Beberapa hari terakhir, jagad dunia maya dihebohkan dengan keluhan banyak pihak mengenai sistem pembelian materai elektronik atau e-materai yang mengalami berbagai kendala. Bahkan, dilansir dari laman x.com pada Rabu (4/9/2024), permasalahan e-materai tersebut sempat menjadi trending topic selama seharian penuh.
Permasalahan e-materai ini sendiri terjadi saat server dari berbagai layanan penyedia jasa penjualan e-materai mengalami overload atau kelebihan muatan sehingga tak dapat diakses oleh sebagian masyarakat.
Terlebih lagi, hal ini bersamaan dengan tenggat waktu pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2024 yang akan ditutup pada tanggal 6 September 2024 nanti.
Sontak, hal ini menimbulkan banyak kepanikan dan banyak orang pulah yang mengeluarkan keluh kesahnya di media sosial seperti X, TikTok, maupun platform media lainnya.
Belum lagi kehabisan e-materai yang dikeluarkan oleh Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Indonesia) yang membuat banyak pihak tak mendapatkan materai elektronik tersebut meskipun telah melakukan pembayaran.
Carut-marut Pengadaan E-Materai Jadi Bukti Indonesia Tak Siap Dengan Digitalisasi
Kisruh dan permasalahan e-materai yang menjadi pembahasan selama 2 hari terakhir seakan-akan menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia belum siap dengan segala bentuk digitalisasi modern.
Kurang siapnya pemerintah untuk mengantisipasi lonjakan antusiasme masyarakat dalam mengakses pembelian materai elektronik sepertinya kian membuka mata banyak pihak bahwa sejatinya negara ini tak siap dengan hal-hal yang serba digital di era modern.
Tentunya dari hal yang cukup lumrah ditemui seperti seringnya ditemukan praktik fotokopi KTP elektronik atau E-KTP juga menjadi salah satu wajah masyarakat dan lembaga di Indonesia yang tidak siap mengikuti perkembangan zaman yang serba digital.
Belum lagi banyaknya kasus pencurian data-data pribadi di dunia maya yang bebas diperjual-belikan juga menjadi salah satu bukti kurang siapnya pemerintah dalam menerapkan digitalisasi.
Tentunya banyak pihak yang masih ingat kasus pembobolan data dan situs negara (hacking) beberapa waktu lalu yang sempat menghebohkan negeri ini. Kasus tersebut menjadi salah satu contoh bagaimana lemahnya perlindungan dalam dunia digital di Indonesia.
Kini, kasus e-materai juga menjadi salah satu bukti bahwa negara Indonesia memang belum siap dalam mengikuti perkembangan zaman yang serba digital.
Lantas, apakah kita sebaiknya memang tak harus terburu-buru dalam mengikuti sesuatu yang serba digital dan kembali ke metode lama yang sudah cukup familiar bagi masyarakat?
Tentunya digitalisasi tersebut sejatinya bisa saja diterapkan di Indonesia. Namun, tentunya perlu kesabaran, persiapan, dan waktu yang lama agar semua orang bisa terbiasa dengan sistem yang sejatinya tak buruk tersebut jika dipersiapkan dengan matang.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Operasional VAR Liga 1 Dikritik Banyak Pihak, PSSI Perlu Lakukan Evaluasi
-
Tak Hanya Gacor! 3 Alasan yang Bisa Buat Egy Maulana Vikri Dipanggil Timnas Indonesia
-
Heboh Munculnya Grup Fantasi Sedarah, Bukti Kemerosotan Moral Masyarakat?
-
Mees Hilgers Ukir Rekor, Patrick Kluivert Harus Jeli Manfaatkan Sang Pemain
-
Auto Masuk Timnas! Asnawi Mangkualam Kembali Cetak Rekor di Liga Thailand
Artikel Terkait
-
Peruri Minta Maaf E-Materai Sulit Didapatkan, Ungkap Penyebab Banyak Situs Jadi Down
-
Profil Peruri, Perusahaan BUMN di Balik Carut Marut e-Meterai CPNS 2024 dan Klarifikasinya
-
Dijamin Asli, Begini Cara Beli E-Meterai di eMET Sebagai Syarat CPNS 2024
-
e-Meterai Pendaftaran CPNS 2024 Tuai Polemik, Motif Pemerintah Raup Cuan dari Calon Pekerja?
-
Link dan Cara Cek Akreditasi Kampus dan Prodi untuk Mendaftar CPNS 2024
Kolom
-
Ngajar di Negeri Orang, Pulang Cuma Jadi Wacana: Dilema Dosen Diaspora
-
Percuma Menghapus Outsourcing Kalau Banyak Perusahaan Melanggar Aturan
-
Buku dan Martabat Bangsa: Saatnya Belajar dari Rak yang Sering Dilupakan
-
Menulis Tak Dibayar: Lowongan Kerja Jadi Ajang Eksploitasi Portofolio
-
Fleksibilitas dan Kecemasan: Potret Gen Z Hadapi Realita Dunia Kerja
Terkini
-
KISS OF LIFE Batal Tampil di KCON LA 2025, Imbas Isu Apropriasi Budaya
-
Dari Pop ke Dangdut: Transformasi Epik Anya Geraldine di Film Mendadak Dangdut!
-
BRI Liga 1: Madura United Terhindar dari Degradasi, Bali United Gigit Jari
-
Neural Fatigue: Kelelahan Kognitif Akibat Terpapar Stimulus Berulang
-
Resmi Rilis, Oppo Reno 14 Pro Chipset Kencang dan Triple Rear Camera 50 MP