Laga matchday kesembilan gelaran babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia ronde ketiga yang mempertemukan antara Indonesia melawan China dipastikan bakal berlangsung sengit.
Selain saratnya tendensi yang mengiringi pertarungan dua negara bersahabat ini, pertandingan yang bakal berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Kamis (5/6/2025) tersebut juga bakal menjadi ajang adu strategi kedua pelatih untuk memaksimalkan sumber daya pemain yang mereka miliki.
Sepertimana kita ketahui bersama, menjelang dimulainya pertandingan ini, baik Indonesia maupun China sama-sama harus berurusan dengan cedera dan kebugaran para penggawanya.
Sepertimana menyadur unggahan akun Instagram @seasiagoal, lima nama penggawa Indonesia bahkan sudah harus menepi di laga kali ini karena beragam alasan.
Tidak beruntungnya adalah, dua di antara tiga pemain tersebut, yakni Maarten Paes dan Marselino Ferdinan, adalah para pemain yang menjadi andalan di skuat Garuda, baik saat masih dilatih oleh Shin Tae-yong maupun ketika beralih ke Patrick Kluivert.
Untuk posisi Maarten Paes, tentu kita semua sepakat bahwa Emil Audero adalah pengganti yang tepat. Namun untuk posisi Marselino Ferdinan, tentunya kita memiliki pandangan berbeda terkait dengan sosok yang tepat untuk menggantikannya di dalam skuat.
Nama-nama seperti Yakob Sayuri, Rafael Struick, hingga Egy Maulana Vikri, tentu memiliki kelebihan dan kekuarangan masing-masing untuk diplot sebagai pengganti Marceng.
Namun jika melihat kondisi saat ini, maka nama yang paling tepat untuk berada di posisi sayap serang kanan skuat Garuda adalah, Egy Maulana Vikri.
Ibarat kata, ketika Marceng saat ini tengah menepi, maka kini waktunya Egy untuk unjuk gigi. Lantas apa alasannya?
Egy Maulana Miliki Performa Apik, Waktunya Dapatkan Kepercayaan Coach Patrick
Sejatinya, pemilihan seorang Egy Maulana untuk menempati posisi sayap serang kanan tak akan sepenuhnya bisa mengcover permainan yang selama ini ditunjukkan oleh Marceng bersama Timnas Indonesia.
Pasalnya, kedua pemain ini memiliki tipikal bermain yang cukup berbeda, meskipun bisa dimainkan di posisi yang sama.
Marceng yang memiliki kekuatan utama kaki kanan, tentu memiliki gaya bermain yang lebih simpel. Gerakan-gerakan seperti menggiring, mengumpan atau cut-back, dapat dilakukan Marceng tanpa harus berubah arah bola karena memang dirinya memiliki kaki yang linier dengan posisi bermainnya.
Namun tidak demikian halnya dengan Egy. Dengan kekuatan utama berada di kaki kiri, tentunya Egy akan lebih bermain sebagai inverted winger, yang mana setiap giringan yang akan dilakukannya, selalu dikombinasikan dengan gerakan cut-inside dan tak jarang berujung pada tembakan ke arah gawang lawan.
Permainan seperti ini sangat khas dimainkan oleh pemain yang memiliki kemampuan kaki terbaik berbanding terbalik dengan posisi bermainnya. Sehingga jika Egy benar bermain di posisi milik Marceng, maka gaya khas dari pemain asal Sumatera Utara ini dipastikan akan merubah kebiasaan permainan di sayap kanan Garuda.
Meski demikian, permainan khas dari seorang Egy inilah yang membuatnya bisa kembali mendapatkan lirikan untuk masuk ke Timnas Indonesia.
Selama bermain di Liga 1 Indonesia musim ini, Egy bahkan telah mendonasikan 12 gol dan 7 assist dari 30 pertandingan yang dijalaninya bersama Dewa United.
Dan patut dicatat, berdasarkan data analisis dari laman transfermarkt.com, 8 dari 12 gol tersebut diciptakan oleh pemain berusia 24 tahun itu saat dirinya menempati posisi sayap serang kanan, di mana posisi tersebut merupakan sektor bermain yang ditinggalkan oleh Marselino Ferdinan di laga melawan China kali ini.
Jadi, meskipun secara permainan Egy Maulana sangat berbeda dengan Marceng, namun perjalanannya di musim ini bersama Dewa United menyatakan bahwa dirinya adalah pengganti yang tepat untuk pemain Oxford United tersebut.
Sepertinya, ini adalah waktu yang tepat bagi seorang Egy Maulana untuk menunjukkan segala pesonanya!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Sandy Walsh Gabung Buriram, Liga Thailand Kian Disesaki para Defender Timnas Indonesia
-
Nasib Sandy Walsh dan Tak Ramahnya Tanah Matahari Terbit bagi Pesepak Bola Indonesia
-
Piala Kemerdekaan 2025: Kans Menang Skuat Garuda Muda Melawan Uzbekistan U-17 KW 2
-
Bukan Hanya Sekadar Pindah, Hijrahnya Jay Idzes Juga Pecahkan Rekor Kawasan ASEAN!
-
Jay Idzes, Saga Transfer dan Kepindahannya yang Selalu Membawa Untung bagi Pihak Klub
Artikel Terkait
-
FIFA Sandingkan Kevin Diks dengan Son Heung-ming Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pratama Arhan Cetak Hattrick Usai STY Dipecat, 3 Kali Dicoret Patrick Kluivert
-
Tak Ada Indonesia, Bocoran Lokasi Putaran Empat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
-
Optimis Kalahkan China, Ini Modal Emil Audero Jelang Laga Kualifikasi Piala Dunia!
-
1 Jam Jelang Kick Off Timnas Indonesia Tidak Lolos Piala Dunia 2026 dengan Otomatis Jika Ini Terjadi
Hobi
-
Sandy Walsh Gabung Buriram, Liga Thailand Kian Disesaki para Defender Timnas Indonesia
-
Nasib Sandy Walsh dan Tak Ramahnya Tanah Matahari Terbit bagi Pesepak Bola Indonesia
-
Piala Kemerdekaan 2025: Kans Menang Skuat Garuda Muda Melawan Uzbekistan U-17 KW 2
-
Demi Menit Bermain, 4 Pemain Abroad Timnas Indonesia Ini Rela Pindah Klub
-
Sandy Walsh Pilih Berlabuh ke Buriram United, Bagaimana Prospek Kariernya?
Terkini
-
Diperkirakan Bakal Rilis Oktober 2025, Berikut Bocoran Fitur Terbaik Realme GT 8
-
10 Karakter dalam Drama China The Princess's Gambit, Siapa Favoritmu?
-
Cobaan Rumah Tangga Bisa Datang dari Mana Saja, Termasuk Serangan Mistis
-
Blue oleh Madein S: Rasa Kehilangan dan Emosional Hadapi Perubahan Hidup
-
Ulasan Novel Lumpu: Ketika Kekecewaan Dapat Mengubah Seseorang!