Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Wahid Kurniawan
Ilustrasi Tumpukan Buku. (pexels)

Karya terjemahan mungkin sudah jamak kita dapati dewasa ini. Setiap rak-rak toko buku tidak pernah luput dari jajaran buku-buku terjemahan. Buku-buku itu pun memiliki beragam tema, dari mulai ilmu pengetahuan, buku agama, sampai buku sastra. Saya sendiri termasuk penikmat karya terjemahan ini. Tidak terhitung lagi sudah berapa karya atau buku terjemahan yang sudah saya baca. 

Namun, selalu saja, saya menemui orang-orang yang gamang untuk membaca buku terjemahan. Alasan mereka pun bermacam-macam. Ada yang merasa bahwa karya terjemahan memiliki kesulitan tersendiri dalam membacanya, ada juga yang merasa kalau karya terjemahan tidak bisa menjamin isi bukunya sendiri. Atau, dengan kata lain, ada yang merasa tidak percaya hasil penerjemahan dalam karya terjemahan, dan lebih memilih membacanya dalam bahasa aslinya.

Untuk alasan terakhir itu, tentu kita bisa menyalahkan sepenuhnya. Sebab, bagaimanapun, membaca sebuah buku dalam bahasa aslinya memiliki jaminan kepahaman tersendiri. Tapi, bagaimana bagi mereka yang tidak bisa membaca dalam bahasa aslinya? Katakanlah, bagi mereka yang tidak begitu akrab dengan buku-buku asli dalam bahasa Inggris? Tentu, jalan keluarnya didapat dengan membaca buku-buku tersebut dari hasil terjemahanya.

Kendati begitu, saya rasa, ada beberapa hal yang mesti dipertimbangkan bagi mereka yang ingin mencari karya terjemahan. Tips ini yang biasanya saya gunakan demi mendapat jaminan kualitas terjemahan yang, katakanlah, baik. Adapun tips-tips tersebut, bisa kita lihat dalam penjabaran berikut ini:

1. Diterjemahkan dari Bahasa Pertama

Poin ini saya letakkan di bagian pertama sebab dengan memastikan bahwa buku diterjemahkan dari bahasa pertama, paling tidak kita memiliki jaminan kalau arti atau terjemahan buku tersebut dekat dengan bahasa aslinya.

Dengan kata lain, kalau ada buku terjemahan dengan dua terbitan yang berbeda, satu diterjemahkan dari bahasa aslinya, sedangkan satunya diterjemahkan dari bahasa kedua (English, misalnya), maka terbitan yang pertama lebih menjanjikan.

Kita tidak akan kehilangan citarasa dalam bahasa aslinya terlalu jauh. Hal inilah yang pertimbangkan ketika ingin mencari buku-buku terjemahan non-English, seperti karya dari Jepang, Korea, atau negara lainnya. 

2. Datang dari Penerbit yang Berintegritas

Poin kedua ini tak kalah pentingnya. Sebab, dengan mengetahui track-record sebuah penerbit, penerbit berkualitas dan berintegritas tinggi atau tidak, kita bisa menjamin kualitas buku yang akan kita inginkan.

Tak jarang, ada sejumlah penerbit yang berintegritas kurang, yaitu mereka yang tak begitu memperdulikan pengurusan hak cipta dari buku yang mereka terjemahkan, atau mereka yang tampak asal-asalan dalam menggarap terbitan mereka.

Untuk itulah, poin ini bisa menjadi pertimbangan penting bagi kita saat hendak mencari buku-buku terjemahan.

3. Kenali Siapa Penerjemahnya

Poin ini berhubungan langsung dengan penerjemah dari buku yang akan kita beli atau cari. Akan baik kalau kita menemukan nama penerjemahnya dicetak di sampul buku, sebab kita bisa mencari track-record dari si penerjemah. Dengan begitu, kita pun bisa menelusuri hasil kerjanya yang lain, dan melihat, apakah ia penerjemah profesional atau bukan, pemula atau bukan.

Kendati mungkin terdengar merepotkan, tetapi upaya ini bisa dilakukan demi mendapatkan jaminan kualitas dari buku-buku yang akan kita beli. Di samping itu, kalau kita sudah menemukan nama penerjemah yang familiar dan sudah mengetahui hasil terjemahannya, kita pun bisa tidak ragu kalau-kalau suatu hari menemukan buku terjemahannya yang terbaru. Sebab, kita sudah melihat kualitas dari penerjemahnya tersebut.

4. Bukan Buku Bajakan

Poin ini tentu berhubungan dengan upaya kita memerangi peredaran buku bajakan yang semakin massif di pasaran. Selain untuk menghargai para pelaku perbukuan yang sudah susah payah menghadirkan karya-karya terjemahan, poin ini juga perlu digarisbawahi, mengingat kualitas cetakan buku asli dengan bajakan sangatlah berbeda.

Kalau kita membandingkannya, buku bajakan kerap kali diproduksi asal-asalan dan menggunakan bahan dasar yang buruk. Hasilnya, buku yang dicetak pun memiliki kualitas yang buruk juga seperti halaman yang mudah robek, huruf yang tak jelas, layout yang tak rapi, kertas yang buruk, lemnya mudah lepas, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan buku yang akan kita beli, apakah itu buku bajakan atau bukan. Kalau bajakan, ya sebaiknya kita tidak membelinya.

Kurang-lebih, itulah 4 hal yang bisa menjadi bahan pertimbangan bagi kita saat ingin mencari atau membeli buku-buku terjemahan. Keempat poin itu bisa kita terapkan dalam berbagai jenis buku, tidak saja buku terjemahan semata. Sebab, poin-poin itu berhubungan dengan asal dan siapa yang memproduksi buku tersebut, sehingga dengan sedikit mengetahuinya, setidaknya kita diberi jaminan kasar akan kualitas buku yang akan kita dapatkan.

Wahid Kurniawan