Leg pertama partai final gelaran ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024 pada akhirnya menjadi milik Vietnam. Bertanding di kandang sendiri, Skuat Naga Emas benar-benar tak membuang kesempatan.
Pemain anyar hasil naturalisasi mereka, Nguyen Xuan Son, menjadi bintang pada pertandingan kali ini dengan menciptakan brace.
Menyadur laman aseanutdfc, pemain berdarah Brazil tersebut sukses menciptakan dwi gol pada menit ke-59 dan 73. Sementara satu gol yang memangkas keunggulan Vietnam, diciptakan oleh Chalermsak Aukkee ketika pertandingan memasuki menit ke-83.
Uniknya, setelah menciptakan gol yang memperkecil kedudukan menjadi 2-1 tersebut, Chalermsak justru melakukan selebrasi yang tak biasa.
Alih-alih melakukan selebrasi dengan penuh suka cita dan luapan emosi, pemain yang menjadi rekan Asnawi Mangkualam Bahar di Port FC tersebut justru melakukan selebrasi dengan memberikan gestur meminta maaf.
Tak hanya sekali, pemain berusia 30 tahun tersebut terlihat beberapa kali melakukan gerakan tubuh yang menunjukkan permintaan maafnya, termasuk dengan menangkupkan kedua tangannya dalam posisi "namaste".
Hal ini tentunya sempat menimbulkan pertanyaan. Pasalnya, selebrasi meminta maaf pada umumnya dilakukan oleh seorang pemain yang memiliki hubungan emosional yang erat dengan tim yang dijebol gawangnya. Namun ini kan tidak.
Sangat tidak mungkin bukan Chalermsak yang kini memperkuat Thailand, sebelumnya pernah memperkuat Timnas Vietnam?
Usut punya usut, ternyata selebrasi meminta maaf yang dilakukan oleh Chalermsak ini lebih karena penyesalannya setelah membuat dua kesalahan fatal.
Dalam video unggahan kanal YouTube ASEAN United FC (2/1/2025) terlihat jelas jika dua gol Vietnam yang dilesakkan oleh Nguyen Xuan Son, ada andil kesalahan Chalermsak.
Pada menit ke-59, pada proses terjadinya gol pertama Vietnam, Chalermsak tak mampu mengawal Xuan Son dengan baik.
Pada momen tersebut, Chalermsak terlihat kalah telak ketika terjadi duel udara dengan Xuan Son, sehingga membuat pemain Vietnam berdarah Brazil tersebut berhasil menciptakan gol pembuka tuan rumah.
Pun demikian ketika proses terjadinya gol kedua yang lagi-lagi diciptakan oleh Nguyen Xuan Son. Di menit ke-73, ketika Thailand tengah mengurung pertahanan Vietnam, Chalermsak mendapatkan bola back pass dari koleganya.
Namun sayangnya, penguasaan yang tak baik membuat bola yang berada di kaki Chalermsak berhasil dicuri oleh Xuan Son, dan berujung pada gol kedua The Golden Dragon Squad.
Berawal dari dua kesalahan yang dilakukannya tersebut, maka tak mengherankan bukan jika pada akhirnya Chalermsak Aukkee melakukan selebrasi meminta maaf, dan bukan merayakannya dengan penuh emosi?
Mungkin semuanya akan berbeda ketika di leg kedua nanti Chalermsak berhasil menciptakan gol dan membawa Thailand menjadi kampiun gelaran, ya!
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
FIFA Puskas Award 2025, Rizky Ridho dan Kado Penawar Luka Barisan Pendukung Setia Skuat Garuda
-
Predator Vietnam Comeback, Timnas Malaysia Harus Pandai-Pandai Jaga Pertahanan!
-
Marselino Absen, Kini Hanya Tersisa 2 Alumni Generasi Emas SEA Games 2023 di Skuat Garuda
-
Harus Hati-Hati! Garuda Muda Kali Ini Kalah Modal di Laga Perdana SEA Games Kontra Filipina
-
Marselino Urung Tampil, Beban Berat Lini Tengah Kini Harus Dipanggul Sepenuhnya oleh Ivar Jenner
Artikel Terkait
Hobi
-
FIFA Puskas Award 2025, Rizky Ridho dan Kado Penawar Luka Barisan Pendukung Setia Skuat Garuda
-
Thom Haye Ikuti Rumor Pelatih Baru Timnas Indonesia, Punya Jagoan Khusus?
-
Predator Vietnam Comeback, Timnas Malaysia Harus Pandai-Pandai Jaga Pertahanan!
-
Marselino Absen, Kini Hanya Tersisa 2 Alumni Generasi Emas SEA Games 2023 di Skuat Garuda
-
Ogah Pusing, Max Verstappen Anggap Gelar Juara Dunia Tidak Terlalu Penting
Terkini
-
Paling Ditunggu! Samara Weaving Kembali di Film Ready or Not 2: Here I Come
-
Jonathan Alden Dituding Tidak Peka, Brisia Jodie: Suamiku The Best!
-
Permalukan Orang Jadi Hiburan: Fenomena Prank yang Melenceng Jadi Bullying!
-
Tetap Bercadar, Mawa Jadi Brand Ambassador Skincare Milik dr. Oky Pratama
-
Saat Alam Bicara: Membaca Banjir dan Longsor Sumatera lewat Filsafat Minangkabau