap insulin. Cara kerja Insulin pada tubuh adalah dengan memindahkan glukosa hasil pencernaan makanan dari darah ke sel untuk digunakan.

Dahulu penderita diabetes tipe 2 adalah orang yang telah berusia 50 tahun ke atas atau lansia. Namun, saat ini kasus diabetes tipe 2 sering terjadi pada orang usia yang lebih muda. Faktor yang memicu diabetes tipe 2 adalah obesitas, kurangnya olahraga atau kurang gerak, turunan, dan faktor sosial ekonomi. Orang dengan ekonomi kurang mampu biasanya lebih rentan beresiko terhadap diabetes tipe 2.

Hasil penelitian hubungan antara diabetes tipe 2 dengan harapan hidup

Melansir laman Medicalnewstoday, menggunakan data Emerging Risk Factors Collaboration dan UK Biobank, Ilmuwan yang melakukan penelitian mendapatkan kesimpulan pada hubungan antara usia saat didiagnosis diabetes dan harapan hidup, yaitu diagnosis diabetes tipe 2 memperpendek harapan hidup rata-rata 6 tahun. Namun, jika diagnosis dilakukan pada usia 30 tahun, maka angka harapan hidup berkurang 14 tahun.

Dalam wawancaranya, Dr. Robert Gabbay, kepala petugas ilmiah dan medis untuk American Diabetes Association, mengatakan kepada Medicalnewstoday “Diabetes, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti gagal ginjal, penyakit jantung, dan amputasi, yang masing-masing dapat menurunkan harapan hidup.”

Selanjutnya, menambahkan pernyataan dari Dr. Robert, dikutip dari laman Medicalnewstoday, Penulis dari Institut Kardiovaskular & Ilmu Kedokteran, Universitas Glasgow, Prof. Naveed Sattar mengatakan pada siaran pers “Temuan kami mendukung gagasan bahwa semakin muda seseorang ketika mereka mengembangkan diabetes tipe 2, semakin besar kerusakan yang ditimbulkannya tubuh mereka terakumulasi dari gangguan metabolisme.”

Oleh karena itu, seperti dikutip laman WHO, deteksi dini diabetes tipe 2 dengan melakukan pemeriksaan rutin baik untuk mencegah atau mengurangi dampak kerusakan yang disebabkan oleh diabetes tipe 2. Namun, pada umumnya karena gejala yang ringan dan kurang jelas, biasanya seseorang mengetahui bahwa dirinya mengidap diabetes tipe 2 pada beberapa tahun kemudian atau pada usia lanjut setelah terjadi komplikasi.

Obat yang efektif untuk mengobati diabetes tipe 2

Diabetes dapat diobati, dampaknya dapat dihindari atau ditunda dengan cara menjaga pola makan, aktivitas fisik, menghindari penggunaan tembakau, dan dengan pengobatan serta pemeriksaaan rutin, seperti dikutip dari laman WHO. Seperti disampaikan oleh WHO pada laman resminya, selain menjaga pola hidup dan pola makan, pada kondisi tertentu juga diperlukan penggunaan obat untuk mengatasi diabetes tipe 2 ini.

Melansir laman Medicalnewstoday, hasil penelitian menyebutkan bahwa penggunaan tirzepatide (Mounjaro) dianggap efektif untuk mengobati diabetes tipe 2. Mounjaro digunakan dengan cara disuntik dan diberikan seminggu sekali. Obat ini telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat pada Mei 2022 dan di Inggris pada September 2023.

Ary Yulianto