Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Budi
Ilustrasi Cinta dalam Bayangan (Pixabay)

Hari mulai gelap tengah menyinari alam semesta.
Lantunan nada mulai bertebaran pun berhamburan.
Manusia nampak panik, tanpa arah yang jelas.
Suara-suara keindahan kini mulai sayu tertelan ulah perilaku yang tidak manusiawi.
Lautan kini mulai menghitam apa adanya.
Hijaunya alam juga terlihat kusut yang mengerikan.

Entah, apa yang terjadi.
Kini potret-potret perjuangan pun bersahabat dengan butiran debu.
Kilaunya masa silam hanyalah kenangan yang terkubur dalam-dalam.
Api semangat perjuangan, sudah bertebaran tanpa induk yang mengurusnya.
Masikah ada cinta, sebagai perekat persatuan dalam kedamaian.

Biarlah keadaan yang menjawabnya.
Kebahagiaan sejatinya berada pada unsur kenyamanan pada landasan cinta kasih.
Jarak yang merintangi tidak akan gentar ketika berada pada naungan cinta.
Rasa cinta adalah impian bagi semuanya.

Namun, kenapa rasa cinta kini tergeserkan dengan keadaan yang menyilaukan.
Masikah manusia mengenal cintanya.
Masihkah mereka merindukan kedamaian dan tentramnya hidup yang penuh panah ini.
Ini adalah peringatan, bahwa rasa cinta kedamaian hanyalah konsep di pikiran saja.

Budi