Kelompok mahasiswa KKN Unila Desa Tunggal Warga sukses menggelar workshop pembuatan lilin aroma terapi dari minyak jelantah pada Kamis, 16 Januari 2025, pukul 13.00 s d. 16.00 WIB di Balai Kampung Tunggal Warga, Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang. Kegiatan yang bertema “Dari sampah jadi manfaat: Lilin Aroma Terapi Ramah Lingkungan” ini berhasil menarik minat ibu-ibu PKK dan perwakilan rukun keluarga di desa tersebut.
Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Sekretaris Desa Tunggal Warga, Bapak Pytrah Haryono, dan diinisiasi oleh kelompok mahasiswa KKN Universitas Lampung: Hery Fahamsyah (Penjas, 2022), Adi Kurnia Saputra (PKN, 2022), Putri Choirunisa (PBSI, 2022), Nadia Afista (PGSD, 2022), Evangeline Yuana Elfida (PGSD, 2022), Yuani Tri Astuti (PGSD, 2022), Amelia Putri Raissyah (Pendidikan Musik, 2022), Chika Putriayu Andisfa (Pendidikan Tari, 2022), dan Annisa Rintiara (PGSD, 2022), ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga, akan pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga, terutama minyak jelantah. Seperti diketahui, sebagian besar ibu-ibu di Desa Tunggal Warga berprofesi sebagai pedagang dan ibu rumah tangga sehingga produksi minyak jelantah cukup signifikan.
“Kami berharap dengan adanya workshop ini, ibu-ibu dapat mengubah mindset mereka tentang sampah, khususnya minyak jelantah. Minyak jelantah yang selama ini dianggap sebagai limbah, ternyata bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis,” ujar Heri Fahamsyah selaku Kordes dalam sambutannya.
Selama workshop, para peserta tidak hanya diajarkan cara membuat lilin aroma terapi, tetapi juga diberikan pemahaman mengenai dampak negatif dari pembuangan minyak jelantah sembarangan terhadap lingkungan.
Salah satu mahasiswa KKN, Putri Choirunisa, menjelaskan bahwa pembuangan minyak jelantah secara sembarangan dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan. Minyak jelantah yang dibuang ke tanah dapat mencemari tanah, mengurangi kesuburannya, dan mengganggu kehidupan organisme tanah. Jika dibuang ke saluran air, minyak jelantah akan mencemari perairan, merusak ekosistem air, dan mengancam kehidupan biota air. Selain itu, pembakaran minyak jelantah secara terbuka dapat menghasilkan emisi gas berbahaya yang mencemari udara dan menyebabkan masalah pernapasan.
Disampaikan juga bahwa dalam jangka panjang, pencemaran lingkungan akibat minyak jelantah dapat berdampak pada kesehatan manusia, seperti penyakit kulit, gangguan pernapasan, dan penyakit lainnya.
"Untuk membuat lilin aroma terapi dengan memanfaatkan minyak jelantah, bahan yang diperlukan adalah minyak jelantah, arang aktif, stearin, essential oil, dan pewarna bekas," jelas Nadia Afista, salah satu mahasiswa KKN.
"Langkah berikutnya, minyak jelantah harus disaring dan rendam dengan arang aktif selama 24 jam. Kemudian, minyak jelantah yang sudah direndam, dicampurkan dengan arang ke dalam stearin dengan perbandingan 1:1 pada api kecil. Setelah itu, tambahkan pewarna dan beberapa tetes minyak esensial. Aduk hingga merata. Terakhir, tuangkan campuran ke dalam cetakan yang sudah dilengkapi sumbu. Biarkan lilin mengeras selama 4-6 jam dan lilin aroma terapi siap digunakan."
Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat membuka peluang usaha baru bagi masyarakat Desa Tunggal Warga. Lilin aroma terapi yang dihasilkan dari workshop ini memiliki potensi untuk dipasarkan, baik di tingkat lokal maupun regional.
Workshop ini menjadi bukti bahwa masalah lingkungan dapat diatasi dengan solusi yang kreatif dan melibatkan partisipasi masyarakat. Dengan mengubah kebiasaan membuang minyak jelantah sembarangan, masyarakat Desa Tunggal Warga telah berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Keberhasilan workshop ini diharapkan dapat menjadi titik awal bagi program-program serupa di desa-desa lain. Pemerintah desa dan berbagai pihak terkait perlu mendukung upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah. Dengan demikian, lingkungan yang bersih dan sehat dapat terwujud.
Baca Juga
-
Anak SD Belajar Saham: Jangan Terburu-buru, Kuatkan Dulu Fondasi Keuangan
-
Ada Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan, Bagaimana Tanggapan Orang Tua?
-
Apakah Koruptor Dulu Tidur dan Bolos Waktu Pelajaran PPKn?
-
Dari Kominfo ke Komdigi, Rebranding dan Penyulut Kontroversi
-
Ketika Kebutuhan Dasar Menjadi Pemicu Kejahatan
Artikel Terkait
-
Imabsi Unila Gelar Festival Bulan Bahasa Indonesia 2024, Libatkan Pelajar SMP hingga Mahasiswa!
-
Angkat Potensi Desa, BEM Polimedia 2024 Gelar Pengabdian Masyarakat di Desa Cibadak
-
HMJPBS, Imabsi, dan Seeds Unila Sukses Gelar Dialog Keagamaan BERHASIL 2024
-
Imabsi Unila Sukses Gelar Kelas Karya, Bahas Linguistik di E-Commerce
-
Nama Soeharto Dihapus dari Tap MPR, Tutut: Mohon Maaf Kalau Selama Ini Bapak Ada Kesalahan
News
-
Presiden Prabowo Intruksikan Pembongkaran Pagar Laut Misterius di Perairan Tangerang
-
Israel Janji Gencatan Senjata dengan Palestina, Akankah Tragedi Lebanon Terulang?
-
Pagar Laut di Perairan Pesisir Utara Bekasi Ternyata Proyek Bikinan Pemerintah
-
Anggaran Terbatas, Ketua DPD Usul Rakyat 'Patungan' Biayai Program Makan Bergizi Gratis
-
Rudi Valinka Jadi Staf Khusus Menkomdigi, Meutya Hafid Ogah Berspekulasi soal Rekam Jejaknya
Terkini
-
Ada IVE Hingga aespa, Netflix Bagikan Daftar Soundtrack XO KITTY Season 2
-
Mengenal Lebih Dekat Jenis Kopi di Indonesia dalam Buku Kopi-Kopi Pilihan
-
Duet Lintas Generasi, Seulgi Red Velvet dan Kim Wan Sun Rilis Lagu Lucky
-
4 Varian Serum dari Ceracode Ampuh Atasi Kulit Kusam dan Tanda Penuaan
-
Bahagia dengan Apa yang Ada: Ulasan Buku 'Tempat Pulang Paling Nyaman'