Hidup menggelandang di ibukota sendiri
Menyendiri tanpa tahu arah berpihak kemana
Berbekal pangan dan uang apa adanya
Sepanjang siang malam mencari Rupiah
Namun tiada Rupiah satupun yang kugenggam
Entah kenapa begitu terasa sulit bagiku
Tuk bertahan hidup menggelandang di ibukota
Tiada satupun kerabat yang kuhampiri
Diriku terpisah dari kampung nan jauh
Seakan diriku ini kian lama kian tersiksa jua
Panas terik yang membakar tubuhku
Debu asap yang kian lama menyesakkan dada
Walau menggelandang tiada asa yang putus
Tiada kenal kata lelah dan menyerah begitun saja
Bertempur melawan kemalasan demi Rupiah
Berjuang hingga mencapai titik darah penghabisan
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
Rupiah Loyo! Tembus Rp15.900 per Dolar AS, Calon Menkeu AS Jadi Biang Kerok
-
Ulasan Buku Bertajuk Selamat Datang Bulan, Kumpulan Puisi Ringan dengan Makna Mendalam
-
Rupiah Tergelincir di Perdagangan Senin Sore Imbas Data Ekonomi AS
-
Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS Pagi Ini, Didorong Indeks Saham Asia
Sastra
Terkini
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
3 Rekomendasi Two Way Cake Lokal dengan Banyak Pilihan Shade, Anti-Bingung!
-
4 Daily OOTD Simpel nan Modis ala Chae Soo-bin untuk Inspirasi Harianmu!
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
3 Peel Off Mask yang Mengandung Collagen, Bikin Wajah Glowing dan Awet Muda