Viral Film 'Jumbo' membawa euforia di kalangan penonton Indonesia. Meski tidak semuanya memberi ulasan positif, tapi sebagian besar penonton ikut merayakan kesuksesan film ini.
Mereka merasa dihibur, dipeluk, dan mendapat teman melalui animasi 'Jumbo' ini. Tontonan yang selama ini dicari banyak orang akhirnya hadir di layar lebar.
Bukan kisah adaptasi, bukan remake, tapi Jumbo hadir sebagai film original yang menjadi angin segar kebanggaan Indonesia. Bahkan kisah Don dan kawan-kawan tidak hanya menjadi film animasi terlaris di tanah air tapi juga di Asia Tenggara.
Namun meski digadang-gadang sebagai film anak-anak, banyak orang sepakat kalau 'Jumbo' sebenarnya menyasar orang dewasa.
Banyak adegan dan dialog yang dinilai relevan dan menyentil. Seperti saat Don yang egois dan tidak mau mendengarkan teman-temannya.
Hal seperti ini tentu dekat dengan kehidupan banyak orang. Di mana bukan hanya anak-anak, tapi juga banyak orang dewasa yang kerap hanya mau didengar tanpa mau mendengar. Mereka hanya mau dibantu dan diutamakan tanpa melakukan hal yang sama. Bahkan mereka tak jarang juga ingkar janji demi kebutuhannya terpenuhi.
Selain itu adegan saat Atta dan teman-temannya menjauhi Don. Mereka tampak pilih-pilih teman dan hanya mau dekat dengan yang asik.
Kejadian seperti ini pun juga dekat dengan kehidupan orang dewasa. Terutama di dunia kerja. Banyak orang yang rela pilih-pilih teman dengan saling sikut, menjilat, dan bermuka dua. Bahkan tak jarang, rasa iri membuat mereka menjadi pembully.
Banyak pesan yang dikemas menarik dan ringan untuk diikuti dalam setiap film anak-anak. Sehingga menjadi tontonan yang kerap dinanti.
Bahkan tak hanya 'Jumbo', beberapa film animasi juga kesan yang serupa. Seperti 'Inside Out 2' yang dekat dengan kehidupan orang dewasa yang kerap 'disetir' oleh kecemasan. Melalui kisah Joy dan teman-temannya kita sadar bahwa kecemasan akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
Bila di masa kanak-kanak Joy masih bisa mendominasi mood, tapi semuanya berubah saat memasuki usia pubertas. Mempertahan sisi positif dan Joy setiap waktu pun jadi terasa semakin sulit saat dewasa.
Beralih ke kisah yang berbeda, kita mungkin akan menyadari dampak dari parenting strick parents melalui kisah 'Turning Red'. Anak yang terlalu dikekang cenderung menghasilkan pribadi yang mudah berbohong.
Padahal, cara mendidik anak seperti ini tidak ramah terutama bagi remaja. Dimana di usia tersebut mereka sedang senang-senangnya mengeksplor hal baru dan sedang mencari jati diri.
Lalu imajinasi yang terlupakan dan tertelan rutininas jenuh saat dewasa seperti film 'If'. Film ini mengingatkan kita dan memberi kebebasan untuk tetap berimajinasi walau sudah dewasa.
Karena bersenang-senang tidak mengenal batasan umur. Setiap orang berhak punya khayalannya sendiri seperti yang Bae dan Cal lakukan.
Film anak-anak memang sejatinya dikemas secara menyenangkan. Ilustrasinya yang cantik, penuh warna, dan menggemaskan. Lalu konfliknya yang ringan tapi penuh aksi membuat tontonan jenis ini memberikan kesan haru bagi para penonton dewasa.
Maka tak heran bila banyak orang yang menangis setelah menonton film animasi. Padahal, ceritanya mungkin tidak menyedihkan. Namun dekatnya kisah mereka dengan kehidupan sehari-hari membuat banyak orang termenung dan merefleksikan diri. Sehingga film animasi sering punya spot khusus bagi penonto dewasa.
Akhir kata, 'Jumbo' dan film animasi lainnya memang layak untuk menjadi tontonan wajib orang dewasa. Karena melalui kisah sederhana, film ini seringkali memang menyasar orang dewasa untuk diingatkan tentang kehidupan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Tak Hanya Sesama Teman, Saat Guru dan Dosen Juga Jadi Pelaku Bully
-
Kisah Relawan Kebersihan di Pesisir Pantai Lombok
-
Viral Tumbler KAI: Bahaya Curhat di Medsos Bagi Karier Diri dan Orang Lain
-
Ricuh Suporter Bola hingga War Kpopers, Saat Hobi Tak Lagi Terasa Nyaman
-
Budaya Titip Absen: PR Besar Guru Bagi Pendidikan Bangsa
Artikel Terkait
-
Capai 5 Juta Penonton, Jumbo Resmi Salip Rekor Pabrik Gula
-
Momen Emas Film Jumbo, Animasi Lokal yang Nggak Boleh Dianggap Remeh!
-
Kunto Aji Sentil Gibran Rakabuming Raka yang Mendadak Bahas Film Jumbo: Doi Ikutan Ambil Credit
-
Habib Jafar Simpan Kritik untuk Film Jumbo, Kini Sedang Fokus Beri Dukungan
-
Pencipta Lagu Selalu Ada di Nadimu, OST Jumbo yang Menggema di Gereja Katedral Semarang
Kolom
-
Kritik Sosial Drama 'Revenge of Others': Cermin Bullying, Sekolah dan Luka
-
Status Bencana Nasional Masih Wacana, Pengungsi Aceh Sudah Terancam
-
Gerakan Anti-Bullying: Selama Diam Jadi Budaya, Itu Hanya Mimpi Belaka
-
Hukum di Indonesia Mengenai Bullying: Sudah Cukup Tegas atau Belum?
-
Pesan Film Moonlight: Deskriminasi, Trauma, dan Keberanian Lawan Bullying
Terkini
-
Ulasan Novel Pachinko, Kisah Tiga Generasi Keluarga Korea di Jepang
-
Selamat dari Kecelakaan Maut, Dylan Carr Merasa Diberi Kesempatan Kedua
-
Lelah Drama dalam Percintaan? 5 Alasan Quiet Dating Cocok untuk Pekerja Sibuk
-
5 Rekomendasi HP Rp 1 Jutaan Tahan Banting dan Tahan Air, Harga Sangat Murah tapi Berstandar Militer
-
5 HP Android Mirip iPhone 17, Desain Bodi Kamera dan Kualitas Spek Nyaris Sama