Badminton lovers (BL) pasti sudah tidak asing lagi dengan sejumlah nama turnamen dunia yang diagendakan oleh federasi bulutangkis BWF. Beberapa turnamen bahkan cukup banyak diincar atlet dunia demi raihan gelar yang disandang. Dua di antaranya terbilang cukup populer dan sangat dinantikan oleh para pencinta bulutangkis sedunia adalah World Tour Finals dan World Championship.
BACA JUGA: Harga BBM Pertamax Turun Jadi Rp 12.800/Liter Mulai Berlaku Jam 2 Siang Ini
Meski sekilas terdengar mirip dan sama-sama prestisius, tapi keduanya merupakan turnamen yang berbeda. Buat yang belum tahu perbedaan antara BWF World Tour Finals dan World Championship, yuk simak penjelasan berikut ini!
BWF World Tour Finals
BWF World Tour Finals (WTF) adalah turnamen penutup dari rangkaian agenda BWF Super Series dalam satu tahun. Mengingat turnamen ini menjadi acara puncak, tidak heran jika biasanya berlangsung di akhir tahun.
Terlepas dari waktu penyelenggaraan, WTF sendiri masuk dalam struktur turnamen grade dua. Sejumlah turnamen yang berada satu level adalah World Tour Super 1000, World Tour Super 750, World Tour Super 500, World Tour Super 300 hingga yang paling rendah World Tour Super 100.
Menariknya lagi, turnamen yang terbilang elit ini hanya diikuti oleh delapan pemain terbaik masing-masing sektor yang diambil dari klasemen rangkaian turnamen sejak awal tahun. Namun, tiap negara hanya bisa meloloskan maksimal dua pemain di tiap sektor.
Dalam BWF World Tour Final, atlet bukan hanya mendapatkan gelar juara tapi juga prize money yang cukup menggiurkan. Tidak mengherankan, sebab lawan yang dihadapi juga masuk kategori top level hingga tidak akan mudah melewati tiap babak demi menjadi kampiun.
BWF World Championship
Berbeda dengan World Tour Final, BWF World Championship merupakan turnamen dengan grade satu. Dalam struktur turnamen yang diberlakukan BWF, World Championship setara dengan Sudirman Cup, Thomas Uber Cup dan Olimpiade yang juga berada dalam level sama.
Turnamen ini sebelumnya dikenal dengan nama IBF World Championships dan mulai dipertandingkan pada tahun 1977 tiap tiga tahun sekali. Pada tahun 1985 diubah menjadi turnamen yang digelar dua sekali hingga akhirnya menjadi agenda rutin tahunan sejak 2006 silam.
BACA JUGA: Varian Rasa dari Oreo Edisi BLACKPINK!
Jika World Tour Final digelar pada penghujung tahun, maka World Championship justru lebih dulu dilaksanakan. Seperti edisi 2022 kemarin, turnamen ini digelar pada bulan Agustus. Namun, sang juara hanya akan mendapatkan gelar sebagau juara dunia tanpa ada prize money.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Anthony Ginting Ditarik Mundur dari BAC 2025 dan Ajukan Protected Ranking
-
Muhammad Shohibul Fikri Langganan Jadi Runner Up, 'The Real Manusia Silver
-
Polish Open 2025: Peluang Rehan/Gloria Sabet Gelar Perdana
-
Jadwal Final Swiss Open 2025: Didominasi China, Ada Dua Laga Perang Saudara
-
Swiss Open 2025: Hanya Satu Wakil Indonesia yang Lolos ke Final
Artikel Terkait
-
Gegara Belum Pulih Cedera, Anthony Ginting Harus Absen Lagi dari Badminton Asia Championships 2025
-
Anthony Ginting Ditarik Mundur dari BAC 2025 dan Ajukan Protected Ranking
-
Jadwal Final Swiss Open 2025: Didominasi China, Ada Dua Laga Perang Saudara
-
Sosok Fajar Alfian, Pebulu Tangkis Diduga Body Shaming ke Pendemo Perempuan
-
Rekap Swiss Open 2025: Empat Wakil Indonesia Melaju ke Perempat Final
Hobi
-
Real Madrid Babak Belur Demi Final Copa del Rey, Carlo Ancelotti Buka Suara
-
Piala Asia U-17: 3 Pemain Timnas Indonesia yang Diprediksi akan Tampil Gemilang
-
PSM Makassar Konsentrasi Hadapi CAHN FC, 2 Pemain Ini Diramal Jadi Ancaman
-
Tanpa Gustavo Almeida, Persija Jakarta Hadapi Madura United FC di Bangkalan
-
Dilema Tristan Gooijer: PSSI Ngebet Naturalisasi, tetapi Sang Pemain Cedera
Terkini
-
4 Facial Wash dengan Kandungan Probiotik, Jaga Keseimbangan Skin Barrier!
-
Novel Homicide and Halo-Halo: Misteri Pembunuhan Juri Kontes Kecantikan
-
Kai EXO Siap Sambut Musim Panas di Teaser Video Musik Lagu 'Adult Swim'
-
Ulasan Novel Dunia Sophie: Memahami Filsafat dengan Sederhana
-
Remake Film Mendadak Dangdut: Apa yang Berubah?