Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Fachry
Ilustrasi awan (Pixabay/photo-graphe)

Aku ingin berteriak,

Melampiaskan segala kesepian.

Namun suaraku ini terlalu serak,

Untuk bisa meneriakkan kehampaan.

Ah,

Izinkan kembali berjalan,

Menelusuri kembali jalan ingatan.

Memainkan batu khayalan,

Yang kemudian terjatuh di lubang kenyataan.

Lihatlah!

Betapa dungunya aku!

Rela menghidupkan kembali khayalan,

Dan mengkhayalkan kembali kehidupan.

Meskipun pada akhirnya,

Aku masih saja terhempas.

Namun sedikit aku merasa puas;

Karena sepi,

Telah ku tebas taringnya yang ganas!

Fachry