Hasil minor mewarnai pertandingan perdana Timnas Indonesia U-23 di babak kualifikasi Piala Asia U-23. Bermain dominan di sepanjang pertandingan dijalankan, anak asuh Gerald Vanenburg tersebut urung untuk memenangi laga melawan tim sekawasan, Laos.
Dilansir laman Suara.com (4/9/2025), Muhammad Ferarri dan kolega seolah dikhianati dengan kerja keras yang mereka lakukan di laga tersebut, karena pada akhirnya skor kaca mata menjadi penghias akhir pertarungan.
Sebagai pencinta Timnas Indonesia, tentunya kita merasa kecewa dengan hasil ini. Namun, jika kita melihat pertandingan tersebut dengan lebih objektif, sejatinya hasil yang didapatkan oleh Anak-Anak Garuda ini juga dapat dimaklumi karena memang mereka masih memiliki banyak kekurangan dan permasalahan.
Setidaknya, ada tiga hal yang menjadi sorotan utama di laga tersebut, yakni buruknya penyelesaian akhir, kemudian mental rebound yang masih lemah, dan yang ketiga, kreatifitas permainan yang juga masih mendapatkan rapor merah.
Penasaran mengapa tiga titik tersebut menjadi kekurangan dan permasalahan Timnas Indonesia U-23 di laga melawan Laos? Mari kita ulas bersama!
1. Buruknya Penyelesaian Akhir
Siapapun yang menyaksikan pertandingan antara Timnas Indonesia U-23 melawan Laos U-23, pasti sepakat bahwa sektor penyerangan dan penyelesaian akhir masih menjadi sebuah PR besar yang harus segera diselesaikan oleh pelatih Gerald Vanenburg.
Menyadur laman match report transfermarkt.com, pada pertandingan tersebut, Timnas Indonesia U-23 yang memainkan tiga penyerang memasang Rafael Struick di sektor kiri, Jens Raven sebagai penyerang tengah yang kemudian digantikan oleh Hokky Caraka dan Muhammad Raihan Hannan di sektor kanan.
Sayangnya, beragam peluang yang didapatkan oleh mereka, dan juga para pemain lain, hanya menjadi catatan statistik non-gol saja di laga tersebut. Termasuk, peluang matang dari Hokky Caraka yang masih berhasil diblok oleh kiper Laos, dan percobaan-percobaan dari luar kotak penalti yang masih bisa dipatahkan oleh penjaga gawang lawan.
2. Mental Rebound yang Masih Lemah
Masalah kedua yang masih terlihat dari Timnas Indonesia U-23 di laga melawan Laos adalah, mental rebound yang masih lemah. Sedari babak pertama pertandingan dijalankan, Timnas Indonesia memang langsung mengurung pertahanan Laos dan melancarkan serangan melalui berbagai cara seperti merangsek ke dalam kotak penalti, maupun melalui tembakan jarak jauh.
Dalam pantauan saya, tembakan jarak jauh yang dilepaskan oleh para pemain Indonesia dari luar kotak penalti sejatinya cukup efektif dalam membuat penjaga gawang lawan menjadi sibuk, pun menghasilkan bola rebound.
Namun sayangnya, bola rebound yang tercipta karena penyelamatan yang kurang apik dari penjaga gawang Laos, tak mampu dimaksimalkan oleh para pemain Timnas Indonesia, sehingga hanya berbuah halauan, lemparan ke dalam, atau mungkin tendangan sudut.
3. Kreatifitas Permainan
Hal ketiga yang masih menjadi masalah di laga Indonesia melawan Laos adalah kreatifitas permainan. Bukan karena distribusi bola yang kurang akurat, atau umpan yang kurang progresif, namun di laga melawan Laos ini sangat terlihat jika kreatifitas permainan Timnas Indonesia sangat tergantung kepada sosok Arkhan Fikri.
Tentunya hal ini menjadi sebuah alarm tersendiri bagi Pasukan Muda Merah Putih, mengingat mereka juga pernah mendapatkan masalah besar akibat ketergantungan ini saat menjalani turnamen Piala AFF U-23 dua bulan lalu.
Khawatirnya adalah, jika nantinya Arkhan Fikri berhalangan untuk bisa dimainkan, atau mungkin berhasil dimatikan oleh para pemain lawan, masalah besar dipastikan akan mendatangi aliran bola dan kreatifitas permainan Skuat Garuda Muda dalam pertandingan tersebut.
Kita harapkan, semoga saja di waktu yang relatif singkat ini pelatih Gerald Vanenburg berhasil untuk mengatasi masalah-masalah yang masih merundung Timnas Indonesia U-23. Sehingga, target untuk lolos ke putaran final Piala Asia U-23 tahun depan bisa direalisasikan oleh Rafael Struick dan kolega.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
PSSI dan Target 100 Besar FIFA: Dipupuk oleh STY, Layu di Tangan Patrick Kluivert
-
Ketimbang Bingung, PSSI Lebih Baik Turuti Saja Saran dari Eks Ketua Umum Ini!
-
Indra Sjafri, Timnas Indonesia dan Awal yang Mudah untuk Pertahankan Medali Emas SEA Games
-
Dear PSSI, Timnas Indonesia Tak Butuh Pelatih Terkenal, tapi Pelatih yang Miliki Kriteria Begini!
-
Gerbong Pelatih Belanda di Timnas Indonesia: Minim Kontribusi tapi Daya Rusaknya Luar Biasa
Artikel Terkait
-
Pelatih Taiwan Gemetar Makin Banyak Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia: Pemain Asing Datang...
-
Head to Head Timnas Indonesia vs Taiwan, Pembantaian Bakal Terulang?
-
Prediksi Timnas Indonesia vs Taiwan, Miliano Jonathans dan Mauro Zijlstra Debut?
-
Patrick Kluivert Bongkar Kualitas Asli Adrian Wibowo, Dia Sebenarnya Pemain...
-
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026
Hobi
-
Sea Games 2025: Jalan Terjal Timnas Indonesia Mempertahankan Medali Emas
-
PSSI dan Target 100 Besar FIFA: Dipupuk oleh STY, Layu di Tangan Patrick Kluivert
-
Rinov, Yere, Pitha, dan Lisa Putuskan Keluar Pelatnas, Ini Respons Eng Hian
-
Daripada Bingung, PSSI Baiknya Rekrut Pelatih Timnas dengan Kualifikasi Ini
-
Louis van Gaal Gelar Konferensi Pers usai Diisukan Ganti Patrick Kluivert
Terkini
-
Na Daehoon Tanggapi Isu Perselingkuhan Jule, Singgung Privasi Anak
-
Mengenal Dean Fujioka, Aktor Jepang yang Cerai dengan Putri Bos Sido Muncul
-
Film Jangan Panggil Mama Kafir, Bikin Mikir Beratnya Cinta Lintas Agama
-
4 Mix and Match OOTD Kemeja ala Han So Hee, Simpel Tapi Bikin Terpana!
-
Jun Ji Hyun dan Ji Chang Wook Diprediksi Reuni di Drama Baru "Human X Gumiho"