Ilustrasi awan (Pixabay/photo-graphe)
Aku ingin berteriak,
Melampiaskan segala kesepian.
Namun suaraku ini terlalu serak,
Untuk bisa meneriakkan kehampaan.
Ah,
Izinkan kembali berjalan,
Menelusuri kembali jalan ingatan.
Memainkan batu khayalan,
Yang kemudian terjatuh di lubang kenyataan.
Lihatlah!
Betapa dungunya aku!
Rela menghidupkan kembali khayalan,
Dan mengkhayalkan kembali kehidupan.
Meskipun pada akhirnya,
Aku masih saja terhempas.
Namun sedikit aku merasa puas;
Karena sepi,
Telah ku tebas taringnya yang ganas!
Komentar
Berikan komentar disini >
Baca Juga
-
Ulasan Film Never Back Down: Kisah Remaja yang Mendalami Mix Martial Arts
-
Ulasan Film Warrior: Kisah Kakak-beradik yang Kembali Bertemu di Atas Ring
-
Ulasan Film Unbroken: Kisah Atlet Olimpiade yang Menjadi Tawanan Perang
-
Ulasan Film The Fighter: Kisah Seorang Pria Meraih Gelar Juara Tinju Dunia
-
Ulasan Film Rocky: Kisah Petinju Lokal Meraih Kesuksesan di Dunia Tinju
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Inside Out oleh Day6: Pengakuan Cinta yang Tak Bisa Lagi Ditunda
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
-
Shotty oleh Hyolyn: Melepaskan Diri dari Seseorang yang Tak Menghargaimu
-
5 Drama Korea Psikologis Thriller Tayang di Netflix, Terbaru Queen Mantis
-
Momen Langka! Rhoma Irama Jadi Khatib Salat Jumat di Pestapora, Intip Lagi Yuk Rukun dan Sunnahnya