Winger muda timnas Indonesia, Alfriyanto Nico menyebut ajang AFF Cup 2024 nanti yang akan diikuti merupakan sebiah arena pembuktian kualitas dirinya dan rekan-rekannya. Melansir dari laman berita suara.com (27/11/2024) kemarin, winger asal klub Indonesia, Dewa United tersebut mengaku tak gentar jika harus menghadapi lawan-lawan yang secara usia jauh lebih tua dibandingkan dirinya dan rekan-rekannya di timnas Indonesia.
Melansir dari laman resmi PSSI (pssi.org), timnas Indonesia saat ini dihuni oleh mayoritas pemain U-22. Langkah ini diambil oleh PSSI dan Shin Tae-yong di ajang AFF Cup 2024 guna untuk masa persiapan jelang Sea Games 2025 mendatang dan babak Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 nanti yang akan digelar pada tahun 2025 mendatang.
“Kalau ketakutan tidak ada sih. Saling percaya saja satu sama lain. Karena kita pemain muda semua, etos kerjanya juga mungkin lebih bagus. idak boleh meremehkan lawan dan harus selalu bekerja keras dan memberikan yang terbaik,” ujar Alfriyanto Nico.
Di ajang AFF Cup 2024 atau yang nantinya akan bernama ASEAN Championship 2024, timnas Indonesia tergabung di grup B bersama 4 kontestan lainnya. Indonesia akan satu grup bersama Vietnam, Filipina, Laos dan Myanmar. Tentunya dari komposisi tersebut, rival terberat Indonesia untuk bisa lolos grup adalah Vietnam dan Filipina.
PSSI Dinilai Terlalu Berani Turunkan Pemain Muda di AFF Cup 2024?
Di sisi lain, keputusan PSSI dan Shin Tae-yong yang menurunkan banyak pemain muda di ajang AFF Cup 2024 dinilai merupakan langkah yang baik meskipun terlalu riskan. Salah satu pihak yang juga mengkritik keputusan PSSI adalah mantan penyerang timnas Indonesia, Greg Nwokolo. Striker naturalisasi yang sempat membela timnas Indonesia pada periode 2011-2015 tersebut menyebut langkah tersebut terlalu berani bagi PSSI.
Melansir dari laman suara.com (17/11/2024), Greg Nwokolo menyebut seharusnya PSSI menurunkan skuad terbaiknya di ajang AFF Cup 2024 nanti dikarenakan juga menjadi target juara bagi skuad Indonesia. Lebih lanjut lagi, dirinya juga menyebut jika ingin timnas Indonesia berprestasi di level dunia, seharusnya tak mengabaikan juga ajang AFF Cup yang belum pernah dicapai oleh skuad garuda sejauh ini.
“Pemain yang dinaturalisasi sekarang, ada baiknya mereka juga diturunkan (Piala AFF). Jangan menaturalisasi sudah sebanyak ini terus kita bilang AFF itu enggak penting. Sekarang kita bilang target kita Piala Dunia. Bagaimana kita targetnya Piala Dunia kalau kita enggak bisa juara Piala AFF? Saya tidak setuju (pemakaian Timnas Indonesia U-22). Harus pakai tim yang paling kuat,” ujar Greg Nwokolo.
Jadi, bagaimana menurutmu? apakah langkah PSSI menurunkan skuad muda sudah tepat?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Fenomena Maskot dalam Futsal: Sarana Pengekspresian Diri bagi Anak Muda
-
BRI Super League: Takluk dari Persib, Pelatih Persebaya Isyaratkan Evaluasi
-
Rivalitas dalam Futsal: Panas di Atas Lapangan, Meriah di Tribun Penonton
-
Tentang Futsal: Ekspresi Diri Anak Muda, Jadi Wadah Reuni Kaum Dewasa
-
Timnas Gagal Lolos Piala Asia U-23, Gerald Vanenburg Justru Singgung STY
Artikel Terkait
-
Bek Timnas Rizky Ridho Selalu Minum Sambil Jongkok, Ini Alasannya
-
Pertama Kali Nyoblos, Eks Anak Asuh Shin Tae-yong Punya Harapan Besar
-
Timnas Vietnam Berpotensi Terusir dari Stadion My Dinh, VFF Cari Solusi
-
Shin Tae-yong: Kepercayaan Diri Pemain Sekarang Meningkat
-
Mengenal Anime Blue Lock, Jadi Perbincangan karena Skill Nagi Seishiro Ditiru Rafael Struick
Hobi
-
Liga Italia Serie A: Saat Eks MU dan Kiper Termahal Asia Kalah Kualitas dari Emil Audero
-
Emil Audero, Liga Italia Serie A dan Perjodohan Dirinya dengan Tim-Tim Medioker
-
Lapangan Kecil, Jangkauan Besar: Futsal di Dunia Digital
-
Erick Thohir Jadi Menpora, Sebuah Keuntungan atau Kerugian bagi PSSI?
-
Emban Jabatan Menpora, Erick Thohir Harusnya Bisa Bawa PSSI Jauh Lebih Mengerikan!
Terkini
-
4 Pelembab dengan Ekstrak Semangka untuk Rahasia Kulit Kenyal dan Cerah
-
Gen Z Sering Pakai Akun Alter di Medsos, Apa Sih Yang Dicari?
-
Effortless Abis! Intip 4 OOTD Kasual Kece ala Huening Bahiyyih Kep1er
-
Pendidikan Etika Digital sebagai Pilar Pembangunan Berkelanjutan
-
Politisi, Komedian, Kepala Keluarga: Tiga Peran Eko Patrio di Tengah Krisis