Mungkin tidak adil kalau minuman kopi menjadi juaranya sebagai minuman yang sangat asyik menemani saat di tongkrongan. Karena sudah pasti, mereka yang tidak suka minum kopi akan berkomentar keras. Jadi, cukuplah secara subjektif saja menjadikan kopi sebagai minuman yang khas dan asyik menemani pada setiap perkumpulan seperti diskusi dan bersantai.
Bagi penikmat kopi, tentu akan merasa ada yang kurang jika tidak minum kopi dalam sehari. Kopi telah mampu menjadi pemantik untuk menyegarkan pikiran, meringankan kepala dan bisa memunculkan ide-ide cemerlang. Apalagi kalau pada kegiatan diskusi dan baca buku di sore hari, maka kopi akan sangat dirindukan kehadirannya.
Sehingga seakan bahwa kalau kopi sudah menjadi candu hidup. Selain memang kopi adalah warisan budaya dari nenek moyang yang kerap kali menjadi minuman suguhan ketika ada tamu, juga karena memang kopi enak dan nikmat rasanya. Eits, teruntuk para pecinta kopi.
Tentu ada banyak merek-merek kopi beredar di pasaran yang dapat ditemukan. Mulai dari kemasan kopi bergambar seorang kapten kapal, hingga gambar kapal laut yang besar. Terlepas dari itu, semua jenis kopi sesungguhnya rasanya pasti pahit. Meskipun kerap kali ada orang yang mengatakan "kopinya terlalu manis" itu karena sudah tercampur dengan gula.
Teruntuk untuk kopi hitam, kopi yang benar-benar kopi dan rasa pahitnya menggoda. Di mana kopi tersebut dengan baunya yang menyengat dan memberikan rasa sensasi, mampu menghilangkan rasa letih, pikiran lebih rileks dan yang tak terlupakan kopi dapat mengatasi rasa ngantuk. Seperti iklan TV dari vokalis band Nidji "kalau Anda ngantuk, tak sempat ngopi, ambil saja kopikooo." Nah, itu berarti memang kopi selalu diidentikan dapat menghilangkan rasa ngantuk.
Asumsi tersebut mungkin benar, mungkin juga bisa salah. Tetapi, bukan berarti kalau sudah ngopi, maka ngantuk akan hilang apalagi sampai tidak bisa tidur gegara minum kopi. Kecuali kalau memang mata nggak mau tidur, ya tentu tidak bisa tidur. Dan apabila minum kopi di malam hari dikatakan akan susah tidur, saya pikir itu keliru juga.
Biasanya yang sudah terkenal di mana-mana orang susah tidur karena insomnia. Selain alasan itu, mungkin karena banyak beban pikiran, utang ada di mana-mana dan tagihan tak kunjung usai. Atau bisa juga karena otak tidak diisi amunisi ilmu pengetahuan dengan cara membaca buku dan lain sebagainya. Karena biasanya ketika otak terisi banyak ilmu pengetahuan seperti membaca buku biasanya terasa berat dan mudah capek, sehingga otak butuh istirahat maka tentu narasi susah tidur kalau minum kopi di malam hari akan terbantahkan. Apalagi kalau baca bukunya tidak pernah didiskusikan dan dituliskan sehingga menggumpal di otak, maka tentu kondisi tersebut lebih memudahkan untuk selalu mau tidur.
Sebanyak apa pun yang kita minum kopi di malam hari, kalau sudah saatnya rasa ngantuk datang, maka tentu bakalan akan ketiduran juga. Apalagi kalau badan berada di atas kasur yang empuk, kepala berada di atas bantal, jauh dari kebisingan dan sambil baca buku pula, maka narasi susah tidur akan gugur. Malahan kalau kita memaksakan tidak tidur, tetap saja kemauan untuk tidur selalu saja datang.
Bukan berarti saya membenarkan kalau mau tidur dan ingin ketiduran cepat, maka tidurlah sambil membaca. Karena dalam teori apapun, tentu itu tidak baik kalau mau membaca sambil tiduran, dan sebaliknya mau tidur sambil membaca.
Maksud saya begini, alangkah lebih baiknya kalau isi otak dulu baru tidur. Isi dengan membaca sampai kepala mulai puyeng dan tentu rasa ngantuk akan datang meskipun minum kopi. Selain karena juga mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan, rasa cepat ketiduran juga akan dirasakan kalau bertujuan karena itu. Di sisi lain agar tidak terkesan kalau hanya tidur doang yang dilakukan dalam hidup.
Kerap kali saya temui, ada orang yang tidak mau minum kopi kalau malam hari. Ya dengan alasan akan susah tidur, makanya ia sangat menghindari minum kopi kalau di malam hari. Maksud saya seperti ini, ngapain tidur kalau tidak mengantuk, tentu akan sulit. Saat memaksakan kehendak untuk tidur sementara rasa ngantuk tidak ada, kan itu ribet. Dan juga jangan klaim kalau justru kopi lah yang dapat menghilangkan rasa ngantuk.
