Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Agus Siswanto
Hendra Kurniawan dan Rivan Nurmulki berusaha menahan spike keras pemain Australia dalam AVC Nations 2025 (facebook.com/avcasianvolleyball)

Perbedaan peringkat yang jauh antara timnas voli Indonesia dengan Australia tampak terlihat dalam pertandingan terakhir timnas voli putra Indonesia. Dilansir dari asianvolleyball.net, Senin (23/6/2025), Indonesia harus menyerah pada Australia 20-25, 22-25, dan 23-25.

Dengan kekalahan ini, Indonesia gagal merebut posisi ke-5 seperti yang diincar setelah gagal lolos ke babak semifinal. Sebaliknya, Australia mendapatkan gelar hiburan di ajang AVC Nations 2025 dengan menduduki posisi ke-5.

Perbedaan peringkat memang menjadi kendala utama. Australia saat ini menduduki peringkat 24 dunia, sedangkan Indonesia hanya menduduki peringkat 54.

Selain itu, postur tubuh tinggi besar para pemain Australia juga menjadi penghalang ambisi Indonesia. Pada pertandingan sebelumnya, postur tubuh inilah yang mengandaskan perlawanan China Taipei. Saat itu Australia mampu membukukan 18 block points.

Dengan kondisi ini, Rivan Nurmulki dan kawan-kawan harus pandai mencari tempat dan timing yang tepat saat melakukan spike. Demikian pula saat menerima spike  dari Australia, para pemain Indonesia pun harus ekstra waspada karena mereka lebih tinggi.

Namun kendati demikian, secara umum Indonesia memberikan perlawanan yang sengit. Hal ini dapat dilihat dari perolehan poin Indonesia dalam 3 set yang berada di kisaran 20-an. Artinya meskipun menghadapi gempuran, Rivan dan kawan-kawan masih mampu mendulang poin.

Dalam pertandingan set pertama, dominasi Australia sudah terlihat. Dengan keunggulan postur mereka, para pemain mengincar sisi lemah Indonesia. Namun meskipun demikian, skor antara keduanya tidak pernah terpaut jauh.

Hanya saja menjelang akhir set pertama, Indonesia mulai kehilangan fokus. Akibatnya set pertama menjadi milik Australia dengan skor 25-20.

Di set kedua, pertandingan tetap berlangsung sengit. Spike keras Rivan maupun Boy beberapa kali mampu menembus blok Australia. Di sisi lain, beberapa kali pemain Australia lakukan kesalahan serve yang menguntungkan Indonesia.

Namun tetap saja set kedua kembali menjadi milik Australia. Hanya saja skor yang disematkan cukup tipis 25-22. Indonesia banyak menangguk poin dari kesalahan para pemain Australia saat melakukan serve.

Peluang Indonesia untuk merebut 1 set sebenarnya muncul di set ketiga. Kesalahan serve yang dilakukan pemain Australia, ditambah dengan hebatnya serangan Indonesia sempat membuat Australia tertinggal jauh.

Namun kembali masalah konsentrasi, Australia perlahan mampu mengejar bahkan menyalip Indonesia. Mental bertanding yang dimiliki Australia terbukti membuat mereka tidak panik ketika tertinggal.

Upaya keras Australia ini akhirnya berbuah dengan kemenangan yang mereka raih di set ketiga. Kali ini Indonesia dipaksa menyerah di angka 22-25. Kemenangan ini sekaligus menutup pertandingan dengan skor telak 3-0.

Dalam pertandingan kemarin malam, Senin (23/6/2025) ada hal menarik yang terjadi di kubu Indonesia. Menurut statistic setelah pertandingan, Rivan justru tampil sebagai pengumpul skor terbanyak dengan skor 13, di atas pemain Australia, Sam Flowerday yang hanya membukukan 12 poin.

Selain itu dalam pertandingan tersebut, coach Jiang Jie melakukan serangkaian eksperimen. Di antaranya adalah memainkan Tedi dan Rama secara bersamaan di set pertama. Hal ini jelas sangat berani mengingat lawan yang dihadapi.

Namun di lapangan, kedua pemain tampak bisa menyejajarkan diri. Baik Tedi maupun Rama mampu berkontribusi yang baik bagi tim. Barangkali coach Jiang Jie beranggapan pertandingan ini tidak sepenting sebelumnya sehingga berani menurunkan beberapa pemain pelapis.

Prestasi Indonesia meraih posisi ke-6 sebenarnya tidak terlalu buruk. Posisi Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan Vietnam dan Thailand.

Selain itu, prestasi ini jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Saat itu Indonesia yang turun dengan tim pelapis hanya finish di tempat ke-11.

Agus Siswanto