Pelatih timnas Indonesia senior, yakni Shin Tae-yong mengakui melatih skuad garuda memangla bukan perkara hal mudah. Melansir dari akun tiktok @mangkulangittt, pelatih berusia 53 tahun tersebut pernah menyebut ada segelintir pihak yang mencoba menitipkan pemainnya saat dirinya menjabat pelatih timnas Indonesia. Akan tetapi, pelatih asal Korea Selatan tersebut tidak pernah menanggapi hal tersebut.
“Ada, ada (yang menitipkan pemain). Tetapi, tidak pernah saya tanggapi, satu pun tidak pernah terjadi selama saya di sini, jadi tidak perlu khawatir lagi,” ujar Shin Tae-yong, dikutip dari akun instagram @futboll.indonesia.
Praktek penitipan pemain baik di klub maupun di timnas Indonesia memang sudah menjadi rahasia umum di masyarakat, khususnya bagi orang-orang yang menggeluti dunia sepakbola di Indonesia. Bahkan, ketika pertama kali datang dan melatih di timnas Indonesia, Shin Tae-yong sudah disodorkan beberapa pemain yang kala itu diproyeksikan dapat membela timnas Indonesia U-20. Ada beberapa pemain yang bertahan dan menjadi andalan di skuad senior hingga saat ini, adapula yang harus tersingkir karena ketatnya persaingan.
“PSSI dan pelatih klub lokal kasih saya referensi pemain dan akhirnya muncul nama-nama seperti Pratama Arhan, Rizky Ridho, Witan Sulaeman, dan Ernando Ari yang sejak awal saya datang sudah bersama dan sekarang menjadi pemain inti. Mereka sudah berkembang banyak,” imbuh Shin Tae-yong.
Praktek Titip Pemain Dikenal Sangat Mengakar dan Susah Hilang
Praktek menitip pemain baik di level klub maupun timnas Indonesia memang dikenal sudah mengakar sejak puluhan tahun lalu. Bahkan, pelatih sekaliber Shin Tae-yong juga pernah mengalami hal ini saat melatih timnas Indonesia. Praktek semacam ini memang seringkali terjadi dari level junior hingga senior. Bahkan, tidak jarang pula melibatkan orang-orang penting di klub maupun federasi ataupun lembaga olahraga lain.
Praktek ini seringkali dijadikan ajang bagi beberapa pihak untuk mencari nama dari pemain yang dititipkan maupun meningkatkan harga dari sang pemain tersebut di klubnya. Pemain yang telah berlabel tim nasional memang akan memiliki harga pasar yang meningkat secara drastis dibandingkan sebelum mencatatkan penampilan untuk timnas Indonesia senior. Mungkin hal inilah yang menjadi salah satu faktor susah diberantasnya praktek semacam ini sepakbola Indonesia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Sama-sama Gagal, Ini Beda Nasib Timnas Putri dan Putra di SEA Games 2025
-
PSSI Cari Pelatih Berpengalaman Piala Dunia, John Herdman di Ambang Pintu?
-
Tak Pandang Bulu, Ini Cara Nova Arianto Seleksi Pemain Untuk Timnas U-20!
-
Persiapan Buruk, Pergerakan Melenceng: Kritik Keras untuk Timnas Indonesia U-22
-
Akhir Pahit di SEA Games 2025: Timnas U-22 Tersingkir, Rekor Indra Sjafri Terhenti
Artikel Terkait
-
Thom Haye Dapat Rating Tinggi usai Bantu Heerenveen Permalukan Ajax Amsterdam
-
3 Pemain Timnas Indonesia yang Terancam Dicoret Efek Kedatangan Jay Idzes dan Nathan Tjoe-A-On
-
Peringkat Timnas Indonesia dalam Piala Asia 2023, Jauh Lewati Vietnam
-
'Kantongi' Jordan Henderson, Calon Pemain Timnas Indonesia Thom Haye Akhirnya Dipanggil Belanda?
-
Jay Idzes Teror Vietnam, Siap Cetak Gol di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Hobi
-
Sama-sama Gagal, Ini Beda Nasib Timnas Putri dan Putra di SEA Games 2025
-
Sepak Terjang John Herdman Cukup Meyakinkan, Bakal Dapat Restu Suporter?
-
Mengapa Honda C70 Tetap Dicintai Lintas Generasi?
-
Hattrick Medali Perak SEA Games, Thailand Geser Indonesia dari Julukan Menyakitkan Ini!
-
4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
Terkini
-
Harmoni Pesisir Pagatan: Merawat Laut, Menenun Asa, dan Menjaga Perbedaan
-
Merawat Luka yang Tak Terlihat setelah Bencana
-
Review The Great Flood: Kisah Kim Da Mi Selamatkan Anak saat Banjir Besar
-
Bencana Sumatra: Apa yang Salah dengan Cara Negara Berbicara ke Publik?
-
Winter Festival JEYC Jadi Ruang Belajar Holistik bagi Tumbuh Kembang Anak