Alasan tidak bisa tidur di malam hari karena minum kopi bagi saya keliru, tetapi karena memang kebanyakan pikiran dan juga tidak pernah isi otak yang biasanya dapat membuat bisa lelah dan akhirnya akan ketiduran juga. Apalagi kalau di siang hari lebih banyak digunakan tidur, rebahan, dan aktivitas yang tidak ada capeknya. Maka tentu malamnya akan susah tidur.
Biasanya orang cepat tidur di malam hari karena kecapekan. Kecapekan tenaga dan kecapekan berpikir sehingga tentu malamnya akan lebih rileks untuk istrihat dan bisa lebih cepat tidur karena capek. Dan tentu kita sepakat kalau orang yang kecapekan akan lebih bisa cepat tidur ketimbang mereka yang tidak capek karena menghabiskan waktunya beristirahat di siang hari.
Saya sendiri malahan tidak mau cepat tidur di malam hari. Saya justru ingin menghabiskan membaca buku dengan limit maksimal waktu jam sebelas malam. Akan tetapi, rasa ngantuk selalu saja datang. Bacaan baru beberapa lembar tetapi melawan rasa ngantuk sungguh sulit saya lakukan. Padahal sudah minum kopi dengan porsi banyak, apalagi kopinya dengan takaran banyak, sampai-sampai rasa pahitnya terasa sampai ke lambung. Tetapi, nyatanya juga rasa ngantuk akan datang kalau sudah capek. Apalagi aktivitas saya di siang hari digunakan untuk kuliah, bekerja, dan tidur siang yang sedikit. Maka tentu capek malamnya dan ingin tidur cepat meskipun minum kopi.
Dengan demikian, minum kopi di malam hari adalah mitos bagi orang-orang yang malas bekerja dan mikir di siang hari. Menjadikan waktu siang lebih banyak digunakan untuk beristirahat, maka tentu malamnya akan susah tidur. Karena logikanya seperti ini, kalau banyak aktivitas (kerja dan berpikir) maka tentu butuh juga waktu istirahat yang cukup, dan salah satunya dengan tidur. Jadi, kalau mau rasa ngantuk di malam hari cepat datang, maka perbanyaklah aktivitas di siang hari dengan bekerja dan berpikir.
Tag
Baca Juga
-
Kolaborasi Tim Peserta Pilkada Polewali Mandar 2024 Melalui Gerakan Pre-Emtif dalam Pencegahan Politik Uang
-
Estafet Jokowi ke Prabowo, Bisakah Menciptakan Rekrutmen Kerja yang Adil?
-
6 Alasan Kenapa Banyak Orang Lebih Memilih WhatsApp Dibanding yang Lain
-
6 Pengaturan di Windows yang Dapat Memaksimalkan Masa Pakai Baterai Laptop
-
7 Fitur Keamanan Android yang Bisa Lindungi Data Pribadi Kamu
Artikel Terkait
-
5 Cara Ampuh Mengusir Keinginan Ngemil di Malam Hari, Bye-bye Badan Melar!
-
Ulasan Buku Why We Sleep: Pentingnya Tidur Bagi Kesehatan Tubuh dan Mental
-
Benarkah Kopi Membuat Sering Kencing?
-
Teks Sholawat Malam Jumat dan Doa, Bacalah 10x untuk Raih Keberkahan!
-
Sering Beser Setelah Minum Kopi? Dokter Urologi Punya Jawabannya
Kolom
-
Sentuhan Guru Tak Tergantikan, Mengapa Literasi Penting di Era AI?
-
Sistem Zonasi Sekolah: Antara Pemerataan dan Tantangan yang Ada
-
Quick Count vs Hasil Resmi Pemilu: Akurasi atau Sekadar Kontroversi?
-
Politik Uang di Pilkada: Mengapa Masyarakat Terus Terpengaruh?
-
Membangun Sikap Kritis dalam Menangkal Ulasan Palsu di Google Maps
Terkini
-
BI Bekali 500 Mahasiswa Jabar Sertifikasi BNSP, Siap Bersaing di Dunia Kerja
-
3 Serum Korea Berbahan Utama Lendir Siput, Ampuh Perbaiki Skin Barrier!
-
Statistik Apik Gustavo Souza, Juru Gedor Baru PSIS Semarang Asal El Savador
-
3 Rekomendasi Produk Ampoule untuk Atasi Jerawat dan Kerutan, Auto Glowing!
-
Fadli Zon Resmikan Museum Kujang, Targetkan Indonesia Pusat Kebudayaan Dunia