Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | M. Fuad S. T.
Thom Haye saat membela Timnas Indonesia di laga melawan Irak (pssi.org)

Menjelang berakhirnya kompetisi sepak bola di berbagai negara kawasan benua Eropa, duo pemain diaspora Indonesia harus mengalami sebuah kenyataan yang cukup menyedihkan.

Jay Idzes yang kini berkompetisi bersama Venezia di liga Italia Serie A dan Thom Haye yang bermain untuk Almere City di pentas Eredivisie liga Belanda, harus sama-sama menanggung kenyataan pahit, melihat terjerembabnya klub masing-masing di jurang degradasi.

Seolah berpacu dengan waktu, baik Jay Idzes maupun Thom Haye, kini harus bertarung dengan pertandingan yang tersisa untuk menyelamatkan timnya dari penurunan kasta.

Dengan tiga pertandingan yang tersisa di Serie A, Jay Idzes dan rekan setimnya dituntut untuk bisa meraih hasil maksimal agar bisa tetap survive, sembari berharap Lecce yang berada di posisi ke-17 terpeleset.

Secara matematis, kans Venezia untuk bisa lepas dari jurang degradasi terbilang cukup simpel. Dengan koleksi 26 poin yang mereka miliki saat ini, mereka tinggal menyelesaikan tiga laga tersisa dengan raihan poin penuh, dan berharap selisih satu poin dengan Lecce di peringkat atasnya terkikis dalam perjalanan menuju akhir kompetisi.

Namun tidak demikian halnya dengan Thom Haye bersama Almere City. Jalan pemain berjuluk The Professor untuk menyelamatkan timnya dari jurang degradasi tersebut, terbilang lebih kompleks dan rumit jika dibandingkan dengan Jay Idzes yang "hanya" berkejaran dalam menghasilkan poin dan konsistensi bermain.

Thom Haye Harus Lewati Beberapa Tahapan untuk Selamatkan Almere City

Jika kita melihat tabel klasemen Eredivisie saat ini, hingga usainya pekan ke-31 pertandingan, Almere City masih berada di posisi ke-17 dari 18 kontestan. 

Dengan koleksi 20 poin, Almere terpaut 12 poin dengan NAC Breda yang berada di posisi ke-15 dan menjadi tempat terakhir di klasemen untuk lepas dari zona degradasi.

Namun sayangnya, dengan hanya menyisakan 3 pertandingan saja, maka kans untuk mengejar NAC Breda sudah tidak mungkin untuk dilakukan, sehingga hal itu juga berarti bahwa Almere City sudah tak mungkin lagi lolos secara otomatis dari jeratan penurunan kasta.

Maka, hal yang paling logis bagi mereka adalah mengejar Willem II dari posisi ke-16, untuk kemudian membuka peluang guna tetap berkompetisi di kasta tertinggi Liga Belanda tersebut.

Willem II yang saat ini memiliki koleksi 25 poin, secara matematis tentunya masih bisa dikejar oleh Thom Haye dan rekan-rekannya di Almere City.

Dengan tiga laga yang masih tersisa, poin maksimal yang dimiliki oleh Almere nantinya adalah 29 poin, yang mana jumlah tersebut akan lebih tinggi dari Willem II. Namun dengan catatan, Willem II hanya bisa menambah tak lebih dari 8 poin saja dari tiga pertandingan yang mereka jalani nanti.

Adapun setelah berhasil melakukan take-over atas Willem II, Almere City tak lantas langsung aman dari degradasi. Masih ada satu tahapan lagi yang harus mereka lakukan untuk tetap bisa bermain di Eredivisie.

Sepertimana yang telah dituliskan oleh laman knvb.com, ketika Almere City berhasil menduduki posisi ke-16 liga, maka mereka harus bertarung dengan tim peringkat ketiga divisi di bawahnya untuk memperebutkan satu tiket di liga utama melalui jalur play-off.

Jika mereka mampu memenangi laga play-off tersebut, maka mereka akan bertahan di Eredivisie, namun ketika mereka gagal untuk mengamankan laga itu, maka sudah pasti Almere City akan bermain di kasta kedua Liga Belanda.

Jadi, jika melihat penjelasan ini, sepertinya jalan Thom Haye untuk bisa menyelamatkan Almere City dari degradasi terbilang lebih rumit daripada yang Bang Jay lakukan ya!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

M. Fuad S. T.