Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Dream
Ilustrasi Kupu-Kupu (unsplash)

Ragam corak menghias sayap

Terbang berpindah dalam sekejap

Mengecup kuntum aneka rupa

Menyesap nektar bermacam rasa

Sang hitam merentang dengan gagahnya

Si Merah melempar senyum angkuhnya

Kuning tertawa membagi ceria

Kepada semua yang mendengarnya

Sendiri atau berpasangan

Sendiri atau dalam gerombolan

Tak gagal mendapat perhatian

Pandangan kagum semua insan

Aura cantik yang menggelitik hati

Mengundang rasa tuk memiliki

Bocah kecil dengan penjaring

Mengejar lincah dalam udara yang kering

Melayang terbang tinggi-tinggi

Hingga momok tak ada lagi

Sebab terjaring hanya punya satu arti

DIsimpan dikagumi lalu dibiarkan mati

Ceria saat ini bagai ilusi luar biasa

Teringat masa sebelum metamorfosa

Ketika bentuk belum menjadi indah

Ketika yang memandangmu masih gelisah

Sebagai telur bagai mahkluk tanpa nyawa

Sebagai larva sederhana namun berjiwa

Sebagai ulat yang semua orang enggan mendekat

Sebagai pupa laksana ada tapi terlupa

Tergantung pasrah dimana saja

Diam bergelung dan bersahaja

Tak bergerak dalam selubung erat

Tak sadar apa saja yang telah mendekat

Dalam selimut daun yang terajut

Keajaiban berjalan berturut-turut

Pengorbanan tak terelakkan

Perjuangan demi perubahan

Mendahar sel tubuh sendiri

Menyisakan yang paling berarti

Memulai dari awal kembali

Membentuk raga baru lagi

Meringkuk dan bertahan sabar dalam kepompong

Menunggu  janji Tuhan yang tak pernah bohong

Merekah selubung saat waktunya

Mengepak indah sayap barunya

Dalam dunia yang penuh perkara

Indahmu mengingatkan manusia

Bahwa di balik segala masalah pembuat gundah

Selalu masih ada sesuatu yang indah

**

Borneo, Juli 2021

Dream