Aku merenung dan berpikir banyak.
Memahami nasib dan beban hidupku.
Memandang kebebasan orang lain, di sela keterbatasanku.
Menuntut kemampuan, di atas kekuranganku.
Aku kadang berontak, mengapa mereka bisa sedang saya tidak.
Mengapa mereka selalu beruntung ketimbang saya. Apakah ini yang namanya porsi keadilan?
Apakah memang seperti ini, pahitnya hidup yang harus aku lawan?
Mungkin aku berada di masa yang tidak beruntung.
Masa, aku harus bertanggungjawab pada orang tercinta.
Masa yang memang aku harus berbakti padanya.
Hingga aku tak bebas seperti kakak-kakakku.
Apakah memang harus aku?
Menjaga dan merawat, hingga aku tertinggal jauh pada ambisiku.
Ambisi untuk mempelajari ilmu pengetahuan.
Aku dilema, antara tanggungjawab dan ambisi.
Antara berbakti dan ilmu pengetahuan.
Atau memang inilah jalan hidupku.
Iya, haruskah aku.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Arti Mimpi Potong Rambut Menurut Primbon dan Islam, Tanda Bahagia atau Malapetaka?
-
Film Believe Sabet Best Action Movie di Las Vegas, Kini Siap Tayang di New York
-
Pernah Mimpi Ular? Ini Makna Tersembunyinya Menurut Primbon Jawa dan Tafsir Islam
-
Dari Posyandu Hingga Maggot: Kisah Inspiratif Gerakan Masyarakat Ciptakan Lingkungan Sehat
-
Perempuan Pesisir dan Beban Ganda di Tengah Krisis Iklim
Sastra
Terkini
-
Ditanya Malam Pertama Setelah Menikah, Amanda Manopo: Kita Coba Hari Ini!
-
Review Film Jembatan Shiratal Mustaqim: Horor Moral yang Mirip Sinetron
-
Sinopsis Light of Dawn, Drama China yang Dibintangi Zhang Ruo Yun
-
Bunda Maia Beri Pesan Hidup pada Marshanda dan Maria Theodore: Pengalaman?
-
Gagal Redam Lawan, Bukti Skema Dua Bek Tengah Tak Cocok di Timnas Indonesia