Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Desyta Rina Marta Guritno
Davide Tardozzi (Instagram/@davidetardozziofficial)

Kehadiran Marc Marquez ke garasi Ducati memberi warna baru dalam kompetisi MotoGP 2025 menjadi lebih menarik untuk diikuti.

Namun, kembalinya sosok Marc yang kompetitif dan ambisius ini harus diakui menjadi peringatan bagi pembalap-pembalap yang lain, tak terkecuali rekan setimnya sendiri, Pecco Bagnaia.

Pecco Bagnaia yang dianggap lebih senior di Ducati kini menjadi agak tersisihkan dengan penampilan memukau Marquez di awal musim ini.

The Baby Alien sukses menyapu bersih kemenangan dalam dua sprint dan dua balap Grand Prix pertama. Sedangkan Pecco Bagnaia, tidak finis lebih dari P3, di belakang Alex Marquez yang notabene menggunakan motor lebih tua darinya.

Sementara itu, kesuksesan Marc diprediksi masih akan terus berlanjut setidaknya hingga seri berikutnya, yakni GP Amerika Serikat.

Marc Marquez dikenal sebagai Raja COTA dengan memenangkan balapan mulai tahun 2013-2018 saat masih bersama Honda. Dari data tersebut, Marc diprediksi akan menang lagi di seri ketiga nanti.

Meskipun tidak ada istilah senioritas atau anak emas dalam tim Ducati, tapi kemenangan dan kehebohan Marc tidak dapat dipungkiri telah sukses menggetarkan garasi Pecco. Bukan tidak mungkin Pecco terganggu secara mental dengan situasi ini.

Sejak beberapa musim terakhir, dia selalu menjadi yang ‘diprioritaskan’ oleh Ducati, kemenangan Ducati pun sebagian besar juga berasal dari dirinya, sekarang semua perlahan mulai berubah. Untuk mendapatkan situasi seperti dulu lagi, Pecco kini harus bersaing dengan Marc.

Jika menengok kebelakang, Pecco sendiri sepertinya juga baru pulih dari rasa kecewa usai kehilangan gelar juara dunianya. Seperti yang kita tahu, pembalap asal Italia ini telah mempertahankan gelarnya selama dua musim berturut-turut, yakni 2022 dan 2023.

Namun, Pecco harus menerima kenyataan bahwa Jorge Martin berhasil merebut gelar itu dengan memiliki 10 poin lebih unggul darinya, meskipun Pecco sendiri memenangkan lebih banyak balapan Grand Prix, yakni 11 balapan, dibandingkan dengan Martin.

Dengan kejadian-kejadian tersebut, penonton berspekulasi bahwa Pecco mulai mempertanyakan kemampuannya. Performa awal musim yang tertinggal dikhawatirkan menjadi bahaya bagi Pecco di kemudian hari.

Memang Pecco adalah sosok pembalap yang hebat dan cerdas, mental juaranya tidak perlu diragukan, bangkit dari ketertinggalan pun juga sudah pernah dia lakukan.

Namun, melihat performa Marc Marquez di awal musim yang sangat bagus, bisakah Pecco memangkas jarak saat sudah tertinggal sedemikian jauh?

Terlepas dari dugaan-dugaan di atas, Manajer Tim Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, menyampaikan bahwa Pecco Bagnaia tidak tertekan dengan situasi saat ini.

"Saya tidak berpikir dia berada di bawah tekanan," ujar Tardozzi, dilansir dari laman Crash.

Sebagai bentuk komitmen Ducati akan terus berupaya menemukan solusi agar Pecco bisa kembali ke performa terbaik.

Sayangnya hingga saat ini, Davide dan pihak Ducati sendiri hingga saat ini masih belum menemukan alasan mengapa Pecco terus bermasalah dengan motor GP24.9 miliknya.

Saya baru saja berbicara dengan Pecco. Masalah kecil pada motornya membuatnya tidak nyaman saat menikung di tikungan kiri,” tambahnya.

Di sisi lain, Pecco Bagnaia sendiri dikabarkan bakal berganti motor ke spesifikasi GP24 penuh mulai GP Amerika untuk mencoba kembali menemukan performanya.

Tardozzi bersama Gigi Dall’igna serta para teknisi akan bekerjasama membuat strategi baru agar Pecco bisa tampil prima pekan depan.

Kami sudah berbincang dengan Gigi Dall’igna dan para teknisi dan Pecco juga, kami akan melakukan sesuatu. Saya yakin kami akan membantunya,” imbuhnya.

Untuk itu, mari kita nantikan performa dari Pecco Bagnaia di GP Amerika nanti. Akankah dia bisa kembali kompetitif dan memecah dominasi Marquez?

Desyta Rina Marta Guritno