Di pagi itu, senyumnya kembali
Raut ekspresi yang mulanya tampak lelah dan tak percaya diri
Sekarang tidak lagi
Anak itu kembali ceria nan berseri
Dia melupakan hatinya yang terbelah
Dia tak peduli dengan tangisnya yang kapan hari pecah
Anak itu hanya ingin tenang dan pasrah
Sambil menikmati panorama yang indah
Harapan telah kembali ia dapatkan
Selepas sekian lama berjuang mati-matian
Setelah berkali-kali berdebat dengan keputusasaan
Selesai ia terjatuh, tersungkur, terhempas, terbungkam
Tersenyumlah, wahai anak muda!
Jangan biarkan langkahmu yang penuh darah itu sia-sia!
Nyalakan kembali gelora
Sebab kau telah kembali memiliki asa
Mei 2021
Baca Juga
-
Menggugat Sekolah yang 'Tak' Bersalah
-
Film Encanto: Tak Ada Keluarga yang Benar-benar Sempurna
-
Doctor Strange MoM: Menyelamatkan Dunia Bukan Perkara yang Membahagiakan
-
Privilese Spider-Man dan Batman serta Korelasinya dengan Konsep Berbuat Baik
-
Imam Al Ghazali dan Tuduhan Soal Penyebab Kejumudan Berpikir
Artikel Terkait
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
Ulasan Buku Bertajuk Selamat Datang Bulan, Kumpulan Puisi Ringan dengan Makna Mendalam
-
Ulasan Buku Struktur Cinta Yang Pudar, Melawan Kenangan yang Perih
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Harapan Hidup Indonesia Vs Singapura: Beda 13 Tahun, Apa Penyebabnya?
Sastra
Terkini
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
3 Rekomendasi Two Way Cake Lokal dengan Banyak Pilihan Shade, Anti-Bingung!
-
4 Daily OOTD Simpel nan Modis ala Chae Soo-bin untuk Inspirasi Harianmu!
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
3 Peel Off Mask yang Mengandung Collagen, Bikin Wajah Glowing dan Awet Muda