Berbicara mengenai komunikasi, tentu tak bisa dimungkiri bahwa satu aspek ini memiliki peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan psikis anak. Sebenarnya bukan hanya anak, tetapi juga orang dewasa. Namun, dalam artikel ini saya akan lebih menekankan pada anak karena ini harus dimulai sedini mungkin, untuk meminimalisir risiko retaknya hubungan antara anak dan orang tua, sesama orang tua, atau anak dengan anak.
Komunikasi bukan saja berperan sebagai sarana penghubung yang mana individu berbicara dengan individu lain saat ada sesuatu yang ingin disampaikan. Namun, komunikasi di sini memiliki peran yang lebih dalam lagi. Yakni keharmonisan yang dibangun di tengah keluarga.
Kalian pasti tidak asing dengan kejadian-kejadian di mana orang tua bercerai, anak kabur dari rumah, anak membunuh orang tua, orang tua menganiaya anak, dan sebagainya. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya kurangnya komunikasi yang baik di tengah keluarga sehingga cenderung menimbulkan kesalahpahaman.
Sebagai contoh, orang tua yang tidak begitu dekat dengan anak, dalam hal ini komunikasi, akan berdampak pada perkembangan psikis si anak. Anak akan lebih cenderung mengikuti instingnya dalam mengambil keputusan. Jika hal seperti ini dibiarkan, anak akan semakin terbiasa dan merasa bahwa apa yang ia lakukan selama ini sudah benar.
Akan sangat sulit bagi orang tua untuk mengubah pola pikir si anak yang sudah terbiasa melakukan sesuatu tanpa meminta saran terlebih dahulu kepada orang terdekatnya, yakni keluarga.
Bukan hanya itu, tak jarang kita temui kasus bunuh diri karena mengalami depresi. Orang-orang yang menderita depresi biasanya mengalami kejadian yang memberikan tekanan besar sehingga mereka tidak kuat menerimanya. Tekanan ini bisa datang dari lingkungan atau bahkan dari keluarga itu sendiri.
Jika komunikasi dalam keluarga terjalin dengan baik, hal semacam ini pasti lebih mudah diatasi. Karena kebanyakan orang yang mengalami depresi, memendam masalah itu sehingga menumpuk di dalam diri mereka dan akhirnya meledak. Sebisa mungkin jalin komunikasi yang baik dengan keluarga. Bisa dimulai dengan keterbukaan satu sama lain dan menjauhkan sifat menyalahkan sebelum mendengarkan.
Komunikasi yang baik adalah komunikasi dua arah. Yang mana satu berbicara yang satu mendengar, kemudian bergantian. Dengan begitu masalah yang dihadapi oleh salah satu anggota keluarga tidak akan menjadi tekanan yang membesar bagi orang yang mengalaminya.
Bagaimana menurutmu? Apakah komunikasi memiliki peranan yang jauh lebih penting dalam keluarga?
Baca Juga
-
Tuai Hujatan Karena Menang MCI, Pantaskah Belinda Diperlakukan Demikian?
-
Ulasan Novel Mata dan Rahasia Pulau Gapi, Kental dengan Nilai Sejarah dan Pengabdian
-
Ulasan Novel Rooftop Buddies, Pengidap Kanker yang Nyaris Bunuh Diri
-
Berkaca pada Kasus Bunuh Diri di Pekalongan, Dampak Buruk Gadget bagi Anak
-
Ulasan Novel Mata di Tanah Melus, Petualangan Ekstrem di Negeri Timur
Artikel Terkait
Kolom
-
Hope Theory: Rumus Psikologi di Balik Orang yang Tidak Mudah Menyerah
-
Jika Hukum adalah Panggung, Mengapa Rakyat yang Selalu Jadi Korban Cerita?
-
Saat Ragu Mulai Menjerat, Lepaskan dengan Keyakinan Aku Pasti Bisa
-
Krisis Empati: Mengapa Anak-Anak Tidak Lagi Tahu Caranya Berbelas Kasih?
-
Saat Hidup Tidak Sesuai Ekspektasi, Kenapa Kita Selalu Menyalahkan Diri?
Terkini
-
Raditya Dika dan Die with Zero: Cara Baru Melihat Uang, Kerja, dan Pensiun
-
Ulasan Novel Larung, Perlawanan Anak Muda Mencari Arti Kebebasan Sejati
-
Style Hangout ala Kang Hye Won: 4 Inspo OOTD Cozy yang Eye-Catching!
-
Demam? Jangan Buru-Buru Minum Obat, Ini Penjelasan Dokter Soal Penyebabnya!
-
Suka Mitologi Asia? Ini 4 Rekomendasi Novel Fantasi Terjemahan Paling Seru!