Raksasa yang tertidur Liga Primer Inggris, Manchester United kembali menuai kekalahan menyakitkan di partai puncak gelaran Europe League musim 2024/2025.
Sepertimana diberitakan oleh laman UEFA, tim berjuluk si Iblis Merah tersebut harus terkapar dengan margin gol yang menyesakkan, satu gol tanpa balas di partai puncak perebutan gelar juara kompetisi sepak bola antar klub kasta kedua di daratan Eropa tersebut.
Dalam match report laman UEFA diinformasikan, gol tunggal dari Brennan Johnson pada menit ke-42, membuat Manchester United harus kembali ke Inggris dengan hati terluka sekaligus mengakhiri rangkaian hasil tak pernah kalah di pentas Europa League musim ini.
Tak hanya memberikan kekalahan bagi Manchester United, apa yang dilakukan oleh Tottenham di laga final Liga Eropa ini ternyata memberikan rasa sakit yang berlipat-lipat kepada tim Iblis Merah.
Setidaknya, ada dua hal yang membuat kekalahan Manchester United dari Tottenham Hotspurs kali ini terasa jauh lebih menyakitkan bagi kubu Setan Merah.
Apa sajakah itu? Mari kita bahas bersama!
1. Mengandaskan Harapan Meraih Trofi
Alasan pertama yang membuat kekalahan dari Tottenhan Hotspurs ini menjadi sangat menyakitkan adalah karena hal tersebut menggagalkan satu-satunya kesempatan bagi Iblis Merah untuk meraih trofi dan kebanggaan.
Dari seluruh ajang yang diikuti oleh Brune Fernandes dan kawan-kawan pada musim ini, semuanya berakhir dengan kegagalan, dan hanya menyisakan Europa League saja sebagai harapan untuk berprestasi.
Menyadur laman premierleague.com, di pentas EPL musim ini Manchester United bermain dengan sangat buruk. Bahkan dalam tabel peringkat hingga pekan ke-37, mereka masih terdampar di posisi ke-16 dengan koleksi 39 poin.
Posisi tersebut bahkan hanya berjarak dua tingkat saja dari zona degradasi yang ditempati Leicester City di posisi ke-18.
Selain menunjukkan performa yang buruk di pentas EPL, dan gagal menjadi juara di Liga Eropa, MU juga tercatat gagal meraih Community Shield, terhenti langkahnya di ronde kelima FA Cup, dan hanya sampai di babak perempat final EFL Cup saja pada musim ini.
Jadi, satu-satunya gelar yang seharusnya bisa diraih oleh MU adalah Liga Eropa, sebelum pada akhirnya dikandaskan oleh Tottenham Hotspurs di partai puncak.
2. Menjadi Kekalahan Keempat Beruntun di Musim 2024/2025
Alasan kedua mengapa kekalahan MU dari The Spurs kali ini terasa begitu menyesakkan adalah, karena kekalahan ini menjadi yang keempat secara beruntun, dan terjadi hanya dalam satu musim!
Iya, sepanjang berjalannya musim 2024/2025 ini, Manchester United dan Tottenham Hotspurs tercatat telah bertemu sebanyak empat kali di semua ajang. Dan hasilnya adalah, dalam empat pertandingan tersebut, The Spurs selalu menjadi pihak yang lebih superior daripada si Iblis Merah.
Dalam dua pertandingan di EPL, baik ketika bermain di kandang maupun saat bermain tandang, Manchester United tercatat dua kali menelan kekalahan dari sang lawan.
Setelah kalah 0-3 di Old Trafford pada bulan September 2024, Andre Onana dan kolega kembali kalah 0-1 saat bertandang ke markas Spurs di bulan Februari 2025 lalu.
Dua pertemuan lainnya, dicatatkan oleh MU dan Tottenham di dua ajang berbeda. Yang pertama adalah babak perempat final EFL Cup pada bulan Desember 2024 lalu, di mana laga tersebut dimenangi oleh Spurs dengan skor 4-3, dan yang terakhir tentu saja final Liga Eropa yang berkesudahan 1-0 untuk kemenangan The Lilywhites.
Jadi, sepertinya sangat pantas ya jika kekalahan kali ini bermakna jauh lebih menyesakkan bagi MU daripada kekalahan-kekalahan sebelumnya!
Baca Juga
-
Sudah Bisa Ditebak! Ini Daftar Pemain Naturalisasi Malaysia yang Mulai Eksodus ke JDT
-
Tak Dipungkiri, Asnawi Mangkualam adalah Bek Kanan Terbaik Indonesia Namun Muncul di Waktu Salah
-
Piala Presiden 2025 dan Gambaran Kualitas Timnas Indonesia jika Menuruti Kata Warganet
-
Penambahan Kuota Pemain Asing, dan Makin Terpinggirkannya Talenta Indonesia di Rumah Sendiri
-
Soroti Kebijakan Baru PSSI, Media Vietnam: Mengejutkan dan Mencekik Pemain Lokal!
Artikel Terkait
-
Gagal Juara Europa League, Tottenham Benar-Benar Berikan Musim Menyakitkan bagi Iblis Merah
-
Kalah di Final Europa League, Tak Ada Kebanggaan yang Dibawa MU dalam Lawatan Asia Tenggara
-
Pelatih Manchester United Ruben Amorim: Saya Akan Pergi
-
Juara Liga Europa, Son Heung-min: Mimpi Jadi Kenyataan
-
Oh Nasibmu MU: Tak Pernah Kalah, Sekali Tumbang Justru di Laga Final
Hobi
-
Erick Thohir Sebut Sinergi PSSI dan PT LIB Bukan Hanya Formalitas, Mengapa?
-
Stereotip Gender: Futsal Perempuan di Kalangan Gen Z
-
Sudah Bisa Ditebak! Ini Daftar Pemain Naturalisasi Malaysia yang Mulai Eksodus ke JDT
-
Ikhwan Ali Tanamal Ingin Jadi Mesin Gol Persis Solo di Super League 2025/2026
-
Tak Dipungkiri, Asnawi Mangkualam adalah Bek Kanan Terbaik Indonesia Namun Muncul di Waktu Salah
Terkini
-
Mengajak Kemball Membaca Diri, Kawruh Jadi Payung untuk Tubuh Biennale Jogja 18
-
4 Clay Mask Stick Solusi Praktis Bikin Wajah Cerah, Harga Mulai Rp36 Ribu!
-
Sampah Mikro di Laut Jawa Mengancam Nelayan dan Ekosistem Pesisir
-
Aturan Cuma Buat Rakyat? Menggugat Hak Istimewa Rombongan Pejabat di Jalan Raya
-
Ulasan Film Superman 2025: Keren, Emosional, dan Bikin Nostalgia!