Di tengah popularitas futsal sebagai olahraga anak muda, ada satu posisi yang diam-diam menjadi idaman: anchor. Bagi sebagian orang, anchor mungkin terlihat sederhana, pemain yang berdiri di belakang untuk menjaga pertahanan.
Namun di mata generasi muda, posisi ini justru punya daya tarik tersendiri. Anchor itu bikin candu, bukan hanya karena perannya krusial, tetapi juga karena aura cool yang melekat.
Melalui ajang AXIS Nation Cup 2025, yang informasinya bisa diakses lewat anc.axis.co.id, anak muda dari berbagai daerah punya kesempatan untuk menunjukkan kebolehannya. Dari kiper hingga pivot, semua posisi penting.
Tapi menariknya, semakin banyak pemain Gen Z yang menganggap anchor adalah posisi paling menggambarkan diri mereka. Fenomena posisi ini kini juga muncul di dunia digital, di mana futsal diposisikan sebagai bagian dari gaya hidup anak muda, info lebih lanjut bisa dilihat di axis.co.id.
Mengenal Posisi di Futsal
Dalam futsal, ada empat posisi utama: kiper, anchor, flank (ala), dan pivot. Anchor berada di garis pertahanan, tapi bukan sekadar “tembok” permainan. Ia juga pengatur tempo bermain dan orang yang memprakarsai serangan ke tim lawan.
Anchor punya peran ganda: mematahkan serangan lawan dan membangun serangan balik secara cepat. Seorang anchor harus baik dalam menguasai bola, mampu memulai serangan, dan juga pastinya mampu menjadi pemain bertahan saat tim diserang.
Dengan kata lain, anchor adalah otak sekaligus jantung tim. Tidak heran banyak yang mengidolakan anchor. Saat lawan menyerang, anchor hadir menutup ruang. Saat tim butuh serangan, anchor yang pertama kali mendistribusikan bola.
Mengapa Anchor Bikin Candu?
Pertama, anchor mencerminkan sifat tenang dan konsisten. Karakter ini cocok dengan Gen Z yang meski hidup di era serba cepat tapi tetap stabil.
Kedua, tidak harus menjadi spotlight, tapi impactful, kalau pivot sering jadi pusat perhatian karena gol, sifat anchor lebih “diam-diam menghanyutkan.” Justru sifat ini yang bikin banyak anak muda merasa dekat: nggak harus jadi sorotan untuk bisa jadi kunci sukses.
Ketiga, anchor itu seperti teman yang jarang bicara, tapi sekali ngomong langsung bikin suasana terkendali. Teman yang lebih suka action daripada banyak ngomong. Ada aura guardian yang melekat, bikin nyaman dan bikin candu.
Dari Lapangan ke Dunia Digital
Fenomena ini juga terlihat di media sosial. Di TikTok, banyak konten tentang stereotip posisi pemain futsal: pivot yang mencolok, flank yang lincah, dan anchor yang cool. Video anchor melakukan tekel bersih atau membangun serangan cepat sering mendapat ribuan like.
Gen Z bahkan sering bercanda, “kalau punya pacar anchor, hidup jadi tenang” atau “flank emang bisa dicoba tapi anchor lebih menggoda.”
Di axis.co.id, futsal diposisikan sebagai bagian dari gaya hidup digital anak muda. Bukan hanya olahraga, futsal juga jadi medium ekspresi identitas anak muda. Anchor menjadi posisi yang relatable: low profile, tapi berkelas.
Futsal akan selalu menghadirkan cerita menarik. Dari strategi, persaingan, hingga gaya bermain, semuanya melebur jadi pengalaman seru di lapangan.
Namun, anchor kini tampil sebagai posisi idaman yang bikin candu. Ia mengajarkan bahwa tidak harus selalu berada di depan sorotan untuk memberi dampak besar.
Bagi generasi futsal masa kini, menjadi anchor juga berarti belajar tentang kepemimpinan yang tenang, konsistensi, dan kesabaran sebagai nilai yang relevan tidak hanya di lapangan, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Posisi ini mengingatkan bahwa peran yang ‘low profile’ bisa sama pentingnya dengan yang paling terlihat.
Jadi, meski tidak selalu mencetak gol atau mencuri perhatian, anchor tetap menjadi simbol penting: orang yang stabil, berdampak, dan mampu mengubah permainan dengan caranya sendiri.
Dengan semangat #FutsalAXISNationCup dan #SuaraParaJuara, anchor bukan sekadar posisi di lapangan, tapi juga cerminan karakter anak muda yang ingin berpengaruh tanpa harus selalu di depan spotlight.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Perempuan Masih Jadi Second Sex: Membaca Simone de Beauvoir dalam Futsal
-
Bukan Sekadar 5 Lawan 5, Ada Misi Besar di Lapangan Futsal Axis Nation Cup
-
Tiap Tim Memang Punya Strategi Formasi Futsal yang Berbeda
-
Futsal Zaman Now: Ekspresi Diri, Kepribadian, dan Gaya Hidup Anak Muda
-
Jejak Kreatif Futsal dalam Mengubah Wajah Gaya Hidup Generasi Muda
Hobi
-
Cahya Supriadi Sukses Bikin Pelatih Korea Selatan Angkat Topi
-
Fakta Mengenaskan! Jikapun Menang dari Laos, Indonesia Tetap Saja Sulit Lolos ke AFC U-23
-
Tak Ada Indonesia, Marwah Persepakbolaan Asia Tenggara di AFC U-23 Berada di Pundak 2 Tim Ini
-
Ironis! Hanya Indonesia, Tim Semifinalis yang Gagal Lolos ke Putaran Final AFC U-23
-
Erick Thohir Limpahkan Tanggung Jawab soal Timnas Indonesia U-23 ke Dirtek
Terkini
-
Daily Style Goals: 4 Inspo Outfit ala Sophia KATSEYE yang Selalu On Point!
-
Cabut Gugatan, Paiman Raharjo Kini Bidik Roy Suryo Cs Lewat Jalur Pidana
-
Kritik Sosial Lewat Medsos: Malaka Project Jadi Ajak Gen Z Lebih Melek Politik
-
Sunkiss oleh Wendy Red Velvet: Merangkul Perubahan Hidup Tanpa Rasa Takut
-
Dijenguk Yusril di Penjara, Delpedro Marhaen Merasa Jadi Korban Kriminalisasi