Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Sri Ayuningsih
Ilustrasi kasih sayang ibu terhadap anak [Pixabay]

Entah harus kumulai dari kata seperti apa

Untuk menggambarkan perasaan ini

Tak ada penggambaran kata-kata yang sepadan

Untuk menunjukkan cintaku padamu

Pena ini tak henti menari-nari menoreh tinta di atas kertas putih

Aku selalu saja merasa baktiku tak pernah cukup

Hatiku masih saja selalu bergetar ketika aku menatap matamu

Jantungku seakan berhenti berdetak

Kala jemariku membasuh kedua kakimu yang bercampur aliran air mata

Saat kau terlelap

Kutatap raut wajahmu yang tak lagi muda

Kuperhatikan tiap garis wajahmu

Tanganmu yang tak lagi halus

Terlintas kenangan lalu ketika aku dalam buaianmu

Begitu cepat berlalu

Mungkinkah ada kesempatanku lagi merasakan hangatnya pelukanmu tanpa batas usiaku?

Ya, mungkin kini aku yang mulai memberi kehangatan pelukan bagimu, pada tubuh yang tak lagi tegap

Untaian kata yang kau baca ini hanya secercah bait-bait indah yang ingin kusampaikan padamu 

Aku mungkin tak mampu menyampaikan ini dihadapanmu

Bibirku bungkam terasa terkunci

Aku tak mampu menahan tiap tetes air mataku

Namun aku berusaha mampu menunjukkan kecintaanku padamu

Melalui tulisan dari seorang putri yang memanggilmu IBU

Sri Ayuningsih