Hayuning Ratri Hapsari | M. Fuad S. T.
Timnas Indonesia (dok. PSSI)
M. Fuad S. T.

Hasil sesuai harapan didapatkan oleh Timnas Indonesia senior di laga pertama agenda FIFA matchday bulan September 2025. Tanpa malu-malu, Pasukan Merah Putih yang bermain di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, memulangkan tim tamu China Taipei dengan membekali mereka enam gol tanpa balas.

Laman Suara.com (5/9/2025) menuliskan, enam gol kemenangan anak asuh Patrick Kluivert tersebut disumbangkan oleh lima penggawa Garuda berbeda. Sementara satu gol sisanya, tercatat sebagai gol bunuh diri pemain lawan.

Dimulai dari Jordi Amat yang mengejutkan khalayak dengan gol cepatnya di menit ke-4, kemudian disusul gol bunuh diri dari Ming-Hsiu Chao di menit ke-23, dilanjutkan dengan gol sepakan maut Marc Klok di menit ke-33 dan dilengkapi gol dari Eliano Reijnders di menit ke-38 yang menutup pesta gol Pasukan Garuda di babak pertama.

Memasuki babak kedua, Timnas Indonesia yang terus tampil menyerang, kembali mendulang dua gol melalui Muhammad Ramadhan Sananta di menit ke-58, dan ditutup oleh gol dari Sandy Walsh ketika pertarungan berjalan tepat satu jam.

Tampil Dominan, namun Masih Dibayangi Kebocoran Lini Pertahanan

Sepertimana yang telah diprediksi sebelumnya, Timnas Indonesia cenderung tak mendapatkan perlawanan yang sepadan di laga FIFA matchday melawan China Taipei ini. Tentu saja semuanya mafhum, hal tersebut terjadi karena perbedaan kualitas yang mencolok antara kedua kesebelasan.

Maka tak mengherankan jika pada akhirnya, Pasukan Garuda yang bermain di depan pendukungnya sendiri langsung mengambil alih jalannya permainan sedari awal peluit pertarungan dibunyikan.

Indonesia yang mengusung formasi 4-3-3, benar-benar bermain intimidatif di laga tersebut. Mereka bahkan mengurung pertahanan China Taipei, dan menempatkan duo center back mereka, yakni Rizky Ridho dan Jordi Amat di area garis tengah lapangan permainan.

Laman statistik livereports pertandingan menuliskan, persentase penguasaan bola yang dimiliki oleh Pasukan Merah Putih bahkan mencapai angka 87 persen berbanding dengan 13 persen milik sang lawan. Sehingga tak mengherankan jika hampir di keseluruhan durasi laga, kita sangat jarang mendapati keberadaan pemain China Taipei di sektor pertahanan Indonesia. 

Namun sayangnya, meskipun menguasai jalannya pertarungan, lini pertahanan Indonesia yang digalang oleh kuartet Yakob Sayuri di kanan, duo Rizky Ridho dan Jordi Amat di tengah serta Shayne Pattynama di kiri beberapa kali masih mengalami kebocoran.

Memang, dalam pertandingan tersebut China Taipei tak mampu menciptakan barang sebiji gol pun. Nalam beberapa momen, China Taipei yang praktis hanya mengandalkan serangan balik dan bertumpu pada seorang John Benchy beberapa kali berhasil merobek sistem pertahanan yang digalang oleh pemain Indonesia.

Skema yang mereka terapkan pun cukup sederhana. Karena tim tuan rumah mengedepankan permainan menyerang, yang mana hanya menyisakan duo center back saja di garis pertahanan terakhir, para pemain China Taipei menggunakan pola penyerangan melalui sisi full back Indonesia, yang mana sudah ditinggalkan oleh Shayne, Yakob atau Sandy Walsh untuk melakukan overlap.

Skema serangan balik yang mereka lakukan pun cenderung efektif dan sukses membuat lini pertahanan Indonesia memperlihatkan celah serta kekurangannya. Karena dalam catatan laman statistik livesports disebutkan, meskipun berada dalam kurungan pemain Indonesia, namun mereka masih mampu menciptakan total 5 tembakan dengan 2 di antaranya mengarah ke gawang.

Patut digarisbawahi, Timnas Indonesia kali ini menghadapi China Taipei yang notabene adalah tim lemah di kancah persepakbolaan benua Asia. Mereka saja bahkan di pertandingan terakhirnya pada bulan Juni lalu dikandaskan oleh Sri Lanka yang memiliki peringkat di posisi ke-196 FIFA.

Jika berhadapan dengan tim "gurem" sekelas China Taipei saja pertahanan Timnas Indonesia mengalami kebocoran seperti ini, lantas bagaimana jadinya jika turun di event resmi bulan Oktober mendatang dan berhadapan dengan tim sekelas Irak ataupun Arab Saudi? Tentunya akan lebih mengkhawatirkan lagi bukan?

Semoga saja "bocor halus" lini pertahanan Timnas Indonesia ini bisa segera diperbaiki sebelum mereka tampil di ajang yang sesungguhnya.