Kenalan, pendekatan lalu pacaran ialah proses umum yang dilakoni muda-mudi sekarang untuk menyakinkan diri melangkah ke jenjang pernikahan. Berbeda dengan budaya sekarang, tempo dulu di Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, muda-mudinya menjalani tradisi “nyubok” sebagai bentuk ikhtiar melangkah ke pernikahan. Lantas seperti apa sih tradisi “nyubok” dari Pedamaran?
Dalam kanal YouTube Mang Dayat (03/06/2023) dijelaskan bahwa nyubok ialah tradisi mencari jodoh yang mana ketika seorang pemuda menaruh hati pada seorang gadis yang ia senangi, ia akan mendatangi rumah sang gadis sebagai langkah awal dari sebuah perkenalan. Jadi bisa dibilang, nyubok semacam apel, kata yang kerap digunakan untuk kegiatan berkunjung ke rumah sang pujaan.
BACA JUGA: Googling Culture: Sebuah Realita Dehumanisasi Teknologi
Namun meski demikian, ada perbedaan yang jelas antara nyubok dan apel, jika apel umumnya ada kesempatan saling bertatap muka dan bertamu di rumah, nyubok adalah pertemuan nyaris tanpa tatap muka, dengan si perempuan berada di dalam rumah, sedangkan si pria berada di luar rumah.
Sebelumnya harus dipahami dahulu, bahwa jenis rumah di Pedamaran umumnya adalah rumah panggung, yakni rumah dengan tiang tinggi sebagai penyangga lantai. Jadi, dalam proses nyubok itu sendiri, si pemuda umumnya menunggu di bawah sehadapan dengan jendela, sedangkan si gadis berada di atas, tepatnya di balik jendela yang hanya sedikit terbuka. Jadi bisa dibilang, nyaris satu sama lain tidak bertatap muka dalam prosesnya. Sebab inti dari nyubok itu sendiri adalah kesempatan berbicara untuk saling mengenal satu sama lain.
Meski demikian, dengan kesepakatan kedua belah pihak, si pemuda dapat meminta izin untuk melihat wajah sang pujaan, pun jika si gadis berkenan, ia akan membuka jendela dan menampakkan wajahnya, biasanya hanya berlangsung sebentar dan hanya bermodalkan sumber penerangan minim, seperti korek yang dibawa si pemuda.
Menariknya, tempo itu, seorang gadis tidak harus hanya menerima satu pemuda saja untuk berkenalan lewat tradisi nyubok. Sebab semakin menarik seorang gadis, akan semakin banyak pemuda yang berminat dan datang ke rumahnya untuk berkenalan lewat tradisi nyubok.
BACA JUGA: Fenomena Menikah Muda karena Konten Kemesraan, Akankah Berakhir Bahagia?
Dengan demikian, sangat mungkin dalam satu malam seorang gadis akan menerima beberapa pemuda dalam tradisi nyubok yang ia lakoni. Dan hal tersebut dianggap lumrah dan diterima sebagai bentuk persaingan yang sehat bagi para pemuda. Nantinya, para pemuda yang nyubok seorang gadis di malam yang sama akan saling meminta kesempatan, saling bergantian untuk berbicara dengan si gadis.
Dari nyubok, sang gadis nantinya akan memilih satu pemuda untuk dikenalkan ke pihak keluarga, atau oleh masyarakat Pedamaran proses tersebut disebut dengan istilah “beterang.” Beterang adalah proses lanjutan dari nyubok yang mana si pemuda dan si gadis sepakat menjalin hubungan serius sebelum benar-benar melangkah ke pernikahan.
Bila sudah sampai di tahap beterang, sang gadis akan menerima barang berupa perhiasan dari sang pemuda, sebagai simbol kepemilikan, juga simbol kesiapan menuju pelaminan. Jadi bisa dibilang ujung dari proses beterang adalah pernikahan. Sayang, seiring berkembangnya zaman, tradisi nyubok ditinggalkan dan digantikan oleh proses penjajakan yang sekarang kita kenal dengan istilah pacaran.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
3 Hal yang Kamu Dapatkan Jika Menyaksikan Drama Korea Nine Puzzles
-
Ulasan Nocturnal, Film Korea Super Mencekam yang Bikin Penasaran
-
Ulasan Drama The Haunted Palace, Sajikan Hiburan Paket Komplit Tiada Duanya
-
6 Jenis Tanaman yang Dapat Mengatasi Bau Mulut, Ada Apel hingga Kemangi
-
Review Drama Korea Bergain: Kisah Impresif yang Dikembangkan dengan Masif
Artikel Terkait
-
BCL Nikah Duluan, Hard Gumay Sebut Jodoh Ariel NOAH Multitalenta tapi Bukan dari Kalangan Artis
-
BCL Nikah Lagi, Apakah Berarti Ashraf Bukan Jodohnya di Akhirat? Ini Penjelasan Menurut Islam
-
Blusukan ke Chinatown Glodok, Cak Imin Beli dan Lepas 99 Burung Pipit Sebagai Doa AMIN Menang Pilpres
-
Ulasan Buku 'Enteng Jodoh Enteng Rezeki', karena Menikah Bukanlah Ajang Perlombaan
-
5 Tradisi yang Dulu Sering Dilakukan, tapi Kini Sudah Jarang, Apakah di Kampungmu Juga?
Kolom
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Ekosistem Raja Ampat Rusak Demi Nikel, Masihkah Perlu Transisi Energi?
-
Mainan Anak dan Stereotip Gender: Antara Mobil-mobilan dan Boneka
-
Qurban di Zaman Digital: Tantangan dan Harapan Generasi Muda
-
Makna Kurban dalam Kehidupan Modern: Antara Ibadah dan Kepedulian Sosial
Terkini
-
Jennie BLACKPINK Tembus Daftar Album Terbaik Rolling Stone 2025
-
6 Drama China yang Dibintangi Pan Meiye, Beragam Peran
-
Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad: Uji Moral dan Permainan Psikologis
-
4 Ide OOTD Stylish ala Shin Soo Hyun untuk Gaya Nyaman Saat City Trip!
-
Tom Felton Perankan Draco Malfoy Lagi Lewat Harry Potter versi Broadway