Sekar Anindyah Lamase | Rana Fayola R.
Gerald Vanenburg, pelatih Timnas Indonesia U-23. (Instagram/geraldvanenburgofficial)
Rana Fayola R.

Setelah penampilan mengecewakan di laga pertama melawan Laos, pelatih Timnas Indonesia Gerald Vanenburg akhirnya bisa bernapas lega melihat peningkatan signifikan permainan anak asuhnya saat mengalahkan Makau dengan skor telak 5-0 dalam laga kedua Grup J Kualifikasi AFC U-23.

Kemenangan tersebut menjadi momentum penting bagi Garuda Muda untuk tetap menjaga asa lolos ke putaran final yang akan berlangsung di Arab Saudi mendatang.

Sebagaimana dilaporkan Antara News, Vanenburg mengakui secara terbuka bahwa timnya tampil jauh lebih baik dibandingkan saat ditahan imbang Laos. Ia menilai para pemain menunjukkan intensitas, kreativitas, dan determinasi yang lebih tinggi dalam pertandingan melawan Makau.

“Ya, saya pikir kami bermain jauh lebih baik daripada pertandingan pertama,” ungkapnya dalam konferensi pers usai pertandingan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Sabtu (6/9/2025).

Pada laga tersebut, pasukan Merah Putih berhasil mencetak lima gol yang masing-masing disumbang oleh Arkhan Fikri, Rayhan Hannan, Zanadin Fariz, Rafael Struick, dan satu gol tambahan berasal dari bunuh diri pemain Makau, Ieong Lek Hang. Skor besar itu memberikan angin segar bagi kepercayaan diri tim menjelang laga terakhir melawan Korea Selatan.

Dengan tambahan tiga poin, posisi Timnas Indonesia kini berada di peringkat kedua klasemen sementara Grup J dengan raihan empat poin, tertinggal dua poin dari Korea Selatan yang memuncaki klasemen. Meski unggul selisih gol dari Laos dan Makau, Vanenburg menegaskan bahwa perjuangan belum berakhir.

Menurut pelatih asal Belanda tersebut, kemenangan atas Makau patut disyukuri. Kendati demikian, mereka tidak boleh membuat tim cepat puas. Fokus kini tertuju penuh pada pertandingan penentu kontra Korea Selatan pada Selasa (9/9/2025) mendatang.

Ia menambahkan, “Ini momen di mana kami tidak bisa terlalu senang dan terlalu lama bahagia karena kami hanya perlu memikirkan Korea dan yang ini harus kami lupakan."

Kemenangan besar atas Makau memang krusial. Namun peluang untuk lolos otomatis hanya akan terbuka lebar jika Timnas Indonesia mampu menumbangkan Korea Selatan di laga terakhir. Bila tidak, Garuda Muda harus berharap pada jalur runner up terbaik yang persaingannya sangat ketat.

Sekarang, Indonesia menempati posisi kelima dalam klasemen sementara runner-up terbaik dengan empat poin dan selisih gol +5, tertinggal dari empat negara lain yang sudah mengoleksi enam poin. Ini membuat kemenangan atas Korea Selatan menjadi kunci utama untuk merebut tiket langsung ke Arab Saudi.

Tak Tanggung-Tanggung, Gerald Vanenburg Usahakan Timnas Indonesia Ulangi Kemenangan Atas Korea Selatan

Dalam persiapan menghadapi laga pamungkas, Gerald Vanenburg menilai skuadnya punya potensi untuk mengulangi kemenangan atas Korea Selatan, meskipun tantangan yang dihadapi sangat berat. Ia optimis karena komposisi pemain yang dimiliki Timnas Indonesia U-23 saat ini cukup solid dan merata di semua lini.

Di sektor penyerangan, nama-nama seperti Rafael Struick, Hokky Caraka, dan Jens Raven diharapkan mampu menjadi mesin gol. Kombinasi kecepatan dan kreativitas mereka diyakini dapat menembus pertahanan Korea yang dikenal rapat dan disiplin.

Untuk lini tengah, Indonesia memiliki kekuatan yang stabil lewat kehadiran Arkhan Fikri, Rayhan Hannan, dan Robi Darwis. Mereka mampu mengatur tempo permainan dan menjadi jembatan antara lini belakang dan depan dengan baik.

Sementara itu, sektor pertahanan diperkuat oleh sosok berpengalaman seperti Muhammad Ferarri dan Dion Markx. Kedua pemain ini tampil solid dan disiplin dalam menjaga pertahanan, serta mampu memberikan ketenangan saat tim ditekan.

Kehadiran pemain-pemain yang pernah memperkuat tim senior menjadi nilai tambah tersendiri. Vanenburg menyebut pengalaman itu bisa menjadi pembeda ketika menghadapi tim sekelas Korea Selatan yang memiliki rekam jejak kuat di level junior maupun senior.

Dalam pertandingan melawan Makau, Vanenburg juga melakukan rotasi cukup besar dengan mengganti enam starter dari pertandingan sebelumnya. Ia menyebut langkah ini sebagai strategi menjaga kebugaran pemain, mengingat padatnya jadwal pertandingan yang harus dijalani dalam waktu singkat.

“Saya pikir jika Anda melihat para pemain dan mereka bermain di klub dan bermain 14 atau 15 menit, Anda tidak bisa bermain tiga pertandingan dalam sembilan hari,” ungkap Vanenburg menjelaskan alasannya melakukan rotasi besar-besaran.

Rotasi ini pun terbukti efektif. Permainan Timnas Indonesia terlihat lebih segar dan dinamis. Vanenburg berharap momentum positif ini bisa berlanjut saat menghadapi Korea Selatan.

Meski begitu, pelatih yang pernah mengangkat trofi Piala Eropa 1988 ini tidak ingin jemawa. Ia menyadari kualitas Korea Selatan sebagai tim unggulan yang memiliki kedalaman skuad dan pengalaman lebih tinggi.

“Kami harus berusaha mengalahkan Korea agar lolos. Sungguh, saya pikir kami memiliki cukup banyak pemain bagus untuk lolos. Dan sejujurnya, saya pikir penting bagi pemain muda untuk berada di turnamen itu,” tandasnya.

Persiapan matang, disiplin taktis, dan performa terbaik dari setiap pemain akan menjadi kunci sukses menghadapi laga penentu nanti. Jika berhasil mengatasi tekanan dan bermain secara kolektif, bukan tidak mungkin Timnas Indonesia bisa mencetak sejarah dengan lolos ke putaran final Piala Asia U-23 2026.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS