Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Hafsah Azzahra
Ilustrasi menulis diary (pexels/Kaboompics.com)

Mungkin kita sering mendengar istilah bahwa menulis adalah salah satu cara healing yang paling baik. Karena dengan menulis, seseorang bisa menumpahkan sampah emosinya sehingga ia bisa merasa lebih tenang. Namun, 3 alasan ini justru menyarankanmu untuk berhenti menulis sekarang juga. Mengapa bisa begitu? Benarkah kegiatan yang mulai banyak diminati orang ini justru berdampak buruk bagi diri sendiri? Simak selengkapnya dalam uraian berikut, ya!

1. Jangan Menulis Kalau Merasa Tertekan

Semakin banyaknya penggiat literasi dalam beberapa tahun terakhir membuat persaingan di bidang ini semakin ketat. Mulai dari sulitnya mendapat pembaca di platform-platform menulis online, kesulitan menjual buku karena meningkat drastisnya jumlah buku yang terbit di setiap tahunnya, lalu semakin sulitnya memenangkan ajang menulis karena harus bersaing dengan para senior dan penulis pendatang baru yang semakin menjamur.

Semua hal ini pasti menjadi tekanan dan kefrustasian tersendiri bagi sebagian orang. Sehingga, jangan menulis kalau hal ini justru membuatmu merasa buruk. Ambillah jeda dan jangan terlalu keras pada diri sendiri. Tanamkanlah rasa percaya diri dan lakukanlah hal terbaik versimu sendiri dalam menjalani kegiatan menulismu. Dengan begitu kamu akan menulis lebih rileks dan menyenangkan.

2. Jangan Menulis Kalau Hanya untuk Menebar Kebencian

Dalam hidup bersosial, tidak sedikit kita menjumpai hal-hal yang yang bertentangan dengan diri kita. Baik dalam hal prinsip, pandangan, selera, dan sebagainya. Sehingga, ketika kamu menemui hal seperti ini dalam kegiatan menulismu, berusahalah untuk tetap bersikap netral dan tidak menebar kebencian, perdebatan, dan permusuhan. Bersikap dewasa dalam menulis sangat diperlukan agar kamu tidak menyesali hasil tulisanmu di kemudian hari. Sebaliknya, berusahalah menebar kebaikan sekecil apa pun melalui buah karya yang kamu hasilkan.

3. Jangan Menulis Kalau Mencuri Isi Kepala Orang Lain

Plagiator memang masih menjadi musuh terbesar bagi para penggiat literasi dan seni. Sehingga, tak sedikit orang yang sangat dirugikan dalam hal ini, seperti misalnya: penulis itu sendiri yang sudah bersusah payah menyusun karyanya, editor dan layouter yang bekerja di balik layar sebuah buku yang terbit, hingga penerbit yang mencetak dan menggandakan buku.

Plagiator sudah sama seperti pencuri dan sangat meresahkan banyak pihak. Maka, jangan menulis kalau hanya ingin mengambil ide milik orang lain. Terlebih di masa pandemi ini semakin banyak yang kesulitan dari segi ekonomi. Sehingga, para plagiator tentu semakin menyusahkan semua orang di bidang ini.

Itu tadi 3 alasan yang harus membuatmu meninggalkan kegiatan menulis sekarang juga. Bagaimana menurutmu?

Hafsah Azzahra