Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Sri Ayuningsih
Langit di White Sand Dune (Wikimedia Commons Thomas Wikip)

Menapaki tanah pertiwi di sela desir-desir ombak

Bermandikan siluet lembayung jingga

Tuk sejenak rehatkan diri dalam buaian angin yang menerpa

Kian syahdu menyejukkan jiwa

Dengarlah

Teruntuk suatu Negeri yang kubisikkan ikrar

Dalam tembikar pilar-pilar panjang di perjalanan hidupku

Tersirat dari lubuk hati terdalam

Tenanglah!!!

Kami generasi emasmu

Tenanglah!!!

Tanggung jawab kan kami pikul bersama

Tenanglah!!!

Kau masih Bhineka Tunggal Ika

Takkan lagi kau dengar rakyatmu terisak-isak menahan tangis

Karena kebodohan…

Karena kemisikinan…

Karena ketidakadilan...

Cukuplah kau dibuai dalam asa

Bak merpati yang dimabuk cinta

Entah jadi apa di masa mendatang

Kian hari harap-harap cemas terus mengusik

Bagai telur di ujung tanduk

Membumbung harap dalam jiwa

Kelak kuberikan segala yang kumampu pada tanah dan airku

4 tahunku akan segera berlalu

Namun janjiku menyemai selalu

Dalam aksara kuabadikan janji

Untukmu tanah surgaku

InsyaAllah…

Sri Ayuningsih