Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Desyta Rina Marta Guritno
Pedro Acosta (Instagram/37pedroacosta)

Musim ini tampaknya bukan periode yang mudah bagi KTM. Empat pembalap mereka yang dari dua tim berbeda, yaitu tim pabrikan KTM dan tim satelit KTM Tech3, belum juga menorehkan hasil yang bisa dibanggakan.

Podium pun belum berhasil mereka raih, bahkan untuk bersaing secara konsisten di barisan depan pun mereka masih kesulitan. Kondisi ini tentu menimbulkan kekecewaan mendalam, terutama bagi pembalap muda andalan mereka, Pedro Acosta.

Acosta, yang sejak awal digadang-gadang akan menjadi bintang masa depan MotoGP, belakangan ini mulai menunjukkan rasa frustrasinya. Ia menilai motor RC16 yang ditungganginya sangat terbatas kemampuannya.

Menurutnya, motor tersebut belum mampu mendekati performa Ducati yang sejauh ini mendominasi kejuaraan dengan kecepatan dan kestabilan luar biasa. Perbedaan level antara RC16 dan Desmosedici membuat Acosta merasa sulit untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya di lintasan.

Performanya tahun ini jelas kontras dengan musim lalu, di tahun debutnya Pedro Acosta yang masih berseragam GasGas Tech3 berhasil tampil dalam 20 seri, 5 kali naik podium, meraih pole position di GP Jepang, serta menduduki peringkat keenam di klasemen akhir dengan mengumpulkan 215 poin.

Performa impresif itu membuat KTM tidak berpikir panjang dan langsung memboyongnya ke tim pabrikan. Harapannya dengan bergabung bersama tim pabrikan, Acosta bisa mendapatkan dukungan yang ekstra yang menunjang performanya di lintasan. Namun, kenyataan saat ini berkata lain.

Kondisi ini pun memicu munculnya banyak spekulasi tentang masa depan Acosta bersama KTM. Memang kontraknya masih akan berjalan hingga 2026, namun rumor kepindahannya mulai berhembus kencang.

Salah satu tim yang dirumorkan akan menjadi pelabuhan barunya adalah VR46 Racing Team. Isu ini sebenarnya sudah muncul sejak lama, tapi keluhan Acosta dinilai bisa membuat kemungkinan ini menjadi nyata.

Jika menengok ke dalam skuad VR46 saat ini, mereka masih memiliki dua pembalap yang terikat kontrak, yakni Fabio Di Giannantonio dan Franco Morbidelli. Fabio Di Giannantonio memiliki kesepakatan dengan Ducati dan VR46 hingga 2026 mendatang, sehingga posisinya bisa dikatakan aman.

Sedangkan rekan setimnya, Franco Morbidelli, akan segera menuntaskan kontraknya pada akhir musim 2025. Situasi ini secara otomatis membuka peluang bagi VR46 untuk meninjau opsi pengganti Morbidelli apabila performanya dinilai kurang optimal atau jika tim menginginkan pembaruan komposisi pembalap untuk musim berikutnya.

Apalagi, Manajer tim VR46, Pablo Nieto, saat ditanya soal peluang mendatangkan Acosta, menyatakan bahwa pihaknya selalu terbuka terhadap segala kemungkinan.

"Pedro adalah pembalap yang, jika Anda melihat-lihat di pit lane, saya pikir semua orang menyukainya. Dia pembalap yang punya masa depan luar biasa di MotoGP. Kami selalu terbuka untuk apa pun. Memang benar kami memiliki kontrak dengan kedua pembalap, tapi kita tidak pernah tahu," ujae Nieto, dilansir dari laman Crash.

Memiliki pembalap muda berbakat seperti Acosta tentu akan menguntungkan tim. Dengan potensi yang dimiliki Acosta dan ambisi VR46 untuk menjadi tim papan atas, bukan tidak mungkin keduanya akan saling melengkapi di masa depan.

Keputusan akhir tentu ada di tangan Acosta dan KTM. Namun, bila rasa frustrasi Sang Pembalap terus berlanjut, peluang untuk pindah ke tim lain seperti VR46 akan semakin besar.

Terlebih jika Ducati selaku pemasok motor VR46 mampu mempertahankan performa hebat mereka, maka bergabung dengan tim milik Valentino Rossi itu bisa menjadi langkah tepat bagi Acosta untuk mengejar impiannya menjadi juara dunia MotoGP.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Desyta Rina Marta Guritno