Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | zahir zahir
Ilustrasi Beladiri Kun Khmer (unsplash/wade austin ellis)

Pada gelaran Sea Games tahun 2023 yang diadakan di negara Kamboja kali ini banyak terdapat beberapa cabang olahraga yang cukup awam dipertandingkan atau bahkan terdengar asing di telinga publik. Salah satu cabang olahraga yang terdengar asing yang dipertandingkan di gelaran Sea Games kali ini adalah Kun Khmer.

Olahraga beladiri yang sepintas mirip dengan Muaythai atau Kickboxing ini merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup populer di negara Kamboja. Hal inilah yang membuat cabang olahraga Kun Khmer ini sendiri dipertandingkan di event Sea Games 2023 kali ini.

Memiliki Nama Lain Pradal Serey

Ilustrasi Pertandingan Pradal Serey (wikipedia/boxing world)

Olahraga beladiri Kun Khmer sejatinya juga dikenal dengan nama Pradal Serey di negara Kamboja. Melansir dari situs Leisure Cambodia, nama asli dari seni beladiri dari Kamboja ini sendiri merupakan Kbach Kun Pradal Khmer. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu dikenal dengan nama Pradal Serey. Kata “Pradal” sendiri memiliki arti bertarung atau bertinju, sedangkan "Serey" sendiri memiliki arti bebas. Secara harfiah arti dari Pradal Serey yakni Tinju Bebas atau tarung bebas.

Beladiri asal Kamboja tersebut tidak hanya mengandalkan kemampuan serangan seperti meninju menggunakan kepalan tangan saja, namun juga menggunakan kemampuan tendangan menggunakan kaki, lutut maupun siku. Hal inilah yang membuat beladiri ini sangat mirip dengan beladiri Muaythai yang berasal dari Thailand yang juga notabene negara tetangga dari Kamboja. Dalam pertandingan Pradal Serey atau Kun Khmer juga memiliki aturan yang mirip seperti Muaythai yakni dimenangkan dengan cara ‘knockout’ ata KO kepada lawan atau pemenang ditentukan melalui perhitungan poin saat waktu pertandingan berakhir.

Sejarah Beladiri Kun Khmer

Ilustrasi Relief Beladiri Pradal Serey (wikipedia/Cambodian Culture)

Seni beladiri Kun Khmer atau Pradal Serey diyakini mulai muncul dan berkembang pada saat kekaisaran Khmer (Khmer Empire) pada abad ke-9 Masehi. Melansir dari Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor, Volume 2, beladiri ini mulai tumbuh dan berkembang di masa kekaisaran Khmer di Kamboja. Beladiri ini dipergunakan oleh pasukan militer pada saat itu sebagai senjata terakhir apabila sedang berperang dengan pihak lain. Selain itu, beladiri ini juga mulai berkembang tidak hanya di kalangan militer saja, akan tetapi juga mulai merambah di masyarakat biasa dengan sering dipertunjukkan pada acara-acara tertentu atau peringatan tertentu.

Bukti-bukti arkeologis dari beladiri Kun Khmer atau Pradal Serey sendiri dapat ditemukan di beberapa relief atau reruntuhan yang tersebar di Kamboja. Salah satu relief yang menjelaskan mengenai beladiri Kun Khmer terdapat di kuil Bayon di Banteay Meanchey di Kamboja. Selain itu, bukti arkeologis mengenai beladiri ini juga dipublikasikan di relief-relief lainnya di beberapa kuil dan reruntuhan di Kamboja.

Beladiri Pradal Serey ini sendiri juga sempat mengalami kemunduran bahkan dilarang dilakukan saat konflik di Vietnam hingga berkuasanya rezim Khmer Merah di Kamboja. Hal ini dikarenakan adanya doktrin penghilangan kebudayaan-kebudayaan lama yang berada di Kamboja saat itu. Seni Beladiri ini mulai bangkit kembali pada akhir dekade 1970-an hingga periode 1980-an. Bahkan, seiring berjalannya waktu beladiri ini juga menjadi kian populer di kawasan Kamboja dan beberapa negara di Asia tenggara lainnya hingga saat ini.

Sempat Menjadi Kontroversi Antara Kamboja, Thailand dan Laos

Ilustrasi Pertandingan Kun Khmer (unsplash/jonathan johnson)

Beladiri Kun Khmer sendiri juga sempat menjadi perebutan klaim antara Thailand, Laos dan Kamboja. Hal ini didasarkan pada nama dari beladiri tersebut yang dianggap sebagai Muaythai di Thailand. Aksi perebutan klaim tersebut mencuat di tahun 1995. Hal ini kemudian melahirkan sebuah nama universal yang dapat digunakan oleh ketiga negara tersebut, yakni Sovannaphum boxing atau SEA Boxing. Sovannaphum sendiri memiliki makna tanah emas atau Golden Land yang merepresentasikan ketiga negara yang bertikai tersebut.

Kontroversi tentang Kun Khmer kembali mencuat saat pelaksaan Sea Games 2023 di Kamboja. Pihak Thailand melakukan protes terhadap peleburan olahraga Muaythai di dalam nama Kun Khmer di event tersebut. Hal ini membuat kontingen dari Thailand tidak turut serta dalam cabang olahraga Kun Khmer atau Muaythai yang dalam penyebutan dari Thailand.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

zahir zahir